5 research outputs found

    Pengaruh Suhu dan Waktu Pemanasan terhadap Karakteristik Lapisan Elektroles Ni-p pada Baja Tahan Karat Martensitik Ss 420

    Full text link
    EFFECTOFTEMPERATUREANDHEATINGTIMEONTHECOATINGCHARACTERISTICS OFMARTENSITIC SS 420 ELECTROLESS Ni-P. Electroless nickel phosphorus (Ni-P) coating has been done on the martensitic stainless steel SS 420 with a variety of temperature and heating time. Electroless Ni-P coating characteristics;microstructure and corrosion resistancewere analyzed to determine the effect of variations in temperature and heating time. Variations in the temperature of the heat treatment used are 200 oC, 300 oC, 400 oC and 500 oC, while the variation of heating time is used, 60 minutes, 120 minutes and 180 minutes. The results showed that the rise in temperature and heating time causes electroless Ni-P coating becomes more uniform and corrosion resistance of material is also increasing. Nickel and phosphorus elements in electroless coating of Ni-P increased with heat treatment. The highest nickel and phosphorus elements obtained at 400 oC heating temperature and 180 minute heating time

    Polarisasi Potensiodinamik Baja Beton di dalam Larutan Simulasi yang Terkontaminasiair Laut dan Karbonat

    Full text link
    POLARISASI POTENSIODINAMIK BAJA BETON DI DALAM LARUTAN SIMULASI YANG TERKONTAMINASIAIR LAUT DAN KARBONAT. Korosi merupakan masalah utama pada beton bertulang di wilayah pesisir. Tujuan dari penelitian ini ada dua, pertama untuk mengetahui perilaku korosi baja beton di lingkungan yang terkontaminasi air laut dan karbonat, kedua membandingkannya dengan baja beton dalam larutan yang terkontaminasi klorida. Terdapat berbagai variasi larutan simulasi beton dalam penelitian ini yaitu Larutan Simulasi Beton (LSB), LSB yang dicampur air laut, LSB yang dicampur air laut dan ion karbonat, LSB yang dicampur dengan sodium klorida. Dua jenis air laut yang digunakan dalam penelitian yaitu air laut yang diambil di pantai Ancol dan air laut yang diambil di pelabuhan Muara Baru. Polarisasi potensio dinamik semua sampel dilakukan menggunakan alat Corrosion Monitoring System (CMS) Gamry Instruments. Hasil polarisasi potensiodinamik menunjukkan bahwa bahwa kontaminasi air laut atau klorida di dalam larutan simulasi beton meningkatkan secara signifikan laju korosi baja beton. Laju korosi meningkat meningkat tajam dengan meningkatnya konsentrasi klorida di dalam larutan. Laju korosi di dalam larutan yang mengandung air laut meningkat dengan penambahan karbonat dan terus meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi karbonat. Korosifitas larutan yang mengandung air laut Muara Baru lebih tinggi dari pada korosifitas larutan yang mengandung air laut Ancol. Korosifitas air laut Ancol sedikit lebih rendah dari korosifitas larutan dengan kandungan NaCl 1,5%, sedangkan korosifitas air laut Muara Baru berada diantara korosifitas larutan yang mengandung NaCl 1,5% dan 3,5%

    Ketahananimpak,kekerasan dan Struktur Mikro pada Baja Tahan Karat Martensitik13 Cr3mo3ni dengan Variasi Suhu Perlakuan Panas

    Get PDF
    Sudu turbinmerupakan salah satu bagian penting pada turbin yang bertujuan untukmemutar poros turbin sehingga menghasilkan energi listrik. Pada umumnya material yang digunakan pada sudu turbin adalah baja tahan karat martensitik, akan tetapimaterial tersebut mudah terjadi kegagalan.Mekanisme kegagalannya dipicu oleh adanya retakmikro dan unsur klorida didalam retakan tersebut sehingga akhirnya sudut tersebut mengalami patah. Adanya perbedaan perlakuan panas juga mempengaruhi nilai kekerasan yang berdampak pada jenis patahan yang dihasilkan pada baja tersebut. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ketahanan impak, kekerasan dan strukturmikro pada baja tahan karatmartensitik 13 Cr3Mo3Ni dengan variasi suhu perlakuan panas serta mengevaluasi bentuk patahan pada baja tahan karat martensitik 13 Cr3Mo3Ni. Proses austenisasi dilakukan pada suhu 1000 oC, 1050 oC, dan 1100 oC dengan proses tempering pada suhu 500 oC, 550 oC, 600 oC, 650 oC, dan 700 oC dengan waktu penahanan 60 menit. Sedangkan uji mekanik yang dilakukan adalah uji kekerasan rockwell C dan uji impak charpy. Dan untukmengetahui strukturmikro yang terbentuk,maka dilakukan uji metalografi dan untuk mengetahui hasil patahan setelah dilakukannya uji impak,maka dilakukan uji SEM.Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu nilai kekerasan terendah ditunjukkan pada suhu austenisasi 1000 oC dan suhu tempering 700 oC, yaitu 38,13 HRC. Sedangkan nilai impak tertinggi ditunjukkan pada suhu austenisasi 1100 oC dan suhu tempering 650 oC, yaitu 114,00 J. Adapun strukturmikro yang terbentuk adalah martensit, austenit sisa, ferit, dan karbida logam
    corecore