3 research outputs found

    Studi In Silico Senyawa Aktif Daun Tagalolo (Ficus septica Burm F) sebagai Ligan Uji pada Enzim L-Histidin Decarboxylase

    Get PDF
    Histamine is one of the parameters in the tuna export trade that needs to be considered so that the product can be well received in the United States (USA), European Union (EU), and Japan. Histamine is used as a quality indicator for food safety of tuna products, because high histamine can cause toxic effects in humans. The leaves of the tagalolo/awar-awar plant (Ficus septica Burm. F) contain active compounds that function to cure several types of diseases such as ulcers, itching, wounds, diarrhea, dysentery and drugs to reduce fever and are used as inflammatory drugs. This study aims to determine the types of active compounds in tagalolo/awar-awar leaves from the literature search and their potential to react with the enzyme L-histidine decarboxylase through non-empirical research in silico. The compounds obtained from the literature search are Genistin, ß-amyrin, Pyrrolidine and Phenanthroindollizidine. These compounds were then tested In Silico with molecular docking. The results of the in silico study showed that the compounds Genistin, ß-amyrin, Pyrrolidine and Phenanthroindollizidine could not react with the L-histidine decarboxylase enzyme because all the tested ligands did not react or bind to the receptor.Keyword:     Tagalolo plant, Histamine, In Silico, Molecular Docking. Histamin merupakan salah satu parameter dalam perdagangan ekspor tuna yang perlu diperhatikan agar produk dapat diterima dengan baik di Amerika Serikat (USA), Uni Eropa (UE), maupun Jepang. Histamin dijadikan indikator mutu untuk keamanan pangan produk tuna, karena histamin yang tinggi dapat menyebabkan efek keracunan pada manusia. Daun tanaman tagalolo/awar-awar (Ficus septica Burm. F) mengandung senyawa aktif yang berfungsi menyembuhkan beberapa jenis penyakit seperti obat bisul, gatal-gatal, luka, diare, disentri dan obat untuk menurunkan demam serta digunakan sebagai obat radang atau inflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis senyawa aktif daun tagalolo/awar-awar hasil penelusuran pustaka dan potensinya untuk bereaksinya dengan enzim L-histidin dekarboksilase melalui riset non-empirik secara in silico. Senyawa yang didapatkan dari penelusuran pustaka yaitu Genistin, β- amyrin, Pyrrolidine dan Phenanthroindollizidine. Senyawa-senyawa tersebut kemudian diuji secara In Silico dengan penambatan molekul (molecular docking). Hasil studi secara in silico menunjukkan bahwa senyawa Genistin, β- amyrin, Pyrrolidine dan Phenanthroindollizidine tidak dapat bereaksi dengan enzim L-histidin dekarbokasilase karena semua ligan uji tidak bereaksi atau terikat dengan reseptor.Kata kunci:  Tanaman Tagalolo, Histamin, In Silico, Molecular Docking

    Studi Pengolahan Cumi-Cumi (Loligo SP.) Asin Kering Dihubungkan Dengan Kadar Air Dan Tingkat Kesukaan Konsumen

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari tentang pengolahan cumi-cumi (Loligo sp) asin kering dihubungkan dengan kadar air dan tingkat kesukaan konsumen. Cara perlakuan awal dengan menggunakan alat pengering buatan sumber panas dari sinar matahari dengan lama pengeringan 5 jam dengan suhu 30–31°C dan dilanjutkan dengan menggunakan alat pengering buatan sumber panas dari kompor dengan suhu 45–60°C. Hasil penelitian menunjukkan nilai kadar air cumi-cumi asin kering pada penelitian ini sudah memenuhi standar mutu SNI (2326:2010) sehingga masih layak untuk dikomersilkan, dengan nilai 20%. Sedangkan dari penelitian ini, nilai kadar air 19,85% pada lama pengeringan 12 jam dan menggunakan alat pengering buatan dengan sumber panas dari kompor. Berdasarkan uji organoleptik, produk yang paling disukai oleh panelis adalah produk yang diberi perlakuan lama pengeringan selama 12 jam dengan cara pengeringan menggunakan pengering buatan di bawah sinar matahari dan dilanjutkan dengan sumber panas dari kompor yaitu dengan nilai: kenampakan (8,733), bau (8,533), cita rasa (8,600), dan tekstur dengan nilai tertinggi (8,600)

    Management of Scad Fisheries (Decapterus Spp.) in Sulawesi Sea Waters, North Sulawesi Province, Using EAFM

    Full text link
    There are a large variety and quite abundant types of small pelagic fish that have high economic value in the Sulawesi Sea. One of which is the blue scad fish or commonly known as malalugis (Decapterus macarellus). This study aims to analyze and determine the status of scad fisheries management and to develop recommendations in the management of scad fisheries in the waters of Sulawesi Sea, North Sulawesi Province. The evaluation of fishery management status is carried out using multi-criteria analysis (MCA) through the development of composite index of each indicator of Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM). The results showed that, in general, the status of scad fisheries management in North Sulawesi Province, was in ‘good' category, specifically reviewed from the domain of fish resources fall into the category of “medium”, habitat and ecosystem “good”, fishing techniques “good”, economy “not good”, social “medium” and institutional “good”. Management actions take precedence over domains that have “poor” indicator values. Priority management action is implemented in the economic domain, followed by the domain of fish resources, social, institutional and fishing techniques.Indonesian title: Pengelolaan perikanan ikan layang (Decapterus spp.) di perairan Laut Sulawesi, Provinsi Sulawesi Utara, menggunakan EAF
    corecore