18 research outputs found

    The Production of Breadfruit Flour: Effect of Heater Temperature to the Drying Rate and TIME of the Breadfruit

    Full text link
    The composition of mineral and vitamin from breadfruit is particularly known of having benefits compared to rice which is a main source of carbohydrate consumed by societies. The process of drying is one of the factors that affects foodstuffs quality. The aim of this research was to provide an understanding of drying phenomena from data experiment and discover the influence of drying air temperature to breadfruit drying time and rates. This research was conducted in several stages which are material preparation (breadfruit) by through downsizing process, then weigh the material (breadfruit) once every 5 minutes on each drying air temperature variations (50 ºC, 60 oC, 70 oC, and 80 oC). The research were conducted using breadfruit with the best drying time which is obtained at 60 0C for 100 minutes. The lowest water content obtained was 0.4%, while the highest drying rate was 0.00144 Kg2/m2.s at 80 ºC of temperature

    Medical Staff Services Quality to Patients Satisfaction Based on SERVQUAL Dimensions

    Full text link
    Hospital service quality was a degree of discrepancy between patients\u27 perceptions and their expectations about hospitals services. Service quality which was provided by medical staff emphasizes the actual hospital service process. In the hospital, patients\u27 satisfaction could be widely used to determine hospital service quality. The purpose of this study was to analyze the influence of medical staff services quality on patients satisfaction based on SERVQUAL dimensions. This study used an analytic observational design with cross-sectional approach. There were 314 respondents taken from inpatients hospital admission using simple random sampling. Based on regression analysis results, five dimensions of health services quality affect patients\u27 level of satisfaction and obtained the equation of Y = 0.026 + 0.226X1 + 0.332X2 + 0.1X3 + 0.075X4 + 0.235X5, this explained that patients\u27 satisfaction was affected by all dimensions of health service quality (RATER) simultaneously. However, different values will be obtained if all dimensions were measured separately, range from 10% to 33.2%. It could be concluded that patients\u27 satisfaction were influenced by the quality of medical staff services through its five components: reliability, assurance, tangible, empathy and responsiveness

    Pengaruh Suhu dan Waktu Pengeringan terhadap Mutu Rumput Laut Kering

    Full text link
    Indonesia sebagai salah satu penghasil rumput laut Eucheuma cottoni terbesar di Dunia maka di perlukan pengembanagn dalam penaganan hasil dari rumput laut yang dihasilkansalah satunya adalah tahap pengeringan rumput laut. Kandungan rumput laut merupakan salah satu bagian yang harus diperhatikan dalam pemrosesesan rumput laut. Mengingat manfaat rumput laut yang luas dalam industri kosmetik, pangan dan obat-obatan. Hasil penelitian ini bertujuan untuk menngetahui waktu dan suhu operasi dalam proses pengeringan serta memahami proses pengeringan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan massa kering rumput laut dalam 150 gram sebesar 12,75 gram serta kondisi optimum dalam proses pengeringan rumput laut, yaitu lama waktu pengeringan 4 jam dengan suhu 65oC yang dinyatakan dengan nilai moisture content sebesar 0,16 kg H2O/kg RL dengan laju pengeringan sebesar 3,63 kg H2O/m.jam dan sisa kadar air dalam rumput laut sebesar 1,36

    Biosintesis Nano/mikro Partikel Perak dari Rumput Laut (Eucheuma Cottonii) Berbantu Gelombang Ultrasonik

    Get PDF
    Nano/mikro partikel perak menjadi perhatian bagi peneliti dikarenakan karakteristiknya yang unik dan dapat diaplikasikan pada berbagai bidang seperti obat, katalisis, industri tekstil maupun pada bidang pengolahan limbah. Tujuan dari penelitian ini adalah biosintesis hijau dari nano/mikro partikel perak menggunakan rumput laut Kappahycus alvarezi/Eucheuma Cottonii. Penggunaan rumput laut kappahycus Alvarezi dikarenakan ketersediaan rumput laut jenis ini di Indonesia melimpah serta memiliki banyak keuntungan diantaranya biosintesis nano/mikro partikel dari bahan alam yang lebih stabil. Penggunaan gelombang ultrasonik diharapkan dapat meningkatkan yield dan mempersingkat waktu ekstraksi. Penelitian ini dilakukan melalui dua tahapan tahap pertama adalah memvariasikan waktu ekstraksi rumput laut berbantu gelombang ultrasonic selama 2,4,6, dan 8 menit dan rasio ekstrak rumput laut dan AgNO3 1:10,1:15 dan 1:15. Hasil uji spektrofotometer menunjukan panjang gelombang maksimum pada 320 nm dengan ukuran partikel berdasarkan pengujian SEM yang telah dilapisi sebesar 20 mikron

    Sistem Ketahanan Pangan Nasional: Kontribusi Ketersediaan Dan Konsumsi Energi Serta Optimalisasi Distribusi Beras

    Full text link
    Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Kecukupan ketersediaan beras pada tingkat nasional maupun regional menjadi prasarat bagi terwujudnya ketahanan pangan nasional. Masalah beras di Indonesia juga tidak terlepas dari aspek distribusi akibat adanya kesenjangan produksi antar daerah dan antar waktu. Studi ini mencoba untuk mengkaji (1) ketahanan pangan wilayah ditinjau dari ketersediaan energi, dan kontribusi beras dalam ketersediaan energi, (2) ketahanan pangan tingkat rumah tangga dan kontribusi konsumsi energi yang bersumber dari beras terhadap konsumsi energi total, (3) keragaan wilayah provinsi di Indonesia berdasar ketersediaan dan konsumsi beras, (4) optimalisasi distribusi beras antar daerah di Indonesia. Hasil studi menunjukkan bahwa ketahanan pangan wilayah pada tingkat nasional maupun regional dari aspek ketersediaan energi adalah terjamin, meskipun jika dilihat dari Pola Pangan Harapan (PPH) maka ketersediaan pangan belum memenuhi aspek keragaman pangan. Berdasar ketahanan pangan tingkat rumah tangga masih ditemukan rumah tangga yang tergolong rawan pangan yaitu sebanyak 10,39 persen di Provinsi Jawa Timur, dan 9,21 persen di Provinsi Sulawesi Selatan dengan ketergantungan terhadap konsumsi energi yang bersumber dari beras masing-masing senesar 47,9 dan 84,19 persen. Secara nasional, terdapat 11 provinsi yang mengalami defisit beras dan 22 provinsi yang mengalami surplus. Jumlah defisit beras di Indonesia tahun 2009 sebesar 2,09 juta ton. Biaya minimum yang diperlukan untuk mendistribusikan beras daerah surplus ke daerah defisit tersebut sebesar Rp 1,016 milyar

    Perbandingan Metode Uji Kandungan Total Fenolik Dari Ekstrak Rumput Laut Eucheuma Cottonii Lontar Banten

    Full text link
    Rumput laut adalah suatu komoditas utama perikanan budidaya di Indonesia yang menopang hampir 58% dari total produksi perikanan budidaya tahun 2016 yang mencapai 19,46 juta ton. Salah satu rumput laut yaitu rumput laut E. Cottoni diketahui memiliki kandungan senyawa fenolik yang merupakan salah satu kandungan rumput laut yang berperan sebagai antioksidan. Rumput laut Eucheuma Cottonii terdapat senyawa flavonoid seperti catechin (gallocathecin, epicathecin, catechin gallate), flavonols, flavonol glycosides, caffeic acid, hesperidin, myricetin yang berfungsi sebagai antioksidan. Tujuan mengetahui metode ekstraksi terbaik dalam uji kandungan fenolik dalam rumput laut (Euchema cotonii) dan menentukan konsentrasi optimal pada pelarut (metanol) dalam proses ekstraksi rumput laut (Euchema cotonii). Penelitin ini dilakukan dengan cara mengekstraksi kandungan rumput laut dengan berbagai metode ekstraksi yaitu maserasi, ultrasonic dan microwave dengan konsentrasi pelarut etanol (25% ;50% ;75%) lalu dilakukan pengukuran kadar total fenolik dengan metode folin ciocalteau dan dianalisa absorbansinya dengan spectrophotometer UV-Vis. Hasil Total Phenolic Compound (TPC) terbaik dalam penelitian ini yakni pada metode ekstraksi ultrasonik dan dengan pelarut etanol pada konsentrasi 50% yakni sebesar 961.081 mg GAE / g ekstra
    corecore