50 research outputs found

    Pengelolaan sumberdaya ikan lema (Ratrelliger kanagurta) yang berbasis kearifan lokal di Kampung Warsamdin dan Lopintol, Distrik Teluk Mayalibit, Provinsi Papua Barat

    Get PDF
    ABSTRACT People in the villages of Lopintol and Warsamdin, Raja Ampat have local knowledge called lobe in managing mackerel resource (Rastrelliger kanagurta), which set the pattern of utilization and do not damage the ecosystem of coastal waters through a religious approach. The purpose of this research is to describe the local knowledge of Lopintol and Warsamdin villages communities in managing mackerel resources; to inventory and identify the type of goto used; and to determine the composition of catch length.           This research was conducted in December 2014. Lobe is local knowledge about catching mackerel, which is attracted with light at night in the middle of the bay; directed to shore up into the goto, then captured with a scoop net. The amount goto in Lopintol village is 44 units and entirely made of stone; while in Warsamdin village is 24 units; where 14 units made of stone, 4 units made of board, and 6 units made of wood. The catch during the study (14 trips) is 12516 fish. The percentage of fish fork length of 20-20.9 cm was 7. 3%, 21-21.9 cm (37.7 %), 22-22.9 cm (15,0%), and fork length 23-23.9 was 39.9%. The fish caught had generally already ever done spawning reproduction. Keywords: mackerel, lobe wisdom, goto, Mayalibit Bay   ABSTRAK Masyarakat di Kampung Warsamdin dan Kampung Lopintol, Kabupaten Raja Ampat memiliki kearifan lokal yang disebut lobe dalam mengelola sumberdaya ikan lema (Rastrelliger kanagurta) dengan mengatur pola pemanfaatan serta tidak merusak ekosistem perairan pantai melalui pendekatan religius yang mereka anut. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan kearifan lokal masyarakat kampung Warsamdin dan Lopintol dalam mengelola sumberdaya ikan lema; mengidentifikasi jenis goto yang digunakan dan mengetahui komposisi ukuran panjang hasil tangkapan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2014. Lobe merupakan pengetahuan lokal tentang penangkapan ikan kembung yang dikumpulkan dengan cahaya lampu pada malam hari di tengah teluk, kemudian digiring ke pantai sampai masuk ke dalam goto, kemudian ditangkap dengan serok. Jumlah goto yang ada di kampung Lopintol sebanyak 44 goto seluruhnya goto batu, sedangkan di kampung Warsamdin sebanyak 24 buah yang terdiri dari goto batu 14 unit, goto papan 4 unit dan goto kayu 6 unit. Hasil tangkapan selama penelitian (14 trip) berjumlah 12.516 ekor. Presentase panjang garpu ikan 20-20,9 cm sebanyak 7,3%, 21-21,9 cm (37,7%), 22-22,9 cm (15,0%) dan 23-23,9 cm sebanyak 39,9%. Ikan-ikan yang tertangkap umumnya sudah pernah memijah. Kata-kata kunci: ikan kembung, kearifan lobe, goto, Teluk Mayalibi

    Pengaruh ekstrak udang pada umpan terhadap hasil tangkapan pancing dasar di perairan Tateli Weru, Kabupaten Minahasa

    Get PDF
    ABSTRACT The success of baited hook and line fishing gear is determined by the activity of fish in terms of finding and catching food. Adding shrimp extract on bait may increase the fishing power of the bait; but this kind of scientific information, particularly on the bottom hand line is not widely available. This study aimed to determine the effect of shrimp extracts on demersal fish catch in the surrounding fishing ground and to identify the species caught by the bottom hand line. This research was conducted in coastal waters Tateli Weru Village, District of Mandolang, Minahasa in October 2015 which was based on an experimental method. Six units of bottom hand line was operated, where three units using bait of scad mackerel marinated in shrimp extract, and three other units using plain bait of scad mackerel; and the data were analyzed using t-test. Total catches was 60 fish; 38 fish caught by bait with shrimp extract, and 22 fish caught by bait without shrimp extract. The results showed that use of bait with shrimp extract give more catches. Keywords: bottom hand line, extrack of shrimp, demersal fish, Tateli Weru   ABSTRAK Keberhasilan alat tangkap pancing dasar berumpan sangat ditentukan oleh aktivitas hidup ikan dalam hal mencari dan menangkap makanan. Pemberian ekstrak udang pada umpan diduga dapat meningkatkan kemampuan tangkap dari umpan; namun informasi ilmiah seperti ini, khususnya pada pancing dasar belum banyak tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak udang terhadap hasil tangkapan ikan demersal di sekitar daerah penangkapan dan mengidentifikasi jenis ikan hasil tangkapan pancing dasar. Penelitian ini dilakukan di perairan pantai Desa Tateli Weru, Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa  pada bulan Oktober 2015 yang didasarkan pada metode experimental. Enam unit pancing dasar dioperasikan, di mana tiga unit menggunakan umpan ikan malalugis yang direndam dalam ekstrak udang, dan tiga unit lainnya hanya menggunakan umpan ikan malalugis tanpa ekstrak; dan data dinalisis dengan uji t. Tangkapan total berjumlah 60 ekor; 38 ekor tertangkap dengan umpan yang diberi ekstrak udang, dan 22 ekor tertangkap dengan umpan tidak memiliki ekstrak udang. Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak udang pada umpan memberikan hasil tangkapan yang lebih banyak. Kata-kata kunci: pancing dasar, ekstrak udang, ikan demersal, Tateli Wer

    Fluktuasi hasil dan upaya tangkapan ikan pelagis dengan pukat cincin (small purse seine) yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Pantai Tumumpa Kota Manado

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui komposisi dan fluktuasi hasil tangkapan pukat cincin dan mengetahui tingkat upaya pemanfaatan ikan pelagis dengan pukat cincin yang mendaratkan hasil tangkapan di Pelabuhan Perikanan Pantai Tumumpa, Kota Manado.Penelitian ini didasarkan pada metode survei dengan pendekatan secara deskriftif.Data yang dikumpulkan adalah data hasil tangkapan pukat cincin selama 5 tahun terakhir, melalui wawancara dengan nelayan dan petugas setempat, serta data yang tercatat di PPP Tumumpa. Selanjutnya data tersebut dianalisis dengan menggunakan perhitungan CPUE untuk mengetahui upaya pemanfaatan sumberdaya oleh alat tangkap pukat cincin. Hasil tangkapan yang didaratkan di PPP Tumumpa umumnya adalah ikan pelagis yang terdiri dari ikan layang (Decapterus sp), cakalang (Katsuwonus pelamis), tongkol (Euthynus affinis), baby tuna  (Thunnus sp) dan selar (Selaroides leptolepis).Jenis hasil tangkapan tertinggi adalah ikan cakalang sebesar 23.334 ton, diikuti oleh ikan layang sebesar 11.330 ton, tongkol 4.912 ton, baby tuna 3.725 ton, dan yang  terendah adalah ikan selar hanya sebesar 166 ton. Tingkat upaya penangkapan selama 5 tahun menunjukkan tren negatif atau menurun setiap tahun.  Hasil tangkapan ikan layang, selar dan baby tuna menunjukkan tren negatif atau menurun setiap tahun, yang mengindikasikan bahwa ketiga jenis ikan tersebut mengarah ke tangkap lebih (overfished) atau tingkat eksploitasinya membahayakan kelestarian sumberdaya

    Pengaruh Umur Bulan Terhadap Hasil Tangkapan Sero

    Get PDF
    Bambanipa Village is one of the villages in Palasa District, Parigi Moutong Regency, Central Sulawesi Province. Based on direct observations and interviews with local fishermen, the number of fishermen in the village of Bambanipa is 37 people. The research method used is descriptive and participatory. descriptive methods used are surveys and interviews. for data analysis using a randomized block design (RBD) model, with a mathematical formulation. During the research in the village of Bambanipa, the total number of catches was 318 individuals. With details based on the type of fish caught, namely Baronang (Siganus lineatus) 19 individuals, Grouper (Cromileptes altivelis) 1 individuals, Botana (Ctenochaetus striatus) 1 individual, Katamba (Lethrinus lentjan) 3 individuals, Dayah beard (Upeneus moluccensis) 3 individuals, Rengginan (Myripristis hexagonatus) 69 individuals, Tiger snapper (Plectorhinchus chaetodontoides) 2 individuals, Kuwe (Pseudocaranx dentex) 5 individuals, Black point snapper (Lutjanus fulviflamma) 3 individuals, Selar (Selar boops) 10 individuals, Sembilang (Euristhmus microceps) 200 individuals , 2 individuals of Cuttlefish (Sepia sp.)

    Analisis tren hasil tangkapan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) dengan alat tangkap purse seine dan pole and line (Studi kasus di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung)

    Get PDF
    Ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) merupakan salah satu sumberdaya ikan  ekonomis penting yang dihasilkan dari perairan Indonesia, baik sebagai komoditas ekspor maupun sebagai komoditas konsumsi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan gizi nasional. Prediksi hasil tangkapan ikan cakalang yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Bitung untuk tahun-tahun yang akan datang belum diketahui oleh berbagai pihak. Sehingga dianggap perlu untuk melakukan penelitian tentang analisis hasil tangkapan ikan cakalang ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tren hasil tangkapan ikan cakalang yang didaratkan di PPS Bitung, juga untuk mengetahui prediksi hasil tangkapan ikan cakalang untuk tiga tahun ke depan. Hasil dari penelitian ini berguna untuk dijadikan pedoman pengembangan pelabuhan perikanan ke depan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode studi kasus dengan menggunakan analisis regresi. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka disimpulkan bahwa tren hasil tangkapan ikan cakalang yang didaratkan di PPS Bitung hingga tahun 2016 akan cenderung meningkat; dengan demikian kebutuhan pasokan bahan baku ikan cakalang untuk tiga tahun mendatang masih dapat terpenuhi

    Komposisi hasil tangkapan jaring insang dasar di perairan sekitar Desa Lopana Teluk Amurang

    Get PDF
    Desa Lopana, merupakan salah satu desa yang berada di Kabupaten Minahasa Selatan yang memiliki perairan laut yang relatif luas. Permukiman penduduk sebagian besar berada di pesisir pantai, sehingga kegiatan lebih banyak terfokus pada kegiatan yang berhubungan dengan  pemanfaatan sumberdaya perikanan. Pemanfaatan sumberdaya  perikanan yang ada masih bersifat tradisional, seperti pancing noru, pancing dasar, pancing ikan tindarung dan  jaring insang. Salah satu alat tangkap yang digunakan oleh masyarakat nelayan adalah jaring insang dasar (bottom gillnet) yang digunakan untuk ikan demersal, tetapi dapat juga tertangkap ikan pelagis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan jaring insang dasar berukuran  mata 1¾ inci dan 2 inci; mengikuti metode deskriptif yang didasarkan pada studi kasus. Total hasil tangkapan jaring insang dasar adalah 1339  ekor. Tangkapan jaring insang dasar ukuran mata 1 ¾ inci sebanyak 706 ekor yang terdiri dari 7 jenis; tetapi yang dominan adalah masua, Decapterus russeli (86,04%), gorara, Pentapodus bifasciatus (6,91%) dan kowong, Lutjanus rufolineatus (3,53%). Tangkapan jaring insang dasar ukuran mata 2 inci sebanyak 630 ekor yang terdiri dari 8 jenis; dan ikan dominan adalah masua, Decapterus russeli (88,89%), tude, Selaroides leptolepis 3,33% dan kowong, Latjanus rufolineanus (2,86%)

    Komposisi tangkapan tuna hand line di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung, Sulawesi Utara

    Get PDF
    Ikan tuna (Thunnus sp) adalah salah satu jenis ikan ekonomis penting di dunia dan merupakan komoditi perikanan terbesar ketiga di Indonesia setelah udang dan ikan dasar. Ikan tuna memiliki harga yang relatif lebih mahal dibandingkan harga komoditas ikan lainnya dengan permintaan terus meningkat. Pokok permasalahan yang ingin diteliti adalah mengetahui ukuran ikan tuna yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui komposisi ukuran hasil tangkapan tuna hand line; (2) menganalisis hubungan panjang dan berat hasil tangkapan tuna hand line. Data panjang dan berat ikan diperoleh dari data sekunder hasil tangkapan tuna hand line selama Agustus sampai Oktober 2014. Data diolah dengan memakai regresi sederhana. Hasil analisis diperoleh Y = 1´10-07X3,93 dengan koefisien determinasi R² = 0,91. Koefisien determinasi sebesar ini menunjukkan bahwa model yang diusulkan memenuhi syarat atau valid. Nilai b pada persamaan panjang berat tuna madidihang adalah 3,93 dan secara statistika dapat dikatakan pola pertumbuhan madidihang yang didaratkan di PPS Bitung adalah allometris positif (b>3), yaitu pertambahan berat lebih cepat dari pada pertambahan panjang

    Pengaruh jenis umpan terhadap hasil tangkapan pancing dasar di perairan sekitar desa Labuha Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis ikan yang tertangkap dan melihat apakah ada pengaruh dari jenis umpan terhadap hasil tangkapan disamping itu dengan penelitian ini kita dapat mengetahui waktu operasi penangkapan ikan yang terbaik. Alat tangkap yang digunakan dalam penelitian ini adalah empat unit pancing dasar, dimana tiap unit masing-masing menggunakan empat jenis umpan. Setiap unit pancing dasar terdiri dari penggulung tali, tali utama, tali cabang, kili-kili, mata pancing, pemberat dan umpan alami. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rancangan acak kelompok (RAK). Hasil menunjukkan bahwa ada satu atau lebih dari rata-rata perlakuan yang berbeda dengan yang lainnya. Jenis-jenis ikan yang tertangkap selama penelitian adalah terdiri dari 20 spesies ikan, dan yang lebih dominan tertangkap yaitu Goropa (18,05%), Tonton (15,79%), dan Kuisi (13,53%). Penggunaan umpan ikan Malalugis (Decapterus sp) pada pancing dasar lebih banyak hasil tangkapannya dibandingkan dengan umpan kembung (Rastrelliger sp), cumi dan udang

    Komposisi hasil tangkapan soma darape di perairan pantai Desa Bajo Kecamatan Tatapaan Kabupaten Minahasa Selatan

    Get PDF
    ABSTRACT Soma darape is a traditional net fishing gear that still operated in Amurang Bay because of simple in construction, relatively inexpensive, and easy to operate using a small boat. The operation, however, sometimes is done in damaging ways to fish resources and the environment. Therefore, this research aims to study the species and composition of catches of soma darape, as well as assessing the legal size of catches. This research was done in coastal waters near mangrove of Bajo Village, Tatapaan District, South Minahasa Regency in June 2015; based on descriptive method. The catch consisted of 19 species, and the predominant species (≥ 20) were Scatophagus argus (42), Tylosurus crocodiles (33), Carangoides ferdau (27), Scylla serrata (26), Leiognathus smithursti (21) and Terapon jarbua (20). There were 6 species that have a legal size, namely Terapon jarbua (1), Scatophagus argus (18), Siganus canaliculatus (3), Lutjanus fulvus (5), Sillago analysts (16) and Scylla serrata (1). Of the total catch, only 17.89% was legal size and 82.11% was not legal size. Keywords: soma darape, gill net, catch composition, Amurang Bay   ABSTRAK Soma darape merupakan alat tangkap jaring tradisional yang masih dioperasikan di Teluk Amurang karena konstruksinya sederhana, relatif murah dan mudah dioperasikan dengan perahu ukuran kecil. Tetapi kadang-kadang pengoperasiannya dilakukan dengan cara-cara yang bersifat merusak sumberdaya ikan dan lingkungan. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mempelajari jenis dan komposisi hasil tangkapan soma darape; serta menilai ukuran legal hasil tangkapan. Penelitian ini dilakukan di perairan pantai dekat mangrove Desa Bajo, Kecamatan Tatapaan Kabupaten Minahasa Selatan pada bulan Juni 2015; yang didasarkan pada metode deskriptif. Hasil tangkapan terdiri dari 19 spesies, dan spesies yang dominan (≥ 20 ekor) secara berturut-turut adalah ikan Scatophagus argus (42 ekor), Tylosurus crocodiles (33 ekor), Carangoides ferdau (27 ekor), Scylla serrata (26 ekor), Leiognathus smithursti (21 ekor) dan Terapon jarbua (20 ekor). Hanya 6 spesies yang memiliki ukuran legal tangkap, yaitu Terapon Jarbua (1 ekor), Scatophagus argus (18 ekor), Siganus canaliculatus (3 ekor), Lutjanus fulvus (5 ekor), Sillago analis (16 ekor) dan Scylla serrata (1 ekor). Secara total hasil tangkapan, hanya 17,89% yang layak tangkap dan 82,11% tidak layak tangkap. Kata-kata kunci: soma darape, jaring insang, komposisi tangkapan, Teluk Amuran

    Study of Welfare Level of Fisherman Community in Alo Village, Rainis District, Talaud Islands Regency

    Get PDF
    Talaud Islands Regency is a maritime area with a sea area of around 37,800 km² (95.24%) and a land area of 1,251.02 km². The fishing community in Alo Village utilizes fishery resources as their main source of life. especially the coastal community of Alo village which is dominated by fishermen who are classified as labor fishermen or small fishermen. Fishing communities are small groups of people living in coastal areas whose main livelihood is utilizing the natural resources found in the ocean, whether in the form of fish, shrimp, seaweed, shellfish, coral reefs and other marine wealth. To determine the level of welfare of the fishing community in Alo Village. The type of research method used in this research is census research using descriptive analysis. So it can be concluded that the level of welfare of the fishing community in Alo Village, Rainis District, Talaud Islands District, with the number of respondents representing as many as 30 respondents was categorized as quite prosperous or moderate with a percentage of 66.67% and a score of 13. Keywords: Alo Village, Welfare, Income, Expenditures, education. Abstrak Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan daerah bahari dengan luas lautnya sekitar 37.800 km² (95,24%) dan luas wilayah daratan 1.251,02 km². Masyarakat nelayan di Desa Alo memanfaatkan sumberdaya perikanan sebagai sumber kehidupan utama. khususnya masyarakat pesisir desa Alo yang di dominasi oleh nelayan yang tergolong nelayan buruh atau nelayan – nelayan kecil. Masyarakat nelayan yaitu kelompok kecil masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir dengan mata pencaharian utama adalah memanfaatkan sumberdaya alam yang terdapat di dalam lautan, baik itu berupa ikan, udang, rumput laut, kerang- kerangan, terumbu karang dan hasil kekayaan laut lainnya. Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan Desa Alo. Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian sensus dengan menggunakan analisis deskriptif. Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan di Desa Alo Kecamatan Rainis Kebupatan Kepulauan Talaud, dengan jumlah responden yang mewakili sebanyak 30 responden dikategorikan cukup sejahtera atau sedang dengan persentase 66,67% dan nilai skor 13. Kata kunci: Desa Alo, Kesejahteraan, Pendapatan, Pengeluaran, pendidikan
    corecore