57 research outputs found

    Perbandingan Antara Metode Hydro-Distillation Dan Steam-Hydro Distillation Dengan Pemanfaatan Microwave Terhadap Jumlah Rendemenserta Mutu Minyak Daun Cengkeh

    Full text link
    Tanaman Cengkeh merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang cukup penting sebagai komoditas ekspor Indonesia. Namun daun cengkeh cenderung dibuang karena dianggap sebagai sampah padahal dapat menghasilkan nilai lebih ekonomis. Dalam menghasilkan minyak daun cengkeh, diperlukan upaya untuk memperbaiki metode dan kondisi operasi agar proses penyulingan dapat menghasilkan minyak daun cengkeh sesuai dengan standar mutu SNI. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perbandingan proses pengambilan minyak daun cengkeh dengan metode hydro distillation dan steam-hydro distillation dengan pemanasan microwave serta mempelajari pengaruh faktor daya (264 dan 400 watt) yang digunakan dan massa bahan baku (50, 70, 90, 110 dan 130 gram) terhadap rendemen dan mutu minyak daun cengkeh. Pada penelitian yang dilakukan, digunakan pelarut air untuk mengambil minyak dalam daun cengkeh serta dilakukan pengambilan distilat setiap 15 menit. Uap yang dihasilkan dikondensasi dan distilat yang berupa campuran minyak dan air dipisahkan dengan menggunakan corong pemisah. Perolehan minyak dimurnikan dengan sodium sulfat anhidrat (Na2SO4) untuk memisahkan minyak dari sisa air yang masih tertinggal.Dari hasil penelitian didapatkan hasil terbaik pada metode hydro distillation dengan pemanfaatan microwave pada daya 400 watt dan massa 90 gram dengan % rendemen sebesar 2,8349% dan kandungan eugenol 79,31%. Densitas minyak daun cengkeh didapat 1,0420-1,0217 (g/ml) untuk metode hydro-distillation dan 1,0435-1,0204(g/ml) untuk metode steam-hydro distillation. Nilai indeks bias untuk metode hydro-distillation berada pada range 1,5331-1,5326 dan metode steam-hydro distillation berada pada range 1,5327-1,5312

    Pembuatan Kristal Tembaga Sulfat Pentahidrat (CuSO4.5H2O) Dari Tembaga Bekas Kumparan

    Full text link
    Tujuan penelitian ini yaitu untuk mempelajari proses pembuatan kristal CuSO4.5H2O dari bahan baku Cu bekas kumparan; mempelajari pengaruh suhu reaksi, pengadukan, dan seeding terhadap kristal CuSO4.5H2O yang dihasilkan; dan membuktikan kristal hasil percobaan berupa kristal CuSO4.5H2O yang dihasilkan. Bahan baku yang dipakai yaitu berupa kawat tembaga bekas kumparan dinamo. Penelitian ini mencakup penanganan produk dan persiapan bahan baku. Sebelum digunakan, bahan baku logam dibersihkan dari pengotor lalu dipotong kecil-kecil yang bertujuan agar mempermudah dan mempercepat proses pelarutan tembaga dengan HNO3. Setelah pelarutan, larutan direaksikan dengan H2SO4 pekat yang sudah diencerkan pada suhu tertentu. Kemudian dilakukan kristalisasi disertai dengan pengadukan. Dari data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kristal CuSO4.5H2O dengan 99% yield dan ukuran kristal rata-rata 0,7 mm dapat dibuat dari tembaga bekas kumparan dengan suhu reaksi 90ºC, penambahan seed, dan pengadukan kristalisasi 500 rpm. Semakin tinggi suhu reaksi maka kelarutan CuSO4 dalam air semakin besar sehingga semakin banyak yield kristal yang dihasilkan. Kecepatan pengadukan cenderung tidak mempengaruhi yield kristal yang dihasilkan, namun berpengaruh terhadap ukuran kristal. Pengadukan akan membuat ukuran kristal lebih kecil daripada tanpa pengadukan. Pengondisian seeding dapat menaikkan yield kristal sekitar 10,72 – 27,13 % jika dibandingkan dengan non seeding dikarenakan terjadinya heterogeneous nucleation. Berdasarkan analisa XRD, kristal CuSO4.5H2O hasil percobaan sesuai dengan data standard XRD kode referensi 01-072-2355

    Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Nyamplung Menggunakan Pemanasan Gelombang Mikro

    Get PDF
    Energi fosil yang selama ini menjadi tumpuan penduduk seluruh dunia, jumlahnya semakin menipis dari waktu ke waktu. Peran minyak bumi dalam penyediaan energi nasional pun masih dominan. Sekitar 53% kebutuhan energi nasional dipenuhi dari minyak bumi. Oleh karena itu, pencarian energi alternatif pengganti minyak bumi harus dikembangkan, salah satunya biodiesel. Penggunaan microwave sebagai sumber energi pembuatan biodiesel dapat mempercepat waktu reaksi. Sehingga microwave dipandang lebih efisien. Biji nyamplung (Calophyllum inophyllum) memiliki kandungan minyak sebesar 60,1% berat. Dengan kandungan minyak sebesar ini maka biji nyamplung memiliki potensi yang besar bila digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Nyamplung tersebar luas di pantai-pantai Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mensintesa biodiesel dari minyak mentah nyamplung (Callophyluminophyllum) dengan proses trans-esterifikasi dengan menggunakan microwave, mempelajari daya optimal dalam pembuatan biodiesel, mempelajari jumlah katalis yang dibutuhkan untuk mendapatkan biodiesel yang paling baik, mempelajari yield biodiesel yang dihasilkan serta mempelajari pengaruh penambahan ratio mol minyak-metanol terhadap kualitas biodiesel yang dihasilkan. Langkah awal pembuatan biodiesel nyamplung adalah proses degumming atau penghilangan impurities seperti getah, kemudian dilanjutkan dengan esterifikasi yang bertujuan untuk mengubah free fatty acid (FFA) menjadi metil ester. Setelah esterifikasi, larutan dititrasi dengan NaOH dan indicator pp hingga konsentrasi FFA menjadi < 2%. Kemudian masuk proses trans-esterifikasi yang merubah trigliserida dalam minyak menjadi metil ester dan gliserol. Proses selanjutnya adalah pemisahan biodiesel dan gliserol dan terakhir proses pencucian. Variabel percobaan adalah kadar katalis CaO 2, 3, 4, 5, dan 6% berat minyak. Ratio mol minyak-metanol 1:9 dan 1:12. Variabel terakhir adalah daya microwave sebesar 100W, 264W dan 400W. Dari hasil penelitian yang dilakukan, minyak nyamplung dapat digunakan sebagai bahan baku biodiesel, daya optimal proses pada 100 W, kadar katalis terbaik 4% (w/w) minyak nyamplung, yield biodiesel terbaik pada 0,94 serta ratio mol minyak-metanol yang optimal pada 1:9

    Ekstraksi Minyak Bunga Cempaka dengan Metode Hidrodistilasi dan Hidrodistilasi dengan Aliran Udara

    Full text link
    Minyak cempaka merupakan minyak berat dan pada proses ekstraksinya masih banyak komponen fraksi berat yang belum terekstrak. Dari hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa hal ini dapat dipengaruhi oleh perbedaan kondisi operasi dan metode yang digunakan. Oleh karena itu diperlukan adanya modifikasi dari metode yang telah digunakan sebelumnya yaitu metode hidrodistilasi dengan penambahan aliran udara. Penambahan aliran udara ini diharapkan dapat membantu membawa komponen fraksi berat keluar dari bahan. Pada penelitian ini bertujuan untuk mempelajari proses ektraksi minyak bunga cempaka berdasarkan beberapa parameter seperti pengaruh laju alir udara, berat bahan baku dan waktu pengambilan sampel terhadap yield dan mutu minyak atsiri. Metode yang digunakan yaitu metode hidrodistilasi dan hidrodistilasi dengan aliran udara. Ekstraksi bunga cempaka dilakukan pada skala laboratorium menggunakan pemanas microwave dengan daya 600 watt. Hasil penelitian menunjukan bahwa berat bahan baku optimum untuk menghasilkan yield minyak bunga cempaka yaitu 125 gr dalam 400 ml pelarut. Yield minyak cempaka menggunakan metode hidrodistilasi dengan aliran udara (0,1684%) lebih baik dibandingkan metode hidrodistilasi (0,0424%). Hasil analisa sifat kimia dari minyak cempaka menunjukkan bahwa pada metode hidrodistilasi dengan aliran udara memiliki kualitas (aroma) yang lebih baik dibandingkan dengan metode hidrodistilasi

    Pkm Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelompok Sadar Wisata Kabupaten Situbondo

    Full text link
    Pengabdian ini bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia untuk masyarakat Situbondo dan memberdayakan potensi wisata yang kita miliki untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Sejauh ini potensi wisata yang dimiliki Kabupaten Situbondo sangat banyak tetapi belum maksimal dalam pengelolaannya. Penelitian ini adalah tentang pengembangan pariwisata daerah melalui studi kasus pengembangan sumber daya manusia di Kelompok Kesadaran Pariwisata di Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur. Dalam Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Situbondo pada tahun 2016 - 2019 dinyatakan bahwa Perencanaan Pariwisata Kabupaten Situbondo di Kabupaten Situbondo diarahkan ke 4 Bidang Strategis, yaitu Bidang Strategis Ekonomi, Bidang Strategis Sosial Budaya, Strategi Strategis Teknologi Tinggi Area, dan Area Strategis Menyelamatkan Lingkungan. Peran sumber daya manusia memiliki peran penting dalam keberhasilan pengembangan dan pengembangan pariwisata daerah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, sumber data yang diperoleh berasal dari observasi lapangan, wawancara, diskusi kelompok dan dokumentasi. Pemerintah daerah telah mendorong pengembangan pariwisata daerah, terutama destinasi yang ada di sekitar masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat sekitar untuk dapat mengelola destinasi mereka dengan baik. Dalam mengelola pariwisata, peran pemerintah daerah diperlukan dalam memberikan dorongan dan dukungan pendidikan di sektor pariwisata sehingga dapat mengisi kekosongan pekerja ahli untuk ditempatkan di lembaga / industri pariwisata. Pelaksanaan Kegiatan PKM dalam bentuk Pelatihan Manajemen Keuangan dan Manajemen Pemasaran dibagi menjadi 3 sesi, yaitu, penyebaran kuesioner / kuesioner, presentasi materi dan sesi terakhir adalah uji kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua peserta mengalami peningkatan pengetahuan dan keseluruhan peningkatan pengetahuan peserta mencapai 85%
    • …
    corecore