7 research outputs found

    INTRINSIC ELEMENTS OF AROMA KARSA

    Get PDF
    Aroma karsa is such a cool novel by Dee lestari, the fictional novel that carries the smell. It is an interesting novel, there are several elements of the story such as adventure, mystery, romance, family and ancient legend. The researchers are very curious with this novel, we decided to identify this novel as our assignment in literature class, we looked for the references from the book or on the internet to made some summary or looked for the problems which would be interesting to write in this paper. The research was using method qualitative research, the location of the research was in Public Library in Blitar city, the method to collect the data is by reading the novel and looking for the reviewers about Aroma karsa on Internet. The result of research is the researchers can make a review and critics about the novel, fter enjoying Aroma Karsa the blueprint of this manuscript is divided into two stories, namely the world of reality and magic. Reality is the story where Jati and Suma meet who deliver them to the PuspaKarsa expedition and meet NurdinSuroso, Khalil Batarfi, AnungLinglung, YustinusHerlambang, IwanSatyana, JindraMahameru, and AryaJayadi. Furthermore, magic is a story where they must find the village of Dwarapala which is mysteriously located on Mount Lawu and only the aroma can open the way to the village. That's where the epic story takes place when the mystery of the PuspaKarsa is gradually revealed and leads them to an adventure with EmpuSmarakandi, Pucang, Sinom, and ElarManyur

    DERIVATIONAL AND INFLECTIONAL MORPHEME IN ENGLISH LANGUAGE

    Get PDF
    This paper talks about the morphology which study or words how they are formed and their relationship to other words in the same language. However, we focus on the derivational and inflectional morpheme, which has some aspects (suffixes and prefixes) and how they are categorized. In the context of Natural Language Processing, the question of how the boundaries of merging, derivation, and inflection with each other and with areas outside morphology can be determined and gained new relevance. This work develops a framework that can provide background for answers at the same time and is interesting, both theoretically and practically. On the basis of a thorough discussion of the literature, language-independent definitions are given for compounding, derivation, and inflection. We are as the writers, we look for the references using the internet.research method The descriptive  method is one of the methods we made to collect data, because our research formed a theoretical explanation different reference sources. Some of the data that we have obtained is the result of many references on the internet that we have filtered and selected according to the chapters or material we have examined and to using the descriptive method the researcher also uses the content analysis method, the discussion of a study using this method, is in-depth which will study a theory that has existed in the past and present by comparing which is more relevant to be used for the general public.             There are some differences between inflectional and derivational morphemes. First, inflectional morphemes never change the grammatical category (part of speech) of a word. derivational morphemes often change the part of speech of a word. Thus, the verb read becomes the noun reader when we add the derivational morpheme -er. It is simply that read is a verb, but reader is a noun. However, some derivational morphemes do not change the grammatical category of a word

    KALPATARU Majalah Arkeologi vol 20 nomor 1

    Get PDF
    BENARKAH KAPAK GENGGAM DITEMUKAN DI HALMAHERA? Truman Simanjuntak, Bagyo Prasetyo, Dwi Yani Yuniawati Umar Artikel ini mempertanyakan keberadaan kapak genggam di Halmahera yang fotonya dimuat pada sampul dalam terbitan: "Modern Quaternary Research in Southeast Asia" no. 18, tahun 1983/1984. Menurut keterangan pada foto itu, kapak genggam tersebut ditemukan oleh Van Panhuys di Halmahera baratdaya, tanpa menyebut nama situs atau lokasi penemuan yang jelas. Sebagai alat khas yang jarang ditemukan di Indonesia, temua ini menarik ditelusuri, karena jika memang benar, akan memberikan pandangan baru tentang persebaran paleolitik, khususnya Budaya Acheulean. Namun pengecekan langsung di lapangan, tidak menemukan situs Paleolitik, apalagi alat khas kapak genggam di pulau ini. Data regional, berupa rekaman arkeologi tentang hunian manusia tertua di pulau ini pun tidak lebih dari ca. 30 kya. KARAKTERISTIK TEMUAN YONI DI SEKITAR CANDI BOROBUDUR Agustijanto Indrajaya Lingga-yoni sebagai representasi Dewa Siwa dan Dewi Uma sangat dikenal di kalangan masyarakat Jawa Kuno sejak abad ke-8 Masehi dan seringkali dikaitkan dengan lambang kesuburan. Lingga-yoni kerap ditem?1<an di lingkungan candi-candi Hindu; kadang-kadang dalam kondisi tidak lengkap (hanya bagian yoni). Demikian pula sejumlah yoni ditemukan dalam berbagai bentuk dan hiasan dalam sebuah survei yang dilaksanakan di Candi Borobudur. Variasi bentuk dan hiasan yoni­yoni tersebut menarik untuk dibahas lebih lanjut. BENTENG ORANJE DI TERNATE: PENGGUNAANNYAABAD KE-17-20 M. Libra Hari Inagurasi*) Benteng kolonial, peninggalan berasal dari masa kehadiran bangsa Eropa, banyak dite­mukan di wilayah Indonesia. Bangsa Eropa seperti bangsa Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda, mulai berdatangan di kepulauan Nusantara sejak abad ke-16 M. Jejak material orang-orang Eropa yang tampak dominan ialah benteng. Pendirian benteng oleh orang-orang Eropa ketika itu dengan pertimbangan, kebutuhan untuk tempat berlindung, pertahanan, dan pusat perdagangan. Kawasan timur Indonesia yakni daerah Maluku Utara, merupakan wilayah di Indonesia yang memiliki ban­yak peninggalan benteng kolonial abad ke-16 dan ke-17 M. Salah satu benteng kolonial di Maluku Utara ialah benteng Oranje, yang berada di kota Ternate. Beriteng Oranje didirikan oleh Belanda pada abad ke-17 M. KOLEKSIBUDAYABENDAWI MALUKU TENGGARA DI MUSEUM ETNOLOGI NASIONAL LEIDEN: POTENSINYA BAGI PENGEMBANGAN KAilAN ARKEOLOGIS DI KEPULAUAN MALUKU Marlon Nr Ririmasse Museum Etnologi Nasional di Leiden, Belanda dikenal sebagai institusi dengan koleksi budaya bendawi Nusantara terbesar di Eropa. Hubungan sejarah yang panjang antara Indonesia dan Belanda telah mengantar ribuan objek yang kini langka dan bahkan punah di tempat asalnya menjadi koleksi salah satu museum etnologi tertua di dunia ini. Kepulauan Maluku Tenggara juga menjadi salah satu wilayah sumber utama bagi profil raya museum. Tulisan ini mencoba meninjau koleksi objek Kepulauan Maluku Tenggara yang ditampilkan dalam eksebisi permanen di Ruang Nusantara Museum Etnologi Nasional Leiden dengan menggunakan perspektifbiografi budaya bendawi. Lebih jauh dibuka ruang diskusi untuk melihat kemungkinan sumbangan kajian atas benda-benda spesifik ini bagi studi arkeologi di Kepulauan Maluku Tenggara. ANALISIS TEKNOLOGI LABORATORIS TEMBIKAR DARI SITUS MINANGA SIPAKKO, KECAMATAN KALUMPANG, KABUPATEN MAMUJU, PROVINS! SULAWESI BARAT M. Fadhlan S. Intan Tembikar merupakan salah satu sisa benda budaya yang paling sering ditemukan dalam penelitian arkeologi, yang terbuat dari tanah liat yang dibakar. Tembikar memegang pe,anan penting dalam kehidupan masyarakat masa lampau, baik. dalam kehidupan sosial maupun dalam kehidupan religius

    Plan financiero de la Empresa CrediScotia Financiera

    Get PDF
    El presente trabajo tuvo como objetivo evaluar a la empresa desde la perspectiva financiera con el fin de valorizarla y poder hallar su valor futuro a un horizonte de cinco años, para determinar: (a) el grado de liquidez en el que se encontrará, (b) el beneficio que obtendrán los principales socios, y (c) cómo sus principales stakeholders se beneficiarán con los indicadores. La metodología utilizada para desarrollar el trabajo de investigación es cualitativa y cuantitativa centrada en las características de la Financiera CrediScotia. El modelo teórico pretende establecer la situación actual del sector y su relevancia para la financiera, para luego hacer un análisis interno de la empresa, y poder valorar sus principales indicadores y su valor a diciembre de 2015, y para los próximos diez años. Finalmente, se desarrollan los objetivos y metas que la financiera deberá programar para establecer su éxito a futuro. Tomando en cuenta la importancia de conocer: (a) la perspectiva de la empresa en cuanto a sus metas financieras a largo plazo, (b) el grado de inversión que maneja, y (c) las proyecciones a futuro de sus ingresos con el fin de poder tener claro la brecha de inversión que debe manejar la empresa para llegar a cumplir todos sus objetivos. El plan financiero para CrediScotia Financiera se proyecta hasta el año 2025, en el identificamos la existencia de diversos factores internos relacionados a la organización y la capacidad de gestión de sus ejecutivos para incrementar los ingresos y la rentabilidad. Además, se identifican y analizan los diversos factores externos como la inflación, variaciones del tipo de cambio, decisiones políticas en otros que influyen en los resultados de la empresa. La aplicación del plan orienta la prevención del riesgo de perdida que afecte capital bancario, disminuyendo la liquidez por la disminución de las utilidades, debido a las pérdidas en los negocios de la financieraThe following assignment has as its main aim to assess the business from a financial view in order to price it and to be able to find out its worth in a five-year skyline, to establish: (a) the degree of liquidity in which it will be found, (b) the profit which the main business associates will make, and (c) the way its leading stakeholders will benefit from economic data. The methodology being used in order to develop the research study is qualitative and quantitative focused on Financiera CrediScotia features. The theoretical model attempts to set the nowadays situation of the region and its relevance to the Financiera, so that, later, a business inside analysis can be carried out, and to be able to price its main economic data and its value up to December 2015, and for the incoming 10 years. Finally, aims and goals will be developed which the Financiera will have to schedule to lay down its future success. Considering it is important to know the following: (a) the business perspective about its longterm aims, (b) the investment degree which is handled, and (c) incomes’ future projections with the purpose of enlightening the investment gap which the business must handle in order to achieve all its goals. The financial plan for CrediScotia Financiera is projected up to 2025, in which we identify the presence of a number of internal factors related to arrangement and its executives’ management capacity to increase incomes and profitability. Furthermore, a number of outside facts such as inflation, exchange rate, political atmosphere, among others are identified and studied and they will influence in the business outcomes. Enforcement of this plan leads us to prevent risk of loss which affects bank capital, lowering liquidity for profits’ reduction because of financiera’s businesses’ lossTesi

    AMERTA 21

    Get PDF

    Amerta: jurnal penelitian dan pengembangan arkeologi, vol. 29, no. 1

    Get PDF
    Makalah ini mengemukakan hasil pembacaan dan transliterasi prasasti Batutulis, yang merupakan salah satu peninggalan yang amat penting dari masa Kerajaan Sunda ketika beribukota di Pakuan-Pajajaran. Hasil pembacaan dan transliterasi yang ada masih belum memuaskan, beberapa bagian prasasti ini masih belum terbaca dengan jelas sehingga dapat menimbulkan berbagai penafsiran yang berbeda dan dapat menyebabkan ketidakpastian dalam uraian kesejarahannya. Keadaan yang demikian ini terutama disebabkan karena beberapa permasalahan paleografi. Dalam makalah ini dikemukakan transliterasi hasil pembacaan baru terhadap prasasti Batutulis dengan memperhatikan berbagai permasalahannya, terutama bentuk paleografinya. Hasil pembacaan barn ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang sebenamya seperti yang tertulis dan tersirat pada prasasti Batutulis

    KALPATARU Majalah Arkeologi vol 19

    Get PDF
    AJARAN MORAL LUKMAN AL-HAKIM DALAM NASKAH KUNO (Analisis Filologis atas Naskah Nasihat Lukman al-Hakim) Mujib Nasihat Lukman Al-Hakim adalah naskah kuno yang kini tersimpan di Bagian Naskah Kuno, Perpustakaan Nasional, Jakarta. Naskah ini penting karena isinya berupa nasihat-nasihat yang sangat bermanfaat bagi pendidikan anak, yang ditulis beberapa abad yang lalu. Sa yang sampai saat ini para pendidik belum menggunakan naskah ini sebagai bahan kajian maupun untuk bacaan. Hal ini mungkin disebabkan informasi mengenai naskah ini tidak sampai kepada mereka, a tau karena teksnya menggunakan aksaraArab-Melayu yang bagi sebagian orang sulit dibaca. Penulis mencoba menelaah naskah ini berdasarkan teori filologi. Isi naskah ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi kalangan cerdik-cendekia mengenai cara memberi nasihat kepada anak-anak berdasarkan kaidah agama. Kajian menggunakan teori filologi sebenamya digunakan mencari dan merujuk pada teks-teks yang telah ada sebelumnya dan untuk mencari naskah yang asli. Tulisan ini juga menyertakan transkrip naskah tersebut dalam aksara Latin agar dapat dibaca oleh masyarakat luas untuk memperluas wawasan ilmiah mereka mengenai naskah-naskah kuno yang berharga. LINGKUNGAN GEOLOGI SITUS CANDI SEWU KABUPATEN KLATEN, PROVINS! JAWA TENGAH M. Fadhlan S. Intan Situs Candi Sewu termasuk wilayah administratif Dusun Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten K.laten, Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis Situs Candi Sewu terletak di antara dua garis lintang yaitu, 7°44'40" Lintang Selatan dan 110°29'00" Bujur Timur. Bentang alam terbagi atas dua satuan morfologi yaitu, Satuan morfologi dataran (0-2%), dan Satuan morfologi bergelombang lemah (2-8%), dengan ketinggian situs secara umum adalah ± 200 meter di atas permukaan air laut. Pola aliran sungai termasuk pada Pola Radial, dengan stadia Sungai Dewasa­Tua (old-mature river stadium), sedangkan klasifikasi atas kuantitas air, termasuk pada Sungai Periodis/Intermittent, dan Sungai Episodis/Epimeral. Satuan batuan batuan penyusun situs tersebut adalah EndapanAluvial (berumur Holosen), dan batuan beku andesit. Berdasarkan atas hasil analisis petrologi, Situs Candi Sewu dibangun dengan mempergunakan batuan beku andesit, dan batuan tufa. Bahan batuan andesit yang dipergunakan di Candi Sewu, terlihat pada bangunan utama, bangunan serta, pagar-1, dan unsur candi. Sedangkan bahan batuan tufa terlihat pada pagar-2, pagar-3, dan unsur candi. Hasil ekskavasi BP3 Jawa Tengah tahun 1985 di Kotak Ml 5, ditemukan 10 lapisan, dari berbagai jenis endapan sedimen, seperti lempung, pasir, dan bongkah andesit. Sumber bahan baku untuk pembangunan Situs Candi Sewu banyak terdapat di wilayah ini, yaitu batuan beku andesit banyak ditemukan di sekitar Situs Candi Sewu, yaitu di Kali Opak, Kali Telon, Kali Borongan, dan Kali K.langkangan. Sedang batu tufa terdapat di daerah tenggara Situs Candi Sewu yaitu di daerah Baturagung. Hasil penelitian lapangan menunjukkan bahwa wilayah Situs Candi Sewu memiliki surnberdaya alam batuan yang potensial dalam penyediaan bahan pembuat bangunan candi, serta aksesibilitas mendapatkannya pun cukup tinggi. PEMAKNAAN "INDONESIA RAYA" DALAM KONTEKS KEKINIAN Bambang Budi Utomo Sebuah lagu diciptakan dengan mengandung makna, terutama apabila lagu tersebut merupakan lagu kebangsaan. Lirik-liriknya menggambarkan latar belakang bangsa itu, termasuk sumberdaya-sumberdaya alam di tanah yang terjajah. Di antara kalimat-kalimatnya tersirat tujuan suatu bangsa di masa yang akan datang. Tulisan ini membahas tentang beberapa kata yang digunakan dalam lirik lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dianalisis dari sudut pandang budaya dan penerapannya dalam konteks kekinian. Setelah melalui kurun waktu yang panjang dan melakukan berbagai upaya, bangsa dengan budaya yang beragam ini, yang mendiami Kepulauan Nusantara, akhimya disatukan oleh lautan. EVOLUSI LINGKUNGAN SITUS PADANG BINDU, KABUPATEN OGAN KOMERING ULU, SUMATERA SELATAN Vi ta Evolusi pada dasamya merupakan proses perubahan dalam jangka waktu tertentu yang tak terbatas. Dalam konteks lingkungan berarti perubahan lingkungan yang berjalan terus menerus selama masih ada makhluk hidup yang mendukung lingkungan tersebut (Polunin, 1994). Dalam kondisi alami, lingkungan dengan segala keragaman interaksi dan interelasi yang ada mampu untuk menyeimbangkan keadaannya. Walaupun demikian keadaan ini tidak tertutup kemungkinan dapat berubah oleh campur tangan manusia dengan segala aktivitas dalam rangka pemenuhan kebutuhan yang pada umumnya melampaui batas. Evolusi lingkungan terjadi di Situs Padang Bindu, Kabupaten Ogan Komering Ulu akibat dari kerusakan tempat hidup hewan maupun tumbuhan yang disebabkan oleh perladangan berpindah dengan siklus yang pendek, serta terjadinya perubahan fungsi dari hutan darat menjadi daerah pertanian/perkebunan, industri, pemukiman, pariwisata dan lain sebagainya. Perubahan ekosistem wilayah ini lambat atau cepat menyebabkan evolusi terus berlangsung selama ada hidup dan kehidupan di muka bumi ini. PERANAN FAKTOR LINGKUNGAN DALAM PROSES DEGRADASIBATAPADACANDIBLANDONGAN DAN UPAYA PENANGANANNYA Ni Komang Ayu Astiti Candi Blandongan merupakan salah satu candi terbesar yang terbuat dari bata yang ditemukan di kompleks percandian situs Batujaya, Kabupaten Krawang, Provinsi Jawa Barat. Bangunan ini mempunyai nilai sangat penting bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilrnu pengetahuan dan kebudayaan sehingga perlu dilindungi dan dilestarikan demi pemupukan kesadaran, jatidiri bangsa dan kepentingan nasional. Dari sudut ekonomi bisa dimanfaatkan sebagai salah satu objek pariwisata khususnya di wilayah Jawa Barat, sehingga dapat meningkatkan pendapatan asli daerah. Bata sebagai bahan utama bangunan Candi Blandongan mempunyai sifat porositas dan serapan air yang tinggi sehingga sangat mudah mengalami proses degradasi dalam bentuk kerusakan dan pelapukan. Proses degradasi pada Candi Blandongan disebabkan karena interaksi antara bahan bangunan dengan faktor lingkungan yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Proses degradasi ini tidak dapat dihentikan secara total tetapi hanya bisa dikendalikan atau dihambat prosesnya melalui pengendalian faktor-faktor lingkungan penyebab degradasi tersebut. Pengendalian faktor-faktor penyebab degradasi ini dilakukan secara tradisional, tetapi dalam hal-hal tertentu dapat mempergunakan metode dan teknik modern asal bisa dipertanggungjawabkan secara ilrniah. KARAKTERISTIK KOMPLEKS PEMAKAMAN KUNA SELAPARANG Libra Hari Inagurasi Penyebaran agama Islam di Nusantara pada abad ke-16 s.d. 17 telah meninggalkan jejak-jejak material yang meliputi masjid, makam, dan istana. Makam-makam kuna pada umumnya memiliki karakteristik atau ciri-ciri tertentu yang membedakan dengan makani masa sekarang. Makam-makam kuna penyebar agama Islam di Jawa di antaranya ialah makam para Wali yang tersebar di pantai utara Jawa. Di luar Jawa yakni di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, terdapat situs pemakaman Islam yaitu kompleks makam kuna Selaparang. Tulisan ini bermaksud mengungkap karakteristik atau ciri-ciri yang terdapat pada pemakaman kuna Selaparang. Karakteristik tersebut ditandai dengan adanya tolok ukur di antaranya ialah tata letak makam, dan tipe batu nisan. Di J awa telah dikenal adanya ciri-ciri umum makam kuna. Seperti apakah ciri-ciri pemakaman kuna di Selaparang? Mungkinkah ada kemiripan dengan makam-makam kuna di J awa? Sehubungan dengan ciri-ciri makam kuna, maka tulisan ini juga mencoba menelusuri asal-usul tata cara pemakaman pada masa sebelum Islam
    corecore