5 research outputs found

    Komposisi Kimia Minyak Atsiri Kulit Kayu Akway (Drimys Piperita Hook F.)

    Full text link
    Akway (Drimys piperita Hook f.) adalah tumbuhan berkayu dan berdaun hijau aromatik yang merupakan kerabat winteraceae. Tumbuhan ini digunakan oleh suku Sougb yang bermukim di desa Sururey Kecamatan Manokwari, untuk menyembuhkan malaria dan untuk meningkatkan vitalitas tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui rendemen minyak atsiri kulit kayu akway menggunakan metode distilasi air dan komposisi kimia minyak atsirinya menggunakan gas chromatography and mass spectroscopy (GC-MS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen minyak atsiri kulit kayu akway adalah 0.37%. Minyak atsiri kulit kayu akway tersusun dari 41 senyawa. Senyawa-senyawa yang menyusun minyak atsiri terdiri dari terpen dan turunannya sebesar 80.49% and senyawa alifatik 4.88%

    Aktivitas Antiaflatoksin B1 Ekstrak Daun Rumput Kebar (Biophytum Petersianum) terhadap Aspergillus flAvus

    Full text link
    Aflatoksin B1 merupakan metabolit sekunder yang dihasilkan oleh Aspergillus flavus yang berbahaya bagi kesehatan karena bersifat karsinogenik. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencari bahan antikapang dan antiaflatoksin yang berasal dari bahan alami seperti tumbuhan. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari aktivitas ekstrak daun rumput kebar terhadap pertumbuhan miselium dan produksi aflatoksin B1 dari isolat A. flavus BC F0219 dan A. flavus BIO 2236 pada media model pangan kaya karbohidrat, lemak dan protein. Ekstrak daun rumput kebar diekstraksi secara bertingkat dengan pelarut n-heksana-etil asetat-metanol (HEM). Konsentrasi ekstrak yang diuji untuk isolatA. flavus BCC F0219 dan A. flavus BIO 2236 masing-masing adalah 1; 1,5; dan 2 MIC (Minimum Inhibitory Concentration). Nilai MIC untuk A. flavus BCC F0219 pada media kaya karbohidrat, lemak, dan protein berturut-turut sebesar 12, 14, dan 14 mg/mL. Sedangkan nilai MIC untuk A. flavus BIO 2236 pada media kaya karbohidrat, lemak, dan protein berturutturut sebesar 12, 16, dan 16 mg/mL. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa persentase hambatan pertumbuhan isolat A. flavus BCC F0219 dan BIO 2236 pada media kaya karbohidrat, lemak dan protein pada 3 tingkat konsentrasi MIC berkisar antara 90,8 – 100% dan 93,8 – 100%. Hambatan produksi aflatoksin B1 isolat A. flavus BCC F0219 dan BIO 2236pada media kaya karbohidrat, lemak dan protein pada 3 tingkat konsentrasi MIC berkisar antara 70,86 – 100% dan 83,42 – 98,84%

    PENGARUH PREPARASI UBI JALAR (Ipomoea batatas) SEBAGAI BAHAN PENGENTAL TERHADAP KOMPOSISI KIMIA DAN SIFAT ORGANOLEPTIK SAUS BUAH MERAH (Pandanus conoideusL)

    No full text
    The aim of this study was to determine the chemical composition and organoleptic properties of red fruit sauce due to the enriched of sweet potato as thickeners agent that was prepared in different forms. The sweet potatoes were prepared in some form, that was sweet potato starch, sweet potato flour, fresh grated sweet potato and sweet potato boiled and CMC was used for as comparison. The selection of the best treatment sauce formulations based on the total carotene content of the sauce. The red fruit sauce enriched sweet potato boiled as thickeners have the highest content of total carotenoids was 5.529 ppm and water content, ash, fat, protein, and carbohydrate were 75.44%, 8.05%, 59.97%, 8.49%, and  23.54%, respectively.  The panelists preference scores of color, flavor and textur of the best sauce formulation was 3.63 (neutral), 3.47 (neutral) and 4.17 (like), respectively

    Evaluasi Karakteristik Antibakteri Ekstrak Heksan Kulit Batang Drimys Piperita Hook F. terhadap Pertumbuhan Bakteri Patogenik dalam Medium Padat

    Full text link
    Drimys piperita Hook f. adalah salah satu jenis tumbuhan aromatik yang dikelompokkan dalam keluarga Winteraceae. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan obat tradisional Suku Sougb yang bermukim di Pengunungan Arfak Papua Barat untuk pengobatan malaria dan peningkatan vitalitas tubuh. Penelitiaan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan antibakteri ekstrak heksan kulit batang akway dan stabilitas antibakterinya terhadap pengaruh tingkat keasaman (pH), pemanasan dan konsentrasi natrium klorida secara in vitro serta potensinya sebagai pengawet pangan. Ekstraksi komponen antibakteri dilakukan menggunakan metode perendaman (maserasi) dalam pelarut heksan (maserasi) selama 72 jam. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan menggunakan metode agar well diffusion pada empat bakteri uji, yaitu Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus cereus dan Staphylococcus aureus. Hasil riset memperlihatkan bahwa ekstrak heksan kulit batang akway bersifat menghambat pertumbuhan S. aureus, E. coli, dan B. cereus dengan konsentrasi terendah 0,35-0,89%. Esktrak tahan terhadap pemanasan 100°C dalam waktu 25 menit dan konsentrasi natrium klorida ≤ 5%. Perlakuan pH 4 dan pH 8,5 dapat meningkatkan aktivitas antibakteri ekstrak. Ekstrak berpotensi sebagai pengawet pangan yang diproses dengan pemanasan dan pengasaman
    corecore