36 research outputs found

    Epstein-Barr virus-encoded microRNA BART1 induces tumour metastasis by regulating PTEN-dependent pathways in nasopharyngeal carcinoma.

    Get PDF
    Epstein-Barr virus (EBV), aetiologically linked to nasopharyngeal carcinoma (NPC), is the first human virus found to encode many miRNAs. However, how these viral miRNAs precisely regulate the tumour metastasis in NPC remains obscure. Here we report that EBV-miR-BART1 is highly expressed in NPC and closely associated with pathological and advanced clinical stages of NPC. Alteration of EBV-miR-BART1 expression results in an increase in migration and invasion of NPC cells in vitro and causes tumour metastasis in vivo. Mechanistically, EBV-miR-BART1 directly targets the cellular tumour suppressor PTEN. Reduction of PTEN dosage by EBV-miR-BART1 activates PTEN-dependent pathways including PI3K-Akt, FAK-p130(Cas) and Shc-MAPK/ERK1/2 signalling, drives EMT, and consequently increases migration, invasion and metastasis of NPC cells. Reconstitution of PTEN rescues all phenotypes generated by EBV-miR-BART1, highlighting the role of PTEN in EBV-miR-BART-driven metastasis in NPC. Our findings provide new insights into the metastasis of NPC regulated by EBV and advocate for developing clinical intervention strategies against NPC

    Finishing the euchromatic sequence of the human genome

    Get PDF
    The sequence of the human genome encodes the genetic instructions for human physiology, as well as rich information about human evolution. In 2001, the International Human Genome Sequencing Consortium reported a draft sequence of the euchromatic portion of the human genome. Since then, the international collaboration has worked to convert this draft into a genome sequence with high accuracy and nearly complete coverage. Here, we report the result of this finishing process. The current genome sequence (Build 35) contains 2.85 billion nucleotides interrupted by only 341 gaps. It covers ∼99% of the euchromatic genome and is accurate to an error rate of ∼1 event per 100,000 bases. Many of the remaining euchromatic gaps are associated with segmental duplications and will require focused work with new methods. The near-complete sequence, the first for a vertebrate, greatly improves the precision of biological analyses of the human genome including studies of gene number, birth and death. Notably, the human enome seems to encode only 20,000-25,000 protein-coding genes. The genome sequence reported here should serve as a firm foundation for biomedical research in the decades ahead

    Uji aktivitas antibakteri minyak atsiri kulit buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) terhadap Streptococcus pyogenes

    No full text
    Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri yang hidup pada flora normal mulut dan tenggorokan manusia. Dalam kulit buah jeruk terdapat komponen senyawa minyak atsiri yang bermanfaat sebagai antibakteri salah satunya limonen.Tujuan penelitian ini adalah menguji aktivitas antibakteri minyak atsiri kulit buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) terhadap Streptococcus pyogenes. Minyak atsiri diisolasi menggunakan metode destilasi uap-air. Minyak atsiri kemudian dilarutkan dengan DMSO 10% dan Tween 80 0,5% sehingga tercapai konsentrasi 12,5%, 25%, 50% dan 100%. Amoksisilin 4 mg/ml digunakan sebagai kontrol positif. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi sumuran pada media MHA. Pengujian Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM) menggunakan metode mikrodilusi dilakukan dengan uji pengenceran berderet menggunakan mikroplate 96 wells dengan media MHB. Pengamatan dilakukan dengan pengukuran Densitas Optik (DO) pada panjang gelombang 570nm menggunakan mikroplate reader MultiskanTM GO Microplate Spectrophotometer. Hasil pengujian menunjukkan minyak atsiri kulit buah jeruk nipis dengan konsentrasi 12,5%, 25%, 50% dan 100% masing-masing menghasilkan rata-rata DHP secara berturut-turut sebesar 6,0mm, 8,4mm, 10,6mm, dan 12,8mm. Data diameter zona hambat pertumbuhan dianalisis secara statistik menggunakan uji One-Way Anova kemudian dilanjutkan dengan uji statistik Honestly Significant Difference (HSD) menurut Tuckey. Hasil statistik menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dari masing-masing konsentrasi minyak atsiri kulit buah jeruk nipis terhadap Streptococcus pyogenes.Semakin besar konsentrasi minyak atsiri, maka semakin luas daerah hambatan pertumbuhannya terhadap Streptococcus pyogenes. Dari hasil pengujian didapatkan pula KHM sebesar 1,87% dan KBM sebesar 7,5%. Berdasarkan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT), senyawa terpenoid terdapat dalam minyak atsiri kulit buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle)

    Uji aktivitas antibakteri minyak atsiri kulit buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) terhadap Streptococcus pyogenes

    Get PDF
    Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri yang hidup pada flora normal mulut dan tenggorokan manusia. Dalam kulit buah jeruk terdapat komponen senyawa minyak atsiri yang bermanfaat sebagai antibakteri salah satunya limonen.Tujuan penelitian ini adalah menguji aktivitas antibakteri minyak atsiri kulit buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) terhadap Streptococcus pyogenes. Minyak atsiri diisolasi menggunakan metode destilasi uap-air. Minyak atsiri kemudian dilarutkan dengan DMSO 10% dan Tween 80 0,5% sehingga tercapai konsentrasi 12,5%, 25%, 50% dan 100%. Amoksisilin 4 mg/ml digunakan sebagai kontrol positif. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi sumuran pada media MHA. Pengujian Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM) menggunakan metode mikrodilusi dilakukan dengan uji pengenceran berderet menggunakan mikroplate 96 wells dengan media MHB. Pengamatan dilakukan dengan pengukuran Densitas Optik (DO) pada panjang gelombang 570nm menggunakan mikroplate reader MultiskanTM GO Microplate Spectrophotometer. Hasil pengujian menunjukkan minyak atsiri kulit buah jeruk nipis dengan konsentrasi 12,5%, 25%, 50% dan 100% masing-masing menghasilkan rata-rata DHP secara berturut-turut sebesar 6,0mm, 8,4mm, 10,6mm, dan 12,8mm. Data diameter zona hambat pertumbuhan dianalisis secara statistik menggunakan uji One-Way Anova kemudian dilanjutkan dengan uji statistik Honestly Significant Difference (HSD) menurut Tuckey. Hasil statistik menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dari masing-masing konsentrasi minyak atsiri kulit buah jeruk nipis terhadap Streptococcus pyogenes.Semakin besar konsentrasi minyak atsiri, maka semakin luas daerah hambatan pertumbuhannya terhadap Streptococcus pyogenes. Dari hasil pengujian didapatkan pula KHM sebesar 1,87% dan KBM sebesar 7,5%. Berdasarkan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT), senyawa terpenoid terdapat dalam minyak atsiri kulit buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle)
    corecore