6 research outputs found

    Model Revitalisasi Retrofitting pada Kawasan Wisata Kampung Madras Medan

    Full text link
    . Aglomerasi kawasan budidaya ditandai terkelompoknya kegiatan wisata kota, yang pada Kenyataannya justru menurunkan daya tarik wisata kota itu sendiri. Kampung Madras di Kota Medan termasuk salah satu wilayah wisata kota lama yang mengalami penurunan vitalitas wisata berupa degradasi penampilan dan sedikitnya aktivitas wisata. Penelitian ini bertujuan menyusun model revitalisasi kawasan wisata berbasis retrofitting sub-urban. Metode Kualitatif Deskriptif dilakukan untuk mengungkap potensi genius loci sebagai unsur revitalisasi menjadikan Kampung Madras sebagai kawasan wisata Little Indian District kota Medan. Model revitalisasi Kampung Madras sebagai Cultural District City dapat diterapkan melalui 3 (tiga) cara antara lain: (1) melalui penataan Fasada bangunan yang dibuat bercorak khas, dynamic skyline serta penataan pedestrian menjadi 3 jalur (window shopping lane, circulation lane, amenity lane) (2) Indian bridge and street carnival (3) Foodcourt Pagaruyung. Model revitalisasi ini memerlukan dukungan dan partisipasi para stake holder terutama masyarakat Tamil setempat berupa kegiatan culinary, occasion dan event khas meningkatkan vitalitas ekonomi dan pembentukan suasana Hindustan Kampung Madras

    Geriten Karo Sebagai Pembentuk Identitas Tempat

    Full text link
    Perkembangan arsitektur dunia adalah memunculkan ciri lokalitas. Saat ini peneliti Arsitektur Nusantara tengah menyusun kertas kerja dengan semangat pengungkapan kecerdasan Arsitektur Nusantara yang setara dengan pengetahuan arsitektur dunia. Penelitian ini bertujuan mengungkap potensi Geriten sebagai kecerdasan Arsitektur Nusantara. Pengungkapan karakter dan identitas tempat Geriten dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif antara lain transformasi dan modifikasi geriten untuk berbagai fungsi di masa kini. Temuan menunjukkan bahwa elemen wajah arsitektur Geriten Karo meng-kini menunjukkan kecenderungan sebagai unsur pembentuk landmark (penanda tempat) melalui desain rhythm Perulangan, vista, vertikalitas, ungkapan focal point. Bentuk ayo tampil sebagai pembentuk identitas Karo dalam transformasi bentuk dan proporsi. Unsur bentuk atap Geriten pantas dilestarikan dan dikuatkan sebagai unsur arsitektur pembentuk identitas tempat

    Model Rancangan Desain Revitalisasi Kawasan Niaga (Studi Kasus : Pasar Petisah Medan)

    Full text link
    . Ketimpangan pembangunan kawasan komersial pusat kota menunjukkan perwajahan urban economics berindikasi urban sprawl. Kawasan Niaga Pasar Petisah di Kecamatan Medan Petisah dimanfaatkan sebagai mix-use land use, minimalisasi ruang publik dan in-efisiensi pemanfaatan ruang luar menjadikan degradasi fungsi kawasan publik kota. Ketimpangan pemanfaatan ruang publik tersebut memerlukan upaya revitalisasi kawasan. Berdasarkan analisis awal konsep revitalisasi urban linkage berbasis kearifan lokal, maka dilakukan perencanaan model desain revitalisasi Kawasan Petisah dengan pendekatan retrofitting urban antara linkage visual, struktural, unsur tata guna lahan, arsitektur lokal, sirkulasi, ruang terbuka publik, aktifitas khas lokal. Keluaran penelitian berupa model rancangan desain revitalisasi kawasan niaga dalam wujud gambaran pra-rencana arsitektural zonasi, sirkulasi, pedestrian, ruang publik, parkir dan model tempat berdagang portabel. Model ini merupakan acuan / guide lines bagi revitalisasi kawasan niaga untuk peningkatan dan pemerataan pembangunan ekonomi di pusat kota Medan Kata-kunci : Model Rancangan Desain, Revitalisasi, Kearifan Lokal, Pasar Petisah Medan

    Partisipasi Masyarakat dalam Penggunaan Teknik Biopori untuk Mengendalikan Banjir Kota (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Rejo – Medan)

    Full text link
    . Permasalahan banjir merupakan hal utama kinerja utilitas kota Medan. Banjir pada suatu kawasan terjadi antara lain karena drainase yang tidak memadai untuk menampung volume air hujan akibat curah hujan yang cukup tinggi. Tingkat partisipasi masyarakat ditentukan dari pemahaman dan pengetahuan yang diterima tentang pengelolaan banjir. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai hubungan antara persepsi dan partisipasi, dengan metoda uji (sebelum – setelah) melalui serangkaian FGD dan simulasi penggunaan teknik biopori. Nilai korelasi 0,998 menunjukkan persepsi berkaitan erat dengan pengetahuan akan mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat sebelum dan sesudah FGD dan simulasi dengan nilai korelasi 0,954. Tingkat partisipasi masyarakat cukup antusias terhadap teknik biopori setelah dilakukan pengkayaan pengetahuan, pelatihan dan simulasi penggunaan untuk mengendalikan banjir kota. Penelitian ini berguna sebagai masukan kepada Pemerintah Daerah untuk meningkatkan kegiatan alternatif pengendalian banjir lingkungan

    The Fasad Katedral as an In-Fill Model for the Design of the Randusari Semarang Site Development

    Full text link
    The Cathedral Church Building is the foremost symbol on the Randusari site, a cultural heritage building of category A in Semarang. The management of the Maria Ratu Rosari Church intends to construct a new structure to replace the cathedral church's supporting framework. The research goal was to determine the best strategy for creating a new structure behind the cathedral church. The design of a new facility in a congested location and as a backdrop for a structure with cultural heritage status must be done carefully and ethically, considering the ethical implications of construction in a conservation area. This study proposes an alternate technique for creating a new structure behind a cathedral church designated as a cultural heritage site—the research method through a survey of the literature and design testing of numerous different facades. As a form of respect in ethical preservation, the infill method of curved and collaborative window shapes in harmony with the new building design as a background for a cathedral church building by Van Oyen 1936 is the most suitable. It shows the dimensions of the time the building was designed while also not stealing the attention of the main icon on the site

    Space in Batak Karos Architecture

    Full text link
    Batak Karo's Architecture is one of the Indonesian archipelago's architecture which is the result from the local wisdom of the Batak Karo tribe, one of the karonese architectures is the traditional Karo house. Masri Singarimbun explained that karo traditional houses are not only related to their functions but related to the process of establishment and how to dwell in it, there are so many customary rules when establishing and occupying the house. Now the Karo Batak tribe has turned to contemporary architecture and has lost its meaning in its architecture. This study will examine space in karo architecture with space theory that proposed by Christian Noberg Schultz, namely architectural space and existential space. The methodology used in this research is descriptive qualitative. It was found that karo architecture is a manifestation of the world view Batak Karo tribe which considers the world divided into three parts, namely the upper world, the middle world and the underworld and also the concretization of their kinship relationship, beru, senina and kalimbubu, which is called sangkep ngeluh
    corecore