2 research outputs found

    UJI IMUNOGENITAS PROTEIN REKOMBINAN FUSI ESAT-6/CFP-10 Mycobacterium tuberculosis TERHADAP EKSPRESI IFN-γ DAN JUMLAH LIMFOSIT T CD4+ PADA KULTUR PBMC

    Get PDF
    Latar Belakang: Vaksinasi merupakan usaha pencegahan dan pemberantasan tuberkulosis (TB) yang efektif dengan menstimulasi respons imun terutama limfosit T CD4+ untuk menghasilkan sitokin-sitokin seperti Interferon gamma (IFN-γ). Interferon gamma memiliki peranan yang sangat penting dalam proteksi terhadap infeksi TB. Protein rekombinan fusi Early Secretory Antigenic Target 6 kDa (ESAT-6) dan Culture Filtrate Protein 10 kDa (CFP-10) mempunyai banyak epitop yang sangat kuat dikenali oleh limfosit T sehingga diharapkan dapat menjadi kandidat vaksin baru. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh pemberian protein rekombinan fusi ESAT-6/CFP-10 M.tb terhadap respons imun seluler pada kultur Peripheral Blood Mononuclear Cell (PBMC) pasien TB, kontak TB dan sehat endemik. Metode Penelitian: Penelitian eksperimental in vitro menggunakan subyek penelitian pasien TB, kontak TB dan sehat endemik masing-masing kelompok 8 orang. Darah vena yang diambil dilakukan isolasi PBMC dan dikultur dengan 3 perlakuan, tidak dipapar protein apapun, dipapar PPD 2 μg dan dipapar protein rekombinan fusi ESAT-6/CFP-10 dosis 2 μg/mL. Pemeriksaan ekspresi IFN-γ dan jumlah limfosit T CD4+ menggunakan metode flowcytometri, kemudian dianalisis dengan Anova atau Kruskal Wallis. Hasil: Rerata ekspresi IFN-γ setelah distimulasi protein rekombinan fusi ESAT-6/CFP-10 pada kelompok pasien [rerata (SD)]: 39,208% (37,431), kontak TB 14,316% (7,821), dan sehat endemik 12,280% (8,376) dengan p=0,679. Rerata jumlah sel T CD4+ setelah distimulasi protein rekombinan fusi ESAT-6/CFP-10 pada kelompok pasien 25,969% (12,169), kontak TB 23,269% (8,709), dan sehat endemik 27,585% (8,085) dengan p=0,264. Kesimpulan: Pemberian protein rekombinan fusi ESAT-6/CFP-10 pada ketiga kelompok subyek penelitian dengan
    corecore