1 research outputs found
Analisis Postur Kerja Stasiun Pengemasan Keripik Tempe Dengan Metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) Dan Quick Exposure Check (QEC) (Studi Kasus Keripik Tempe Bu Nurdjanah, Sanan, Malang)
Keripik tempe merupakan makanan ringan berbahan baku tempe dari
kedelai yang difermentasi. Salah satu daerah yang memproduksi keripik tempe
adalah sentra industri tempe dan keripik tempe yang terletak di Jalan Sanan
Kelurahan Purwantoro Kecamatan Blimbing Kota Malang. Keripik Tempe Bu
Nurdjanah Sanan memberdayakan penghasil tempe pada sentra industri Sanan
sebagai bahan baku untuk memproduksi keripik tempe. Industri ini memproduksi
keripik tempe sekitar 700 bungkus perhari atau 14 lonjor tempe yang mana 1,5
meter tempe per lonjor. Proses produksi dilakukan Hari Senin hingga Sabtu pada
pukul 07.30 hingga 17.00 WIB. Durasi kerja pada proses pengemasan tidak sesuai
dengan jam kerja yang telah ditentukan yaitu 11-12 jam dalam sehari. Pada proses
pengemasan terdapat 2 pekerja yang masing-masing melakukan 2 kegiatan
berupa pengemasan tempe dan perekatan kemasan. Permasalahan yang ada
pada Keripik Tempe Bu Nurdjanah Sanan yaitu pekerja pada stasiun pengemasan
mengeluhkan kelelahan pada anggota bagian tubuh seperti pada bagian bahu dan
kaki.
Penelitian dilakukan untuk menganalisis faktor penyebab MSDs,
menganalisis tingkat risiko postur kerja, dan memberikan usulan perbaikan untuk
pekerja stasiun pengemasan keripik tempe Bu Nurdjanah. Subjek penelitian ini
yaitu 2 orang pekerja pada stasiun pengemasan. Metode yang digunakan pada
penelitian adalah REBA dan QEC dengan bantuan kuesioner NBM. Penggunaan
kedua metode tersebut karena keduanya saling melengkapi dari permasalahan
bagian tubuh yang dikeluhkan antara lain bagian bahu dan kaki. REBA akan
menganalisis pada seluruh bagian tubuh dengan berfokus pada bagian atas dan
QEC menganalisis bagian atas tubuh yang melibatkan risiko pekerjaan, risiko
personal, dan risiko lingkungan yang mencangkup mengemudi, getaran, laju kerja,
dan stress.
Hasil perhitungan menggunakan metode REBA pada pekerja 1
menunjukkan aktivitas pengambilan kemasan setengah jadi mendapatkan skor
yang paling tinggi sebesar 12 dan pada pekerja 2 menunjukkan aktivitas peletakan
dan pengambilan kemasan setengah jadi mendapatkan skor yang paling tinggi
sebesar 12 dengan tingkat risiko sangat tinggi yang perlu perbaikan sekarang juga.
Hasil perhitungan menggunakan metode QEC pada pekerja 1 dan pekerja 2
menunjukkan aktivitas pengemasan keripik tempe dan perekatan kemasan
memiliki skor tertinggi sebesar 62,5 dengan tingkat risiko tinggi yang perlu adanya
perbaikan segera.
Keluhan musculoskeletal yang dialami pekerja stasiun pengemasan
disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut yaitu postur pekerja yang tidak
normal dalam waktu yang lama dan berulang, tata letak dan fasilitas yang belum
baik seperti menjangkau terlalu dekat atau jauh, indeks massa tubuh pekerja 1
yang terlalu tinggi, dan umur pekerja 2 yang rentan mengalami keluhan serta
cedera. Usulan perbaikan yang diberikan untuk industri keripik tempe Bu
Nurdjanah yaitu perbaikan tata letak, penambahan fasilitas kerja berupa meja dan
kursi, penetapan ketentuan waktu kerja, dan penetapan ketebalan tempe