7 research outputs found

    Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Persimpangan Bersignal Tiga Lengan Jalan Sam Ratulangi–jalan Babe Palar Manado

    Get PDF
    Volume lalu lintas terdiri dari komposisi kendaraan yang beraneka ragam, maka perlu faktor konversi berbagai jenis kendaraan dibandingkan dengan sebuah kendaraan ringan/mobil penumpang atau dengan kata lain faktor emp (ekivalensi mobil penumpang). Di Kota Manado, Persimpangan Jalan Sam Ratulangi–Jalan Babe Palar (Fiesta Ria) adalah salah satu persimpangan yang padat lalu lintasnya, karena daerah ini menghubungkan daerah pemukiman dengan daerah bisnis, persekolahan, dan perkantoran ataupun sebaliknya.Dalam menganalisa nilai ekivalensi mobil penumpang digunakan analisa regresi linear berganda dengan peubah bebas (X) yaitu kendaraan berat dan sepeda motor dan peubah tidak bebas (Y) yaitu kendaraan ringan. Untuk memudahkan perhitungan digunakan bantuan software SPSS. b1 dan b2 (koefisien regresi) merupakan ekivalensi mobil penumpang yang dicari. Setelah nilai ekivalensi mobil penumpang didapatkan data tersebut diuji korelasi yaitu untuk melihat apakah nilai peubah bebas tersebut mempunyai korelasi dengan peubah tidak bebas, dalam hal ini nilai korelasi yang diinginkan bernilai positif r > 0.Ekivalensi mobil penumpang persimpangan didapatkan dari hasil perhitungan rata-rata ekivalensi dari setiap pergerakan yaitu untuk kendaraan berat (HV) = 2,458 dan untuk dan untuk kendaraan roda dua (MC) = 0,60

    Analisa Kinerja Jaringan Jalan Dalam Kampus Universitas Sam Ratulangi

    Get PDF
    Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) adalah salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia yang berlokasi di Kota Manado, provinsi Sulawesi Utara, dan merupakan salah satu universitas favorit untuk menempuh pendidikan tinggi di Indonesia Timur. Seiring dengan meningkatnya jumlah mahasiswa dan tingginya intensitas kegiatan pendidikan tersebut maka mengakibatkan timbulnya bangkitan dan tarikan perjalanan ke kampus UNSRAT yang akan berpengaruh pada kinerja jalan. Ruas jalan akan mengalami kemacetan, antrian atau tundaan serta kemungkinan terjadi kecelakaan lalu lintas yang dapat mengganggu kelancaran dan Kenyamanan berkendara. Kinerja jalan adalah kemampuan dari suatu ruas jalan dalam melayani arus lalu lintas yang terjadi pada ruas jalan tersebut. Kinerja jalan ditentukan oleh kapasitas, derajat kejenuhan (“Degree of Saturation”, DS), kecepatan rata-rata, waktu perjalanan. Berdasarkan analisa yang dilakukan di empat ruas jalan dalam kampus Universitas Sam Ratulangi yaitu di jalan kampus selatan atau didepan Fakultas peternakan, di jalan kampus barat atau di depan RM devy, di jalan kampus selatan atau di samping Fakultas perikanan dan di jalan kampus barat atau di depan toko gayus, penelitian ini dilakukan selama tiga hari survey mulai dari pukul 06.00 – 21.00 WITA, maka diperoleh untuk derajat kejenuhan di ruas-ruas jalan dalam kampus Universitas Sam Ratulangi berkisar antara 0,136 sampai 0,355 masih berada dibawah ketentuan yang ditetapkan yaitu 0,75. Volume puncak yang terjadi berkisar antara 357 sampai 770,6 smp/jam. Kecepatan kendaraan pada volume puncak berada pada rentang 11,005 sampai 31,25 Km/jam. Sedangkan untuk tingkat pelayanan (“Level of service”, LOS) untuk ruas-ruas jalan dalam kampus Universitas Sam Ratulangi yaitu A dan B. Secara keseluruhan kinerja jaringan jalan dalam kampus Universitas Sam Ratulangi masih dalam kondisi baik

    Perencanaan Pengembangan Bandar Udara (Studi Kasus: Bandar Udara Sepinggan Balikpapan)

    Full text link
    Di Kalimantan Timur, saat ini transportasi melalui udara memegang peranan penting, dimana di beberapa daerah merupakan daerah pengeboran minyak, batu bara dan lainnya, sehingga memerlukan mobilitas yang tinggi antar daerah, dalam maupun luar propinsi. Dengan demikian, fungsi transportasi udara untuk kegiatan tersebut sangat vital. Di Balikpapan, salah satu kota dalam propinsi ini, terdapat Bandar Udara Internasional Sepinggan yang menurut sejarah awalnya digunakan untuk kegiatan Perusahaan Minyak Belanda (BPM). Dewasa ini, Bandara Sepinggan dianggap sudah tidak mampu menampung jumlah penumpang yang ada. Oleh karena hal tersebut, perlu direncanakan pengembangan untuk Bandara Sepinggan ini.Dalam merencanakan pengembangan suatu lapangan terbang harus memperkirakan arus lalu lintas di masa yang akan datang. Oleh karena itu, penelitian yang akan dilakukan bersifat research. Dengan menganalisa data lima tahun jumlah pesawat, penumpang, bagasi dan cargo menggunakan analisa regresi, dapat diramalkan arus lalu lintas di masa yang akan datang sehingga pengembangan bandar udara dapat diketahui perlu dilakukan atau tidak. Berdasarkan data-data primer yang diperoleh dari bandara seperti data klimatologi, data karakteristik pesawat, data tanah, dan data existing bandara digunakan sebagai acuan merencanakan pengembangan bandar udara.Berdasarkan hasil perhitungan yang mengacu pada standar International Civil Aviation Organization (ICAO) dengan pesawat terbang rencana Boeing 747-400 maka dibutuhkan panjang landasan (runway) 3.949 meter dan lebar landasan 60 meter.Jarak antara sumbu landasan pacu dan sumbu landasan hubung adalah 185 meter. Lebar total taxiway 38 meter, dan luas apron yang diperlukan 750,5 Ă— 164 = 123.082 m
    corecore