27 research outputs found

    HUBUNGAN ANTARA ASUPAN, ENERGI, DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 4 DAN 5 SDN 21 KELURAHAN BAHU KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO

    Get PDF
    Masalah yang timbul pada anak sekolah yaitu berat badan rendah dan kelebihan berat badan. Berdasarkan Riskesdas 2010 anak usia sekolah yang kurus 7,6% dan untuk Sulawesi Utara berada di bawah rata-rata-rata tingkat nasional yaitu 5,4%. Di Indonesia berdasarkan Riskesdas 2010 rata-rata kecukupan energi anak 7-12 tahun 81,5%, sementara itu persentase anak umur 7-12 tahun di Sulawesi Utara rata-rata konsumsi energi yaitu 88,6%, di mana berada diatas rata-rata tingkat nasional. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan asupan energi dengan status gizi anak sekolah dasar di SDN 21 Kelurahan Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado. Penelitian ini bersifat observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil dengan teknik total sampling sebanyak 72 anak. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner, formulir food recall 24 jam, alat tulis menulis, program nutrisurvey. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariate dengan uji statistik yaitu korelasi Spearman pada tingkat kemaknaan 95% (α=0,05). Berdasarkan hasi uji korelasi Spearman terlihat taraf signifikan atau nilai P sebesar 0,000 (<0,05) dan nilai koefisien korelasi sebesar 0,844. Hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan antara asupan energi dengan status gizi IMT/U pada anak Sekolah Dasar Negeri 21 Kelurahan Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado. Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan antara asupan energi dengan status gizi tergolong kuat karena memiliki nilai koefisien korelasi (r = 0,844),Kata Kunci: Asupan Energi, Status Gizi, AnakABSTRACTProblems arising in school children that are low weight and overweight. Based on Riskesdas 2010 school-age children who are 7.6% thin and for North Sulawesi are below the national average of 5.4%. In Indonesia based on Riskesdas 2010 the average energy sufficiency of children 7-12 years 81.5%, meanwhile the percentage of children aged 7-12 years in North Sulawesi average energy consumption is 88.6%, which is above average National level. This study aims to determine the relationship of energy intake with nutritional status of elementary school children at SDN 21 Kelurahan Bahu Kecamatan Malalayang Manado. This research is analytic observation with cross sectional approach. Samples were taken with a total sampling technique of 72 children. The research instrument used questionnaire, 24 hour food recall form, stationery, nutrisurvey program. Data analysis using univariate and bivariate analysis with statistical test that is Spearman correlation at significance level 95% (α = 0,05). Based on Spearman correlation test seen significant level or P value of 0.000 (<0,05) and value of correlation coefficient equal to 0,844. This shows that there is a relationship between energy intake with nutritional status of IMT / U in elementary school children of 21 sub-district of Bahu Village, Malalayang Sub-district, Manado City. This shows that there is a relationship between energy intake with nutritional status is strong because it has correlation coefficient value (r = 0,844).Keywords: Energy intake, nutritional status, chil

    HUBUNGAN ANTARA STATUS IMUNISASI DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 24-59 BULAN DI DESA TATELI WERU KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA

    Get PDF
    Tujuan dari indikator program Sustainable Development Goals (SDGs) salah satunya yaitu untuk mengurangi angka kematian balita. Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi, UNICEF dan WHO merekomendasikan sebaiknya bayi disusui air susu ibu (ASI) selama 6 bulan (ASI eksklusif), dan pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berumur 2 tahun. Selain ASI, imunisasi wajib diberikan pada bayi dan anak untuk mencegah sakit, kecacatan dan kematian akibat PD3I. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara status imunisasi dan pemberian ASI eksklusif dengan status gizi pada anak usia 24-59 bulan di Desa Tateli Weru Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional study (studi potong lintang) yang dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2019. Populasi dan sampel penelitian merupakan seluruh balita yang bertempat tinggal di Desa Tateli Weru berjumlah 72 balita. Hasil penelitian untuk status gizi berdasarkan indeks BB/U yaitu gizi baik 75% dan gizi kurang 25%, berdasarkan indeks TB/U untuk kategori normal 62,5% dan pendek 37,5%, berdasarkan indeks BB/TB untuk kategori normal 54,2%, kurus 45,8%. Status imunisasi, lengkap 80,6% dan tidak lengkap 19,4% dan untuk pemberian ASI eksklusif, yang diberikan ASI eksklusif 26,4% dan yang tidak 73,6%. Berdasarkan hasil penelitian, tidak terdapat hubungan antara status imunisasi dengan status gizi (BB/U, TB/U, BB/TB) dan terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi (BB/U, TB/U, BB/TB). Dianjurkan kepada orang tua untuk lebih aktif dalam memantau status gizi anak serta mengikuti kegiatan penyuluhan atau sosialisasi kesehatan anak. Kata Kunci: Status Imunisasi, Asi Eksklusif, Status Gizi ABSTRACTOne of the objectives of the Sustainable Development Goals (SDGs) program indicators is to reduce children under five mortality rate. To reduce morbidity and mortality, UNICEF and WHO give recommend that babies should be giving only breast milk for 6 months (exclusive breastfeeding), and continued breastfeeding for up to 2 years. In addition to breastfeeding, immunization must be given to infants and children to prevent illness, disability and death due to disease that can be prevented by immunization. The purpose of this study was to study the relationship between immunization status and exclusive breastfeeding with nutritional status in children aged 24-59 months in Tateli Weru Village, Mandolang District, Minahasa Regency. This study used a cross sectional study design which was conducted in August to September 2019. The population and sample of the study were all children that stay in the Tateli Weru village which is 72 children. The results of the study for nutritional status based on BB / U index are 75% good nutrition and 25% malnutrition, based on the TB / U index for the normal category is 62,5%, and short 37.5% %, based on the BB / TB index for the normal category is 54,2%, thin 45,8%. Immunization status, complete 80.6% and incomplete 19.4% and for exclusive breastfeeding, those who were given exclusive breastfeeding were 26.4% and non-73.6%. Based on the results of the study, there is no relationship between immunization status and nutritional status (BB / U, TB / U, BB / TB) and there is a relationship between exclusive breastfeeding and nutritional status (BB / U, TB / U, BB / TB). It is recommended for parents to be more active in the nutritional status of children participating in counseling activities or special children's health socialization. Keywords: Immunization Status, Exclusive Breastfeeding, Nutritional Statu

    HUBUNGAN ANTARA PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DI KOTA MANADO

    Get PDF
    Berat lahir menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan. WHO menetapkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) jika bayi memiliki berat badan lahir kurang dari 2500 gram. Ukuran tubuh bayi saat lahir dapat dipengaruhi oleh ukuran tubuh ibu dibanding ayah. Faktor yang langsung mempengaruhi hasil dari kehamilan yaitu kenaikan berat badan selama hamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pertambahan berat badan ibu selama hamil dengan berat badan lahir bayi di Kota Manado. Desain Penelitian menggunakan rancangan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross secsional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang tinggal di 5 wilayah kerja Puskesmas yang telah ditentukan yaitu, Puskesmas Bahu, Puskesmas Ranotana Weru, Puskesmas Kombos, Puskesmas Tuminting, dan Puskesmas Paniki bawah. Sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan total sampling yang didapat saat penelitian berjumlah 207 dan diseleksi menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi sehingga sampel yang digunakan sebanyak 150 sampel. Hasil Penelitian berdasarkan uji spearman diperoleh hasil tidak terdapat hubungan antara pertambahan berat badan ibu selama hamil dengan berat badan lahir bayi, nilai p value yang di peroleh sebesar 0,155 dengan nilai α = 0,05. Hasil uji dengan nilai p value (0,155) lebih besar dari α (0,05). Kesimpulan tidak ada hubungan antara pertambahan berat badan ibu selama hamil dengan berat badan lahir bayi di Kota Manado.Kata Kunci: Pertambahan Berat Badan, Berat Badan Lahir Bayi.ABSTRACTBirth weight described the growth of the fetus during the pregnancy. WHO establishes low birth weight if the baby was born with birth weight less than 2500 grams. The baby's body size at birth can be affected by the size of the mother's body compared to the father. Factors that directly affect the outcome of pregnancy are weight gain during maternal pregnancy. This study aims to determine the relationship between maternal weight gains during pregnancy with birth weight babies in Manado. This study designed with an analytic observational research and cross sectional approach. The population in this study was mothers who has babies 0-12 months and conducted in 5 work areas of public health care center in Manado; they are Tuminting health care center, Paniki Bawah health care center, Ranotana Weru health care center, Kombos health care center, and Bahu health care center. The sample in this study was determined based on the total sampling. During the study there were 207 samples collected and already selected using inclusion and exclusion criteria so that the sample used for this study is 150 samples. Result of the research based on spearman-test obtained results there is no relationship between maternal weight gain during pregnancy with infant birth weight, p-value is 0,155 with value α = 0,05. The test result with p value (0,155) is bigger than α (0,05). The conclusion is there no relationship between maternal weight gain during pregnancy and birth weight of infant in Manado.Keywords: Weight Gain, Baby's Birth Weight

    HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SDN 1 TOUNELET DAN SD KATOLIK SANTA MONICA KECAMATAN LANGOWAN BARAT

    Get PDF
    Rendahnya status gizi anak-anak sekolah akan membawa dampak negatif pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kurang gizi pada masa fase cepat tumbuh otak dapat bersifat irreversible (tidak dapat pulih) dimana kecerdasan anak yang mengalami kurang gizi tidak bisa lagi berkembang secara optimal. Hal ini akan mengakibatkan kemampuan geometrik anak akan rendah dan anak tidak bisa berkonsentrasi secara maksimal.Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar siswa kelas 4 dan 5 SDN 1 Tounelet dan SD Katolik Santa Monica Kecamatan Langowan Barat. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 dan 5 SDN 1 Tounelet SD Katolik St. Monica dengan jumlah total populasi 109 siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang berjumlah 70 siswa. Data penelitian menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer berupa pengukuran tinggi badan dan berat badan siswa dan data sekunder yang terdiri dari data identitas siswa yang diperoleh dari data registrasi yang ada di sekolah dan data prestasi belajar siswa yang didapat dari nilai rata-rata hasil evaluasi akhir semester genap.Hasil uji Fisher Exact menunjukan tidak ada hubungan antara Status Gizi BB/U dengan prestasi belajar dengan nilai  p = (0,157 ) > α (0,05). Pada Status Gizi TB/U dengan prestasi belajar tidak terdapat hubungan dengan nilai p= (0,052 ) > α (0,05). Status Gizi BB/TB dengan prestasi belajar tidak terdapat hubungan dengan nilai p= (1,00) > α (0.05). Status Gizi IMT/U dengan prestasi belajar tidak terdapat hubungan dengan nilai p= (0,299) >  α (0.05).  Kata Kunci : Status Gizi, Prestasi Belajar ABSTRACTThe undernutrition status of school children will have a negative impact on improving the quality of human resources. Undernutrition during the rapid phase of brain growth may be irreversible (can not be recovered) where the intelligence of children who are malnourished can no longer develop optimally. This will result in geometric ability of children will be low and the child can not concentrate to the maximum.To determine whether there is a relationship between nutritional status and student achievement grades 4 and 5 SDN 1 Tounelet dan SD Katolik Santa Monica Kecamatan Langowan Barat.This study is observational analytic study with cross sectional study. The population in this study were students SDN 1 Tounelet and SD Katolik Santa Monica with total population 109 students. The sample in this study is the entire population who meet the inclusion and exclusion criteria numbering 70 students. Data research using primary data and secondary data. The primary data of the measurement of height and weight of students and secondary data consisted of student identity data obtained from registration data that is in school and student achievement data is obtained from the average value of the results of the final evaluation of the semester.The Fisher Exact Test results showed no relationship between nutritional status Weight for Age and academic achievement with a value of p = (0,157)> α (0.05). In the Nutritional Status of Height for Age with student achievement there was no correlation with the value of p = (0.052)> α (0.05). Nutritional Status Weight for Height with student achievement there was no correlation with the value of p = (1.00)> α (0.05). Nutritional Status BMI for Age and student achievement there was no correlation with a value of p = (0.299) > α (0.05).Keywords: Nutritional Status, Study Achievemen

    HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI PUSKESMAS KOLONGAN KECAMATAN KALAWAT KABUPATEN MINAHASA UTARA

    Get PDF
    Status gizi pada bayi dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu menyangkut faktor yang ada dalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai masalah makan pada anak sedangkan faktor eksternal menyangkut keterbatasan ekonomi keluarga, sehingga uang yang tersedia tidak cukup untuk membeli makanan. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa sebagian besar anak kurang gizi berasal dari keluarga miskin, anak–anak yang tumbuh dalam suatu keluarga miskin merupakan kelompok yang paling rawan terhadap gizi kurang. Kemiskinan berdampak pada sumber keuangan sehingga mengurangi kesempatan untuk makan yang sehat. Sosial ekonomi merupakan suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam masyarakat, pemberian posisi itu disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh orang yang membawa status tersebut. Diantara 33 provinsi di Indonesia, 19 provinsi memiliki balita gizi kurang di atas angka prevalensi nasional yaitu 19,7% dan Sulawesi utara termasuk dalam 19 provinsi dengan memiliki prevalensi balita gizi kurang 16,5% namun berdasarkan target MDGs tahun 2015 : 15,5% Sulawesi Utara tergolong tidak mencapai sasaran. Laporan penimbangan balita di posyandu di Kabupaten Minahasa Utara diketahui status gizi balita yang gizi baik sebanyak 11364 anak (98,0%), gizi kurang sebanyak 227 anak (19,5 %), gizi buruk sebanyak 3 anak (25,8 %). Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik, dengan pendekatan cross sectional yaitu untuk melihat hubungan antara status sosial ekonomi dengan status gizi bayi usia 6-12 bulan. Tidak terdapat hubungan antara status sosial ekonomi dengan status gizi pada bayi usia 6 – 12 bulan.Kata Kunci : Sosial Ekonomi, Status Gizi Bayi ABSTRACTNutritional status in infants is affected by internal and external factors. Internal factors namely concerning factor is inside a child psychologically appears as a problem eating in children whereas external factors concerning the limitations of the family economy, so that the money available is not enough to buy food. The World Health Organization (WHO) States that most of the malnourished children coming from poor families, children who grow up in a poor family is the group most vulnerable to malnutrition. Poverty impact on financial resources so as to reduce the opportunity for healthy eating. The social economy is a position of socially organized and put someone on a certain position in society, granting that position accompanied by a set of rights and obligations that should be played by the person who brings the status such. Among the 33 provinces of Indonesia, 19 provinces have less nutritional toddler above national prevalence i.e. 19.7% and North Sulawesi included in 19 provinces having the prevalence of nutritional toddler less 16.5% but based on the MDGs 2015 year target: 15.5% of North Sulawesi pertained not to reach the target. Report on toddler posyandu weighing in the Regency of Minahasa in North of the known nutritional status a toddler nutrition both as much as 11364 (98.0%), nutrition less as much as 227 children (19.5%), malnutrition is as much as 3 children (25.8%). This research use analytic observational design, with cross sectional approach is to look at the relationship between socio-economic status with the nutritional status of infants aged 6-12 months. There is no relationship between socio-economic status with nutritional status in infants ages 6 – 12 months.Keywords: Socioeconomic, Nutritional Status Of Infant

    HUBUNGAN ANTARA KELELAHAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA SOPIR ANGKUTAN UMUM TRAYEK KAROMBASAN – MALALAYANG KOTA MANADO

    Get PDF
    Faktor lingkungan kerja yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan keselamatan kerja seperti pekerjaan dan pemakaian waktu yang berlebihan dapat menimbulkan kelelahan. Adapun pada kelelahan tersebut,  jika tidak ada penanganan secara lanjut beresiko stres kerja, penyakit akibat kerja, dan kecelakaan akibat kerja. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara kelelahan kerja dengan stres kerja pada sopir trayek Karombasan – Malalayang Kota Manado. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan cross sectional study. Penelitian ini dilakukan di Terminal Karombasan Basis 02 pada bulan Mei - Juni 2019. Sampel pada penelitian ini berjumlah 65 responden. Hasil penelitian yang didapat penelitian menggunakan Uji Statistik Spearman Rank nilai p = 0,000 dan r = 0,598 (p-value ≤ 0,05). Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara kelelahan kerja dengan stres kerja pada sopir angkutan umum trayek Karombasan–Malalayang Kota Manado dengan kekuatan hubungan Sedang dan arah hubungan Positif. Saran agar sopir trayek mengambil waktu istirahat lebih banyak untuk mengurangi kelelahan yang muncul ketika berkendara dan memperhatikan asupan gizi dalam hal ini pola makan. Kata Kunci: Stres Kerja, Kelelahan Kerja ABSTRACT Work environment factors that do not meet occupational health and safety requirements such as work and excessive use of time can cause fatigue. As for the fatigue, if there is no further handling at risk of work stress, work-related illness, and work-related accidents. The purpose of this study was to determine the relationship between work fatigue and work stress on the Karombasan - Malalayang route driver in the city of Manado. This study is an analytic study with a cross sectional study design. This research was conducted at the Base Karombasan Terminal 02 in May - June 2019. The sample in this study amounted to 65 respondents. The results obtained by the study using the Spearman Rank Statistical Test the value of p = 0,000 and r = 0.598 (p-value ≤ 0.05). The conclusion in this study is that there is a relationship between work fatigue and work stress on the Karombasan – Malalayang route of the city of Manado with the strength of the moderate relationship and the direction of the positive relationship. Suggestions that the route driver take more rest time to reduce the fatigue that arises when driving and pay attention to nutritional intake in this case the diet. Keywords: Work Stres, Work Fatigue
    corecore