344 research outputs found
Kajian Faktor Penyebab Pembengkakan Biaya (Cost Overrun) Pada Proyek Konstruksi Gedung Milik Pemerintah dan Swasta di Kalimantan Barat
Pembengkakan biaya sendiri merupakan sebuah fenomena umum yang sering terjadi pada suatu kegiatan proyek konstruksi dimana sangat jarang ditemukan proyek-proyek konstruksi yang diselesaikan sesuai dengan perencanaan biayanya. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner untuk mendapatkan informasi yang diperlukan. Berdasarkan temuan penelitian, ditemukan proyek yang dominan mengalami cost overrun adalah milik pemerintah. Faktor-faktor penyebab pembengkakan biaya dikelompokkan dalam sembilan kelompok dan ditanyakan kepada seluruh responden mengenai tingkat kesetujuannya dan ditambah kepada responden yang mengalami cost overrun mengenai konfirmasi kejadian faktor-faktor tersebut. Terdapat sepuluh faktor dominan berdasarkan data tingkat kesetujuan responden dan dua faktor dominan berdasarkan data konfirmasi kejadian cost overrun responden yang mengalami cost overrun proyek yang ditinjau
EVALUASI WASTE MATERIAL DAN PENERAPAN LEAN CONTRUCTION
Metode pelaksanaan yang digunakan dalam dunia kontruksi selalu berkembang. Namun, dunia kontruksi masih berusaha untuk menghadapi masalah-masalah yang di akibatkan oleh waste dengan jumlah yang sangat besar. Waste merupakan bentuk ketidakefisenan dalam pemborosan yang di timbulkan dari bahan material, SDM, dan waktu. Waste dapat berupa segala bentuk kegiatan yang menggunakan sumber daya namun tidak menambah nilai, hal ini disebut dengan Non-value Adding Activity (NVA). Bidang kontruksi sudah mengadopsi dan belajar dari industri manufaktur, dikenal dengan istilah Lean Contruction. Lean Contruction di terapkan di industri kontruksi memiliki 2 tujuan yang sangat fundamental yaitu meningkatkan value dan mengurangi waste. Dari hasil perhitungan dan analisa menghasilkan presentase sisa material besi D10 0,027%, besi D16 0,111%, besi D-19 0,013%, wiremesh 0,014%, dan beton ready mix 0,012%. Hasil identifikasi proses yg menghasilkan limbah dengan lean contruction adalah over production , over processing, inventory. Kata Kunci: Metode Pelaksanaan, lean contruction, Waste Leve
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN MATERIAL PADA PROYEK PENGGANTIAN JEMBATAN RUAS JALAN KOTA MEMPAWAH - SUI PINYUH β BATAS KOTA PONTIANAK
Persediaan bahan material merupakan salah satu faktor penting pada proyek konstruksi. Masalah yang sering di hadapi adalah ketersediaan, keterlambatan, dan ketersediaan tempat penyimpanan material yang optimal. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu merencanakan pengendalian material yang digunakan. Menjadwalkan pengadaan serta penggunaan bahan material pada proyeksi penggantian ruas jalan Batas Kota Mempawah β Sui Pinyuh β Batas Kota Pontianak. Hasil analisa didapat bahwa bahan material yang mempunyai bobot paling besar berdasarkan time chedule terdiri dari pelat berongga (voided slab) pracetak bentang 10,6meter memiliki bobot 13,48%, baja tulangan sirip BjTS 420A memiliki bobot 15,86%, tiang paancang beton pratekan pracetak diameter 500mm memiliki bobot 23,25%. Manajemen konturksi yang dilakukan yaitu pengadaan bahan material dimana proses dilakukan dengan membuat jadwal pemesanan bahan material sesuai kebutuhan yang diperlukan serta mempersiapkan tempat persediaan bahan material yang optimal. Jadwal pengadaan bahan material menentukan kapan bahan material sampai di lokasi pekerjaan sehingga dapat dilakukan penggunaan bahan material dengan segera dan secara efektif. Menentukan supplier material yang akan digunakan dengan pertimbangan kelengkapan bahan material yang digunakan serta harga yang ditawarkan dapat menyesuaikan anggaran yang telah disusun. Membuat surat jalan rincian kebutuhan material yang akan dibeli per tahap pekerjaan yang akan dilakukan
SISTEM MANAJEMEN JALAN UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS REHABILITASI JALAN PROVINSI DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PKRMS
Manajemen pemeliharaan jalan dilakukan rutin tahun demi tahun dan telah menjadi siklus yang dilakukan dan bertujuan untuk memaksimalkan umur jalan. Sumber data yang digunakan ialah hasil observasi lapangan dan data ruas jalan provinsi kota Pontianak dan kabupaten Kubu Raya. Data yang digunakan ialah jenis serta tipe jalan dan pelengkapnya juga jenis dan luasan kerusakan jalan serta volume lalu lintas sehingga tujuan penelitian ini ialah untuk mendapatkan prioritas jalan yang akan direhabilitasi dan ditingkatkan beserta jumlah anggaran yang dibutuhkan. Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan PKRMS, dapat disimpulkan bahwa prioritas rehabilitasi jalan pada tahun pertama (2022) secara berurutan jalan Akses Jembatan Kapuas II dengan kebutuhan dana sebesar Rp. 24.601 juta, jalan Sungai Durian β Rasau Jaya kebutuhan dana Rp. 16.373 juta, jalan Imam Bonjol kebutuhan dana Rp. 7.232 juta, jalan Adi Sucipto dengan kebutuhan dana Rp. 7.017 juta, jalan Batas Kota Pontianak β Sungai Durian dengan kebutuhan dana Rp. 9.864 juta, jalan H.R.A. Rachman dengan kebutuhan dana Rp. 3.010 juta, jalan batas kota Pontianak β Sungai Kakap dengan kebutuhan dana Rp. 7.979 juta, jalan Sei. Raya Dalam I dengan kebutuhan dana Rp. 2.012 juta, jalan Husein Hamzah kebutuhan dana Rp. 482 juta dan jalan Hasanuddin dengan kebutuhan dana Rp. 3.962 juta.Kata Kunci : Sistem Manajemen Jalan, Penentuan Prioritas Rehabilitasi Jalan Provinsi, PKRMS
ANALISIS PENJADWALAN PROYEK PEMBANGUNAN BIDANG LABORATORIUM FORENSIK POLDA KALBAR
Proyek Pembangunan Bidang Laboratorium Forensik Polda Kalbar yang berlokasi di Teluk Mulus, Kubu Raya, Kalimantan Barat ini merupakan proyek multiyears yang mengalami sedikit keterlambatan dari jadwal yang sudah direncanakan. Dari data yang telah diperoleh dari proyek, durasi yang diperlukan untuk pekerjaan struktur adalah 31 minggu atau sama dengan 217 hari kerja. Akan tetapi, ada faktor di lapangan yang mempengaruhi durasi penyelesaian pekerjaan struktur pada proyek tersebut. Penjadwalan ulang menggunakan metode PDM (Presedence Diagram Method) dengan bantuan software Microsoft Project 2019. Metode PDM menggunakan diagram yang menunjukkan logika hubungan kegiatan yang kompleks diantara aktivitas-aktivitasnya. Sedangkan Microsoft Project adalah software yang memudahkan perencanaan jadwal pada suatu proyek konstruksi. Microsoft Project 2019 ini juga secara otomatis dapat mengidentifikasi kegiatan-kegiatan kritis. Kegiatan kritis adalah kegitan yang tidak boleh ditunda pelaksanaannya karena akan mempengaruhi pekerjaan lain yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut. Dari analisa menggunakan metode PDM, diperoleh durasi yang dibutuhkan untuk pekerjaan struktur adalah 217 hari kerja. Adapun item pekerjaan yang terdapat dalam kegiatan kritis adalah bekisting kolom pada pekerjaan lantai atap, pengecoran kolom pada pekerjaan lantai atap, dan pemasangan atap profil baja
ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK RENOVASI/PENAMBAHAN RUANG PUSKESMAS SINGKAWANG SELATAN I MENGGUNAKAN METODE ANALISIS NILAI HASIL
Waktu dan biaya harus dipantau selama pengerjaan proyek berlangsung. Diharapkan pengelolaan proyek yang buruk dapat dicegah ataupun diperbaiki dengan adanya pengendalian waktu dan biaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja biaya dan waktu proyek menggunakan Analisis Nilai Hasil, memprediksi biaya dan waktu penyelesaian dan seberapa besar perbedaannya dengan perencanaan serta mengetahui penyebab keterlambatan proyek. Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif digunakan untuk menjelaskan suatu masalah atau peristiwa yang terjadi saat penelitian dilakukan dan menyajikannya dalam bentuk angka yang bermakna. Pada akhir peninjauan yaitu minggu ke-18, nilai CPI sebesar 1,023 menunjukkan biaya yang dikeluarkan tidak melebihi Rencana Anggaran Biaya (RAB) tanpa PPN. Nilai SPI sebesar 0,764 yang menunjukkan bahwa kegiatan proyek mengalami keterlambatan. Nilai estimasi biaya akhir sebesar Rp 1.210.757.994,64 yang mana lebih kecil Rp 28.430.462,80 dari Rencana Anggaran Biaya (RAB) tanpa PPN dengan nilai Rp 1.239.188.457,44. Estimasi waktu selesai proyek berdasarkan pada akhir peninjauan kegiatan proyek adalah 21,925 minggu yang berarti proyek akan selesai lebih lama 0,925 minggu dari waktu yang direncanakan yaitu selama 21 minggu jika kinerja proyek mengalami kecenderungan yang sama pada pengerjaan diminggu selanjutnya. Keterlambatan proyek dikarenakan pekerjaan pembersihan lokasi tidak dimasukkan kedalam jadwal rencana, terjadi keterlambatan material dan terdapat pekerjaan yang terlambat dikerjakan dari rencana
- β¦