2 research outputs found

    Uji Efektivitas Ekstrak Buah Kurma (Phoenix Dactylifera) dan Ekstrak Buah Mahkota Dewa (Phaleria Macrocarpa) sebagai Nefroprotektor terhadap Tikus yang di Induksi Paracetamol

    Full text link
    Penggunaan paracetamol dalam jangka panjang dapat membentuk senyawa NAPQI (N-asetil-p-benzokuinon) yang berasal dari hasil metabolisme parasetamol yang tidak dapat berikatan dengan reseptor sehingga dapat menyebabkan radikal bebas dan bersifat toksik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) dan ekstrak buah kurma (Phoenix dactylifera) sebagai nefroprotektor. Untuk menguji efektivitas digunakan tikus yang di induksi paracetamol. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) dan ekstrak buah kurma (Phoenix dactylifera) memiliki efektivitas sebagai nefroprotektor dengan buah mahkota dewa lebih efektif dibandingkan dengan buah kurma

    Uji Efektivitas Ekstrak Buah Kurma (Phoenix Dactylifera) dan Ekstrak Buah Mahkota Dewa (Phaleria Macrocarpa) dari Pemeriksaan SGOT dan SGPT terhadap Tikus yang di Induksi Paracetamol

    Full text link
    Banyak obat yang telah dilaporkan dapat menyebabkan hepatotoksisitas, salah satunya adalah parasetamol.  Hepatotoksisitas dapat dicegah dengan pemberian agen hepatoprotektif. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah mahkota dewa dan ekstrak buah kurma memiliki efektivitas sebagai hepatoprotektor. Hepatotoksisitas parasetamol pada manusia dapat terjadi setelah penggunaan dosis tunggal 10-15 gram. Mekanisme hepatotoksik parasetamol berkaitan dengan penurunan kadar glutanin hati akibat metabolit parasetamol yaitu N-Acetyl-p-Benzoquinoneimine (NAPQI) yang merupakan metabolit reaktif dari parasetamol yang bersifat toksik pada hati
    corecore