9 research outputs found

    LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA PARANOID

    Get PDF
    Schizophrenia is a clinical syndrome of various psychopathologies involving cognition, emotion, perception, and other aspects of behavior. Schizophrenia is defined and diagnosed as a psychiatric disorder solely based on its clinical phenomenology. In this case, a 37-year-old man came with the main complaint of hearing disturbing whispers in his ear and believing that his family always talked about him. The patient is also suspicious of his parents and siblings, irritable, often alone, and unable to sleep. The patient also had auditory hallucinations, visions, and prominent delusions. The therapy given to patients was risperidone 2 x 1 mg orally / day and education for patients and their families. The patient's condition improved by showing a cooperative attitude that felt much calmer, and the patient never suspected his family and siblings again. Auditory hallucinations that appear can be controlled

    Cerebral Histopathology in Acute Toxicity Test of Curcuma Zedoria

    Get PDF
    This research aims to determine the effect of the acute toxicity test of white turmeric extract (Curcuma zedoaria) on the brain organ. This research is experimental research with a Post Test Only Control Group Design. This research was conducted at the Pharmacy and Histology Laboratory. Faculty of Medicine. University of North Sumatra. The research was carried out from January to March 2023. The population in this research involved male white rats (Rattus norvegicus). The results of the acute toxicity test of white turmeric extract for 14 days showed no signs of toxicity or death in rats given the smallest to largest doses, resulting in an apparent LD50 value of white turmeric extract is >2 g/kgBW, and is classified in the practically non-toxic category. Rats that received white turmeric extract showed movement or activity, appearing more energetic by the end of the second week with increasing doses. Histopathological examination of the brain in the acute toxicity test revealed minimal changes, such as edema and congestion in line with increasing doses.This research aims to determine the effect of the acute toxicity test of white turmeric extract (Curcuma zedoaria) on the brain organ. This research is experimental research with a Post Test Only Control Group Design. This research was conducted at the Pharmacy and Histology Laboratory, Faculty of Medicine, University of North Sumatra. The research was carried out from January to March 2023. The population in this research involved male white rats (Rattus norvegicus). The results of the acute toxicity test of white turmeric extract for 14 days showed no signs of toxicity or death in rats given the smallest to largest doses, resulting in an apparent LD50 value of white turmeric extract is >2 g/kgBW, and is classified in the practically non-toxic category. Rats that received white turmeric extract showed movement or activity, appearing more energetic by the end of the second week with increasing doses. Histopathological examination of the brain in the acute toxicity test revealed minimal changes, such as edema and congestion in line with increasing doses

    PENATALAKSANAAN PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP DI RSUD H. ABDUL MANAN SIMATUPANG KISARAN

    Get PDF
    Kejadian demam tifoid di  Indonesia sekitar 760-810 kasus per 100.000 penduduk setiap tahunnya, dengan angka kematian 3,1-10,4%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran diagnostik dan penatalaksanaan pasien demam tifoid rawat inap. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain studi kasus. Populasi seluruh data pasien demam tifoid rawat inap di RSUD H. Abdul Manan Simatupang Kisaran dan jumlah sampel yang ditentukan sebanyak 100 data yang diambil oleh petugas rekam medik. Penelitian ini menyimpulkan keluhan utama tertinggi pada pasien demam tifoid adalah demam (91%) dan keluhan tambahan tertinggi mual (76%). Berdasarkan jenis pemeriksaan, pemeriksaan fisik yang tertinggi adalah pemeriksaan pada lidah tifoid (68%), pemeriksaan darah rutin yang tertinggi dengan leukopenia (65%). Pemeriksaan serologis pada semua pasien yaitu uji widal (+) 89% dan uji tubex (+) 11%. Terapi cairan diberikan kepada semua pasien yaitu terapi RL(85%) dan NaCL (15%). Sedangkan pada lama rawatan, rata-rata 6 hari (minimum 2 hari dan maksimum 12 hari). Outcome perawatan paling banyak adalah pulang berobat jalan (49%). Status komplikasi tidak tercacat sehingga disarankan untuk lebih memperhatikan kelengkapan pada status data rekam medis

    Kadar Serum Interleukin-6 Tikus Wistar Jantan Pada Uji Toksisitas Akut Ekstrak Kunyit Putih

    Get PDF
    Latar belakang : Interleukin 6 ( IL–6 ) merupakan salah satu zat sitokin yang dikeluarkan bila terjadi respon inflamasi, hal ini sering disebabkan oleh adanya infeksi dari zat patogen seperti bakteri dan virus. Kunyit putih memiliki zat kurkumin yang mengandung diferuloylmethan dimana dapat berkhasiat sebagai antioksidan. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas kunyit putih dalam menurunkan IL-6 pada tikus putih. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental mengunakan design post-only control. Penelitian ini dibagi atas VI kelompok dimana masing-masing kelompok diberikan perlakuan berbeda. Kelompok I : diberikan aquades, kelompok II : NaCMC 1%,  kelompok III-VI secara berurutan diberi ekstrak kunyit putih sebanyak 2000 mg; 750 mg; 500 mg; 250 mg yang diberikan per-oral. Setelah itu dilakukan pengukuran IL–6 mengunakan ELISA kit. Hasil : Berdasarkan analisis menggunakan uji Kruskal-Wallis didapatkan rerata kadar IL–6 pada masing-masing kelompok I-VI adalah 362,041 pg/ml; 405,609 pg/ml; 397,908 pg/ml; 355,071 pg/ml; 441,025 pg/ml;  443,593 pg/ml. Berdasarkan uji Mann-Whitney, terdapat perbedaan signifikan pada kelompok I dengan kelompok V dan kelompok VI. Didapatkan pemberian ekstrak kunyit putih dengan dosis 750 mg memiliki efektifitas terbaik dalam menurunkan kadar IL - 6 Kesimpulan : Pemberian ekstrak kunyit putih dengan dosis 750 mg memiliki efektifitas terbaik dalam menurunkan kadar IL – 6

    UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK KUNYIT PUTIH TERHADAP KADAR GULA DARAH DAN KOLESTEROL

    Get PDF
    Kunyit putih memiliki kandungan zat utama kurkumin yang  mengandung diferuloylmethan sebagai antioksidan alami. Kurkumin memiliki manfaat sebagai antiinflamasi, antikanker, antifungal, antidiabetes dan antikolesterol. Kunyit putih banyak dibudidayakan di daerah Jawa, khususnya di Jawa Barat, Jawa Timur, terutama di hutan jati Jawa Tengah karena  obat tradisional dipercaya warga setempat mempunyai efek samping yang ringan daripada  obat modern, tetapi belum banyak penelitian mengenai toksisitas dan dosis aman dari kunyit putih. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dosis toksisitas akut  ekstrak kunyit putih (Curcuma zedoaria) terhadap kadar gula darah dan kolesterol. Penelitian eksperimental ini melibatkan 6 kelompok tikus dengan perlakuan yang berbeda, 2 kelompok kontrol yaitu : kelompok normal dan kelompok NaCMC 1%, dan 4 kelompok perlakuan dengan dosis 250 mg/KgBB, 500 mg/KgBB, 750 mg/KgBB, dan 2000 mg/KgBB. Kadar gula darah dan kolesterol diukur dengan spektrofotometri, setelah tikus diberi perlakuan selama 14 hari. Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan, dosis paling efektif untuk menurunkan kadar gula darah adalah 500mg/kgBB. Berdasarkan uji One Way Anova terdapat perbedaan KGD yang signifikan antara Kelompok Normal dan Na CMC 1% dengan EKP250, EKP500, EKP750, dan EKP2000 serta tidak terdapat perbedaan kolestrol yang signifikan antara Kelompok Normal dan Na CMC 1% dengan EKP250, EKP500, EKP750, dan EKP2000.

    Efektivitas sabun antiseptik dalam menghambat pertumbuhan Escherichia coli dan Salmonella typhi

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji daya hambat sabun antiseptik dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Salmonella typhi. Sampel yang dipakai adalah sebanyak 4 sabun antiseptik (sabun A, B, C dan D) dengan masing-masing konsentrasi sebesar 10%, 20%, 30% dan 40%. Proses pengenceran sesuai dengan konsentrasinya dapat mengubah kemampuan sabun dalam menghambat pertumbuhan bakteri yang diuji dengan metode difusi. Hasil penelitian didapatkan bahwa keempat sampel sabun antiseptik memiliki efektivitas antibakteri terhadap Escherichia coli dan Salmonella typhi. Namun pada Escherichia coli, rata-rata diameter zona hambat yang paling besar adalah pada sabun antiseptik A dengan konsentrasi 40% yaitu 26 mm dan rata-rata diameter zona hambat paling kecil adalah pada sabun antiseptik D dengan konsenstrasi 10% yaitu 7 mm. Sedangkan pada Salmonella typhi rata-rata diameter zona hambat paling besar adalah pada sabun antiseptik A dengan konsentrasi 40% yaitu 20 mm dan rata-rata diameter zona hambat paling kecil adalah pada sabun antiseptik B dengan konsentrasi 10% yaitu 10 mm. Hal tersebut dapat terjadi karena dinding penyusun dari kedua bakteri tersebut berbeda dan kandungan dari masing-masing sabun juga berbeda

    Isolasi Lactobacillus sp dari susu segar kemasan dan uji antimikroba terhadap bakteri patogen Salmonella sp dan Streptococcus mutan

    Get PDF
    Nilai gizi yang tinggi pada susu merupakan media yang baik untuk pertumbuhan berbagai macam mikroorganisme, baik yang menguntungkan maupun yang dapat membahayakan manusia. Penelitian ini bertujuan menganalisis kemampuan Lactobacillus sp  yang diisolasi dari susu segar terhadap bakteri patogen Gram (+) dan Gram (-) yaitu Salmonella sp, Streptococcus mutan secara in vitro. Hasil penelitian menunjukkan total populasi BAL pada susu segar kemasan adalah 200x108 CFU/g. Pada pewarnaan Gram menujukkan hasil pewarnaan Gram yang positif, sedangkan pada uji katalase menjukkan reaksi yang negatif dan uji aktivitas antimikroba yang menggunakan metode difusica kram MRS broth. Susu segar kemasan mampu menghambat Salmonella sp dengan zona hambat tertinggi adalah 11,925 mm sedangkan pada Streptococcus mutans mampu menghambat dengan zona tertinggi yaitu 13,45 mm
    corecore