2 research outputs found

    Low-Grade Fibromyxoid Sarcoma in Breast: A Rare Case Report

    Get PDF
    Sarkoma fibromyxoid tingkat rendah (LGFMS) adalah tumor jaringan lunak langka yang terdiri dari sel-sel gelendong hambar dalam stroma fibrosa hingga myxoid yang bervariasi, meskipun penampilan histologisnya jinak, menunjukkan risiko metastasis yang signifikan. 1% atau kurang dari semua kanker dengan asal rongga adalah LGFMS. Jarang, mereka dapat ditemukan di tempat-tempat aneh termasuk retroperitoneum, kepala, atau dinding dada. Berikut ini kami sajikan sebuah kasus, Seorang pasien wanita berusia 61 tahun datang dengan massa yang tumbuh lambat tanpa rasa sakit dan secara klinis ganas di payudara kiri. Sudah hadir selama 4 tahun. Biopsi dilakukan, ditemukan stroma tersusun atas sel-sel berbentuk gelendong, nukleus vesikuler tersusun melintang. ada sedikit jaringan myxoid dan ada fokus jaringan hialin dengan sedikit kalsifikasi. 1-2 sel mitosis dan banyak infiltrasi limfosit plasma terlihat. LGFMS secara histologis ditandai sebagai neoplasma jaringan lunak yang tampak hambar, tetapi tumor ditemukan terkait dengan perilaku agresif dan tingkat kekambuhan lokal yang tinggi atau metastasis jauh. Entitas serupa dicirikan oleh mawar raksasa dan adanya area pulau aselular terhialinisasi yang dikelilingi oleh sel oval dan gelendong telah dinamai sebagai "Tumor Sel Spindel Hyalinisasi dengan Mawar Raksasa" (HSTGR). Kehadiran area fokal seluleritas tinggi, pembesaran inti, peningkatan aktivitas mitosis, dan nekrosis tidak dianggap sebagai prognostik yang buruk untuk kekambuhan atau metastasis. Manajemen bedah adalah terapi standar dan memiliki potensi kekambuhan dan metastasis yang tinggi. Ukuran tumor yang kecil mungkin merupakan faktor prognostik yang menguntungkan. Radioterapi lokal perlu dianjurkan untuk pencegahan kekambuhan dan metastasis

    Hubungan Jumlah Limfosit, Monosit, dan Neutrofil Darah Tepi dengan Pemberian Vitamin D pada Terapi Neoadjuvan Kanker Payudara Stadium Lanjut Lokal

    Get PDF
    Tujuan: Untuk menilai hubungan antara jumlah limfosit, monosit, dan neutrofil darah tepi pada pasien kemoterapi neoadjuvan kanker payudara stadium lanjut lokal dengan pemberian vitamin D.  Metode: Desain penelitian ini berupa single-blind, randomized placebo-controlled trial yang melibatkan 14 sampel dengan 7 sampel sebagai kelompok percobaan yang diberi vitamin D 600 IU/hari dan kelompok kontrol yang diberi plasebo. Dilakukan pengukuran kadar vitamin D, limfosit, monosit, dan neutrofil  masing-masing 1 minggu pasca kemoterapi.  Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2019-Maret 2020 di RSUP Prof. Dr. RD Kandou  Manado. Analisa data dilakukan dengan uji ANOVA. Hasil: Kadar vitamin D pada kelompok percobaan mengalami peningkatan yang signifikan dibanding kelompok kontrol.  Peningkatan kadar limfosit pada kelompok percobaan sebanyak 11% dibanding kelompok kontrol  (p<0,05).  Kadar monosit juga meningkat 2% pada kelompok percobaan dibanding kelompok kontrol (p<0,05), namun berbanding terbalik dengan kadar neutrofil batang dan segmen yang turun 3-4% pada kelompok percobaan (p=0,079). Simpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara kadar limfosit dan monosit terhadap pemberian vitamin D pada kanker payudara stadium lanjut lokal yang mendapat kemoterapi neoadjuvan, namun tidak terdapat hubungan bermakna pada kadar neutrofil
    corecore