4 research outputs found

    Kebijakan Penegakan Hukum Pidana Dalam Rangka Penanggulangan Perjudian

    Get PDF
    Permasalahan yang diajukan adalah Mengapa masih banyak perjudian yang timbul dalam masyarakat, meskipun aparat kepolisian sudah gencar untuk memberantasnya. Hasil penelitian dan pembahasan menjelaskan perjudian adalah suatu ritualistik dimana keadaan nasib ditentukan oleh hal-hal yang tidak dapat diperkirakan, sehingga dengan demikian ada dua unsur yang merupakan syarat formal untuk dinamakan judi: Harus ada dua pihak atau lebih yang masing-masiog terdiri dari satu orang atau lebih bertaruh, yang menang dibayar oleh yang kalah menurut perjanjian dan rumusan tertentu dan Menang atau kalah dikaitkan dengan kesudahan sesuatu peristiwa yang berada di luar kekuasaan dan di luar pengetahuan terlebih dahulu dari para petaruh. Perjudian dewasa ini mengalami pertumbuhan dan perkembangannya berciri organized crime, rapi, mempunyai semacam birokrasi sendiri, resisten terhadap reaksi sosial dan mampu menebar jaringan kegiatan sedemikian rupa sehingga berjangkauan luas ditambah dengan suatu kualitas tinggi untuk menghindari upaya-upaya penegakan hukum melalui pelbagai cara

    POTENSI HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI BAWAH LAHAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT SEI ROKAN RIAU

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lokasi pengambilan sampel dibawah naungan perkebunan sawit terhadap produktivitas (kualitas dan kuantitas) hijauan pakan di Sei Rokan Riau. Konsumsi protein hewani semakin meningkat dengan bertambahnya populasi penduduk sehingga perlu diikuti pengembangan peternakan termasuk pakan. Kendala yang sering dialami oleh peternak adalah ketersediaan hijauan, melimpah pada musim penghujan tetapi kekurangan pada musim kemarau. Alternatif untuk mendapatkan hijauan tanaman pakan perlu dilakukan seperti memanfaatkan tanaman pada area perkebunan. Perkebunan sawit berpotensial dengan luas panen sekitar 3.393.000 Ha pada tahun 2002, Indonesia menjadi negara penghasil kelapa sawit terbesar dunia; dari luasan tersebut sekitar 70–80% vegetasi yang ada di areal perkebunan dapat dimanfaatkan sebagai hijauan pakan ternak. Vegetasi alami di area tengah, pinggir dan luar perkebunan kelapa sawit terdiri meliputi Eragrotis brownie, Kyllinga monocepala, Panicum trigonum, Paspalum sp., Polygonum sp., Eriochloa subglabral, Adiantum cunninghamii (paku), Asystasia intrusa (bayeman). Produksi segar hijauan area tersebut masing-masing yaitu 1,36, 1,14, 1,12 ton/ha. Hasil analisis kandungan nutrien BK, abu, BO, PK, SK, LK, BETN, TDN hitung dari ketiga sampel tersebut masing-masing memiliki range 16,94-26,38; 13,66-14,19, 85,81-86,34; 16,63-17,80; 24,82- 31,63; 5,04-6,24; 32,59-36,95; 50,32-65,24%. Produksi bahan kering dan bahan organik memiliki range 1,90-3,01dan 1,63-2,59 ton/ha. Berdasarkan data tersebut, maka hijauan tanaman pakan yang berada di bawah naungan perkebunan kelapa sawit berpotensi sebagai sumber pakan hijauan bagi ternak
    corecore