2,272 research outputs found

    Electra-neurologie, een synthese

    Get PDF
    Openbare les uitgesproken bij de aanvaarding van het ambt van gewoon lector in de electro-neurologie aan de Medische Faculteit te Rotterdam op 21 april 197

    Karakteristik Taksonomi Perilaku Pelajar Muatan Tujuan Khusus Pembelajaran Matematika Kurikulum Smu (Studi Reliabilitas Pengkodean Model Ole Holsti)

    Full text link
    Penelitian Ex Post Facto ini memiliki sasaran pengklasifikasian rumusan taksonomi pebelajar dan penguasaan materi matematika melalui evaluasi dan analisis isi yang dilaksanakan pada tujuh SMUN Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah. Tujuan penelitian untuk mengetahui perimbangan prosentase distribusi indikator-indikator taksonomi perilaku pebelajar dan penguasaan materi matematika serta mengetahui taraf reliabilitas pengkodean pebelajar matematika SMAN Kota Palu. Unit analisis adalah tujuan khusus pembelajaran (TKP) matematika kelas I, II, dan III seabanyak 684 buah dan dikode oleh 21 orang pembelajar. Populasi targetnya adalah jumlah keseluruhan unit analisis sebagai populasi surveinya, sampel penelitian adalah pembelajar matematika pada tujuh SMUN yang diambil tiga orang tiap SMU melalui sampling. Data dianalisis melalui teknik prosentase untuk taksonomi dan penguasaan materi serta analisis reabilitas OLE HOLSTI untuk taraf ketepatan pengkodean TKP. Hasil penelitian menunjukkan bukti bahwa: (1) prosentase keseimbangan indikator-indikator rumusan taksonomi perilaku pebelajar dan penguasaan materi, distribusinya tidak proporsional, (2) tingkat realiabilitas pembelajar didalam ketepatan mengklasifikasikan indikator-indikator taksonomi dan penguasaan materi kategori rendah dan (3) kemampuan pembelajar matematika SMUN Kota Palu mengklasifikasi secara benar terhadap ranah-ranah dan kontruk isi pembelajaran matematika tergolong kategori rendah dan hanya sebagian kecil saja yang berkemampuan baik (tinggi)

    Getah Jelutung sebagai Hasil Hutan Bukan Kayu Unggulan di Lahan Gambut

    Full text link
    Preferensi masyarakat terhadap jenis jelutung rawa sebagai tanaman rehabilitasi hutan dan lahan saat ini mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh keunggulan yang dimilikinya, yakni memenuhi kriteria jenis yang sesuai untuk dikembangkan di lahan gambut yang mencakup aspek teknis, sosial, ekonomi dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis getah jelutung sebagai suatu Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) unggulan. Getah jelutung sebagai HHBK unggulan dianalisis menggunakan kriteria Peraturan Menteri Kehutanan No. P.21/Menhut-II/2009, meliputi aspek ekonomi, biofisik dan lingkungan, kelembagaan, sosial dan teknologi. Metode pengumpulan data dilakukan melalui Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara dengan informan kunci. Hasil analisis menunjukkan getah jelutung termasuk suatu HHBK unggulan provinsi dengan total nilai unggulan sebesar 72,62. Margin pemasaran getah jelutung belum efisien, diketahui dari nilainya >50%. Hutan tanaman jelutung layak dikembangkan dengan pola agroforestry dengan nilai NPV sebesar Rp 69.799.338, BCR sebesar 8,68 dan IRR sebesar 29% serta pola monokultur dengan nilai NPV sebesar Rp 29.933.289,52, BCR sebesar 7,88 dan IRR sebesar 20%. Sistem kelembagaan yang diusulkan untuk mengatasi kendala Pengembangan getah jelutung adalah Sistem Kebersaman Ekonomi (SKE)

    Memaksimalkan Kemampuan Menyelesaikan Persamaan Linier Satu Variabel Dengan Kombinasi Teknik Probing Dan Scaffolding Pada Siswa Kelas Viia SMPN 20 Palu

    Full text link
    Masalah pokok dari penelitian ini adalah siswa masih kurang mampu dalam meyelesaikan persamaan linier satu variabel (PLSV). Hal ini disebabkan beberapa faktor, antara lain siswa: (1) kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran, (2) kurang bersemangat dalam belajar matematika, (3) kurang mengembangkan potensi yang dimilikinya, baik dari segi akademik maupun keterampilan sosial serta (4) kurang memiliki retensi terhadap pengetahuan prasyarat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti mencoba menerapkan kombinasi teknik probing dengan scaffolding dalam megajarkan materi SPLSV. Rumusan masalah adalah: “bagaimana penerapan kombinasi teknik probing dan scaffolding dapat memaksimalkan kemampuan siswa SMP N 20 Palu dalam meyelesaikan SPLSV?” Tujuan menelitian ini untuk mengetahui bagaimana penerapan kombinasi dua teknik tersebut yang dapat memaksimalkan kemampuan siswa SMPN 20 Palu dalam menyelesaikan SPLSV. Untk menjawab masalah penelitian tersebut maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan desain penelitian dilaksanakan dalam dua siklus dengan rangkaian empat kegiatan persiklus dengan mengacu kepada model Kemmis dan Mc. Taggart yakni: (1) perencanaan,(2) pelaksanaan tinadakan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi, dengan subyek penelitian 32 siswa kelas VIIA SMPN 20 Palu tahun ajaran 2010/2011. Hasil analisis data menunjukkan bukti bahwa penerapan kombinasi teknik probing dan scaffolding dapat memaksimalkan kemampuan siswa kelas VIIA SMPN 20 Palu dalam menyelesaikan SPLSV dengan hasil: kemampuan interaksi edukatif: 28,13%, pada tes awal, 71,88%, siklus I dan 100% siklus II serta penguasaan bahan ajar: 56,09% pada tes awal, 73,28% siklus I dan 87,66% siklus II. Terjadi juga rata-rata aktivitas guru dan siswa rata-rata kategori baik. Kata

    Model Resolusi Konflik Lahan di Kesatuan Pemangkuan Hutan Produksi Model Banjar

    Full text link
    Pembentukan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) merupakan solusi pembenahan kelembagaan kehutanan supaya prinsip-prinsip teknis pengelolaan hutan dapat dijalankan, namun pembangunannya masih menghadapi permasalahan. Salah satu kendala yang dihadapi adanya konflik hak atas lahan (land tenure). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konflik lahan dan model institusi untuk penyelesaian (resolusi) konflik lahan di KPHP Model Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan; lima desa sebagai contoh dan responden terdiri dari masyarakat lokal yang memiliki pengaruh terhadap pengelolaan KPHP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan KPHP Model Banjar secara de jure merupakan milik negara, namun terdapat desa di dalam kawasan yang belum dilakukan enclave. Hal ini menyebabkan status state property yang memiliki akses tertutup secara de jure berubah menjadi akses terbuka secara de facto. Kondisi ini menimbulkan opportunity sets untuk ikut mengambil sumber daya lahan tersebut. Masalah yang timbul dalam konflik lahan di KPHP Model Banjar merupakan konflik struktural, yakni aktor yang terlibat tidak berada pada tataran yang sama. Resolusi konflik yang ditawarkan adalah membangun upaya mengubah konflik menjadi kemitraan yang sejajar, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Membangun kepercayaan, 2) Mengembangkan Forum Kehutanan Antar Desa (FKAD), 3) Menyiapkan tim ahli, 4) Komunikasi yang efektif dan 5) Regulasi yang disepakati bersam

    DARIS : a low-frequency distributed aperture array for radio astronomy in space

    Get PDF
    The frequency band below 30 MHz is one of the last unexplored bands in radio astronomy. This band is well suited for studying the early cosmos at high hydrogen redshifts, the so-called dark ages, extragalactic surveys, (extra) solar planetary bursts, and high energy particle physics. In addition, space research such as space weather tomography, are also areas of scientific interest. \ud \ud Due to ionospheric scintillation (below 30MHz) and its opaqueness (below 15MHz), earth-bound radio astronomy observations in these bands are either severely limited in sensitivity and spatial resolution or entirely impossible. A radio telescope in space obviously would not be hampered by the Earth's ionosphere. In the past, several (limited) studies have been conducted to explore possibilities for such an array in space. These studies considered aperture synthesis arrays in space, at the back-side of the Moon, or a satellite constellation operating in a coherent mode. \u

    Separation of mutation avoidance and antirecombination functions in an Escherichia coli mutS mutant

    Get PDF
    DNA mismatch repair in Escherichia coli has been shown to be involved in two distinct processes: mutation avoidance, which removes potential mutations arising as replication errors, and antirecombination which prevents recombination between related, but not identical (homeologous), DNA sequences. We show that cells with the mutSΔ800 mutation (which removes the C-terminal 53 amino acids of MutS) on a multicopy plasmid are proficient for mutation avoidance. In interspecies genetic crosses, however, recipients with the mutSΔ800 mutation show increased recombination by up to 280-fold relative to mutS(+). The MutSΔ800 protein binds to O(6)-methylguanine mismatches but not to intrastrand platinated GG cross-links, explaining why dam bacteria with the mutSΔ800 mutation are resistant to cisplatin, but not MNNG, toxicity. The results indicate that the C-terminal end of MutS is necessary for antirecombination and cisplatin sensitization, but less significant for mutation avoidance. The inability of MutSΔ800 to form tetramers may indicate that these are the active form of MutS

    Trees and Regeneration in Rubber Agroforests and Other Forest-derived Vegetation in Jambi (Sumatra, Indonesia)

    Full text link
    The rubber agroforests (RAF) of Indonesia provide a dynamic interface between natural processes of forest regeneration and human's management targeting the harvesting of latex with minimum investment of time and financial resources. The composition and species richness of higher plants across an intensification gradient from forest to monocultures of tree crops have been investigated in six land use types (viz. secondary forest, RAF, rubber monoculture, oil palm plantation, cassava field and Imperata grassland) in Bungo, Jambi Province, Indonesia. We emphasize comparison of four different strata (understory, seedling, sapling and tree) of vegetation between forest and RAF, with specific interest in plant dependence on ectomycorrhiza fungi. Species richness and species accumulation curves for seedling and sapling stages were similar between forest and RAF, but in the tree stratum (trees > 10 cm dbh) selective thinning by farmers was evident in a reduction of species diversity and an increase in the proportion of trees with edible parts. Very few trees dependent on ectomycorrhiza fungi were encountered in the RAF. However, the relative distribution of early and late successional species as evident from the wood density distribution showed no difference between RAF and forest

    Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Volume Balok Dan Kubus Melalui Pendekatan Kontruktivisme Di Kelas IV SDN 3 Tonggolobibi

    Full text link
    Permasalahan pada penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas IV di SDN 3 Tonggolobibi. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi konsep volume balok dan kubus melalui pendekatan kontruktivisme di kelas IV SDN 3 Tonggolobibi. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri atas dua siklus. Di mana pada setiap siklus dilaksanakan satu kali pertemuan di kelas dan setiap siklus terdiri empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tindakan siklus I diperoleh ketuntasan klasikal 35%. dan daya serap klasikal 46,5% Pada tindakan siklus II diperoleh ketuntasan klasikal 85% dan daya serap klasikal 75,5%. Hal ini berarti pembelajaran pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan dengan nilai daya serap klasikal minimal 70% dan ketuntasan belajar klasikal minimal 80%. Berdasarkan nilai rata-rata daya serap klasikal dan ketuntasan belajar klasikal pada kegiatan pembelajaran siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa perbaikan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan Hasil belajar siswa kelas IV pada pembelajaran matematika materi konsep volume kubus dan balok di SDN 3 Tonggolobibi
    • …
    corecore