7 research outputs found

    The Effect of Combination From Purified Extract of Sambiloto Herb (Andrographis Paniculata (Burm.f.) Nees) and Pegagan Herb (Centella Asiatica (L.) Urban) of Translocation of Glut-4 Protein in Type 2 Diabetes Mellitus-insulin Resistance Rats

    Full text link
    Sambiloto herb (Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees.) and pegagan herb (Centella asiatica (L.) Urban) are excellent medicinal plants which are being developed as traditional for antidiabetic. The research aims to see the effect of combination from purified extract of sambiloto herb and pegagan herb of translocation of GLUT-4 protein in model type 2 diabetes mellitus rats-insulin resistance compared with the use of each purified extract. Test preparations were divided into 8 groups include three from combination purified extract of sambiloto herb and pegagan herb: I (912,1: 300), II (651,5: 500), III (390,9: 700) in mg/kg BW, IV (purified extract of sambiloto herb 1303 mg/kg BW), V (purified extract of pegagan herb 1000 mg/kg BW), VI (positive control metformin 45 mg/kg BW), VII (negative control CMC-Na 0.5%) and VIII (normal control). Parameters measured semi quantitative data translocation of GLUT-4 protein in cells muscles of the thigh (soleus muscle) rats using Immunohistochemistry methods. Test animals are of type 2 diabetes mellitus insulin-resistance was induced by fructose (1,8 g/kg BW) and fat-rich food (95% pellet, 5% egg yolks and 5 mL/ 200 g BW lard) for 70 days. Determination of insulin resistance used 3 parameters such as blood glucose levels, lipid levels (triglycerides, LDL, cholesterol, and HDL), and hypoglikemic tests with glibenklamid compared to normal controls animals. Insulin resistance test results using statistical analysis Independent Samples t-Test showed significant differences (p< 0.05) between normal rats with fat-fructose rats at day-50 and -70. This indicate fat-fructose rats indicated type 2 DM insulin resistance. Group of combination I (combination purified extract of sambiloto herb and pegagan herb (912,1: 300 mg/kg BB) showed effect of translocation of GLUT-4 protein was better than each purified extract with significantly p<0.05 with oneway ANOVA

    Determination of Total Flavonoid Levels on Leaf Stalks Ethanol Extract of Taro (Colocasia Esculenta[l.]schott)

    Full text link
    Taro is plant that has a pseudostalk,cylindrical and light brown bulbs. The shape of leaf is the heart in length. Leaf stalk of taro contains are saponins, flavonoids, tanins, alkaloids, steroids and terpenoids. Leaf stalk of taro can be used as an alternative medicines wound and antioxidants. Flavonoids have an important role in the biological activity of taro leaf stalk. This research aims to determine the flavonoid and total flavonoids content in the taro leaf stalk extract. The extraction is done using maceration method with 70% ethanolas solvent. The extract which is got is used for qualitative and quantitative analysis. Quercetin used as a standard solution. Quantitative analysis using UV-Vis Spectrophotometry on a wavelength of 435.5 nm and operating time at the 29th minute. The results of qualitative test showed that the extract was positive flavonoids. The average concentrations of total flavonoids was 10,2223mg QE/gram extract with %CV value of 0,3051%

    Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi Etil Asetat Daun Jeruk Nipis (Citrus Aurantiifolia (Chrism. & Panz.) Swingle.) terhadap Bakteri Salmonella Typhi

    Full text link
    Daun jeruk nipis mengandung senyawa kimia salah satunya alkaloid dan flavonoid yang memiliki manfaat sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas ekstrak etanol dan fraksi etil asetat daun jeruk nipis dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi. Pengujian aktvitas antibakteri menggunakan metode difusi cakram. Parameter daya hambat antibakteri ditentukan dengan mengukur zona hambat (mm) yang terbentuk di sekitar disc. Kontrol negatif yang digunakan DMSO 10% sedangkan kontrol positif yang digunakan yaitu chloramphenicol. Analisis statistik antibakteri menggunakan One Way Annova. Hasil rata-rata zona hambat pada konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100% pada ekstrak etanol berturut-turut adalah 7,8 mm, 8,5 mm, 10,3 mm, 10,4 mm, sedangkan pada fraksi etil asetat berturut-turut adalah 8,06 mm, 9,63 mm, 12,6 mm, dan 12,63 mm. Hasil statistik daya hambat ekstrak etanol dan fraksi etil asetat mampu menghambat bakteri Salmonella typhi pada konsentrasi 100% dengan diameter zona hambat beturut-turut sebesar 10,4 mm dan 12,63 mm kategori resisten yang memiliki perbedaan bermakna (p<0,05) dengan kontrol negatif DMSO 10%. Hasil tersebut belum setara dengan kontrol positif chloramphenicol 30 µg dengan zona hambat sebesar 34,5 mm

    Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Bunga Telang (Clitoria Ternatea L.) terhadap Bakteri Escherichia Coli ESBL

    Full text link
    Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi oleh mikroorganisme di bagian traktus urinarius. Mikroorganisme yang dapat menyebabkan ISK paling banyak ditemui pada bakteri Escherichia coli, bakteri tersebut merupakan salah satu bakteri penghasil Extended Spectrum Beta-Lactamase (ESBL) yang menyebabkan resisten terhadap beberapa antibiotik. Bunga Telang (Clitoria ternatea L.) telah diketahui memiliki kandungan senyawa utama antosianin yang memiliki khasiat antibakteri yang bisa digunakan sebagai alternatif pengobatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas ekstrak etanol bunga telang dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli ESBL. Penelitian ini menggunakan metode uji bakteri difusi cakram dengan variasi konsentrasi 25%, 50%, 75%, 100%, menggunakan kontrol positif Chloramphenicol 30 µg dan kontrol negatif DMSO 10%. Data penelitian ini dianalisis menggunakan uji statistik One Way Anova. Hasil penelitian ekstrak etanol bunga telang positif mengandung antosianin, flavonoid, saponin, tanin, triterpenoid dan alkaloid. Hasil rata-rata zona hambat yang dihasilkan pada konsentrasi 25%, 50%, 75%, 100% berturut- turut 6,3 mm, 6,9 mm, 8,3 mm dan 8,8 mm yang masuk dalam kategori resisten menurut CLSI dan memiliki perbedaan bermakna (p<0,05) dengan kontrol negatif (DMSO 10%). Hasil tersebut belum setara dengan kontrol positif chloramphenicol 30 µg dengan zona hambat sebesar 32,2 mm

    Pengembangan Formula Gel Ekstrak Teh Hijau (Camellia Sinensis L.) sebagai Penyubur Rambut

    Full text link
    Kerontokan rambut merupakan masalah yang dapat mengganggu penampilan. Ekstrak teh hijau dengan kadar 5 % terbukti menstimulasi pertumbuhan rambut (Sumakdjaja, dkk., 2008). Zat aktif dalam teh hijau (Camellia sinensis L) yang berkhasiat sebagai penyubur rambut adalah senyawa katekin dan turunannya. Senyawa flavonoid teh hijau terdiri dari epikatekin, (EC), epikatekin galat (ECG), dan epigalokatekin galat (EGCG). Selain itu juga terdapat asam galat, galokatekin galat (GCG), galokatekin (GC), katekin galat (CG) katekin (C), vitamin B dan vitamin C (Agus, 2007) yang mampu memperkuat akar rambut, mencegah kerontokan rambut, menghambat radikal bebas, menetralkan racun, dan melindungi kulit kepala dari infeksi. Formula sediaan kosmetik dan makanan berbahan aktif the hijau telah menyita perhatian masyarakat. Penyubur rambut berbahan aktif ekstrak teh hijau berbentuk gel belum dijumpai di kalangan masyarakat. Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian ini bertujuan mengembangkan formula gel penyubur rambut berbahan aktif ekstrak teh hijau. Penelitian ini dilakukan dengan membuat empat formula, yaitu formula I (carbopol 1%, TEA 0,3%, gliserin 1 %), formula II (CMC Na 3%, gliserin 1%,), formula III (PEG 400 72 %, PEG 4000 8%, gliserin 1%) dan formula IV (carbopol 0,75%, TEA 2%, PEG 400 12 % gliserin 1 %. Masing-masing formula mengandung ekstrak teh hijau dengan kadar 5%, pengawet nipagin 0,1 %, dan natrium metabisulfit 0,1%, sediaan dibuat 100 gram. Keempat gel yang diperoleh kemudian diuji kualitas sediaannya meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji daya lekat, uji daya proteksi, uji iritasi primer, uji aseptabilitas, serta uji aktivitas penyubur rambut. Dari penelitian diketahui bahwa formula gel yang paling optimal adalah formula I yang terdiri dari carbopol 1 %, TEA 0,3 %, dan gliserin 1%. Formula I menunjukkan konsistensi gel yang baik, mempunyai aktivitas penyubur rambut paling tinggi, tidak mengiritasi kulit, serta mempunyai sifat aseptabilitas yang baik
    corecore