2 research outputs found

    Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin dengan Rangsangan Puting Susu di Bpm Lilik Kustono Diwek Jombang

    Full text link
      Pendahuluan: Proses persalinan normal ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu power (his dan tenaga mengejan), passanger (janin, plasenta dan selaput ketuban) dan passage (jalan lahir). Ketiga faktor utama ini sangat menetukan jalannya persalinan. Upaya untuk meningkatkan kontraksi dapat dilakukan secara farmakologis dan non farmakologis. Salah satu upaya untuk menigkatkan kontraksi non farmakologis yaitu dengan stimulasi puting susu. WHO memperkirakan 70% mengalami peningkatan kontraksi uterus setelah dilakukan stimulasi dan 30% tidak mengalami peningkatan karena kurangnya penanganan gerakan putar-putar puting susu. Dinas Kesehatan Jawa Timur melaporkan adanya peningkatan karena rangsangan puting susu sebesar 29 orang atau 380/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2010. Laporan studi kasus ini bertujuan untuk melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan rangsangan puting susu di BPM Lilik Kustono, Amd.Keb Desa Ceweng. Metode: Jenis penelitian studi kasus, lokasi studi kasus di BPM Lilik Kustono, Amd.Keb Desa Ceweng Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. Subjek kasus pada ibu bersalin fisiologi multigravida. Hasil: Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada ibu inpartu kala I fase aktif yang diberikan rangsangan puting susu selama 2 menit didapat bahwa kedua pasien mengalami penambahan intensitas kontraksi uterus. Dari 2 kali dalam 10 menit 30 detik menjadi 2 kali dalam 10 menit 50 detik. Ibu dapat bersalin dengan normal tanpa ada komplikasi. Keadaan ibu dan bayi baik. Pembahasan: Kesimpulan yang didapat dari kedua pasien bahwa stimulasi puting susu hanya meningkatkan intensitas kontraksi uterus tetapi tidak cukup kuat untuk meningkatkan frekuensi nya. Diharapkan untuk kehamilan selanjutnya pasien dapat menggunakan rangsangan puting susu sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kontraksi.   Kata Kunci: Persalinan, Rangsangan Puting Susu, Kontraksi &nbsp

    The Effectiveness of the Decoction of Red Betel Leaves (Piper Crocantum) Against the Reduced Symptoms of Fluor Albus in Adolescent Girls

    Full text link
    Background: Fluor albus is excessive fluid from vagina that is not menstruation. To reduce the symptoms of fluor albus, non-pharmacological treatment from the decoction water of red betel leaves (Piper crocantum) was used in the present study. These red betel leaves (Piper crocantum) contain alkaloids that the green betel leaves do not have, and the alkaloids play a role as an antimicrobial agent. Besides, the red betel leaves have antiseptic power that is twice higher than the green betel leaves. The red betel leaves (Piper crocantum) also contain carvakrol which is anti-fungal and disinfectant, and it that can be used as an antiseptic medicine to maintain oral cavity health, cure fluor albus disease, and alleviate bad odor. Purpose: The present study aims to discover the effectiveness of the decoction of red betel leaves in reducing the fluor albus symptoms. Method: This study uses quasi-experimental research design with one group undertaking pre- and post-tests. It involved 20 adolescent girls of Al-Adzkia Sentul Boarding School in which the sample was taken using purposive sampling techniques. Further, a closed ended questionnaire is used to collect data, then analyzed using paired t-test. Result: The results showed a meaningful difference before being given treatment for 13.40. After treatment the value became 8.27 with a p-value < of α (0.005). Conclusion: The results this study indicated a decrease in symptoms of vaginal discharge after the use of red betel leaf decoction and recommended it to be used as a form of non-pharmacological therapy or traditional medicine in reducing fluor albus symptoms in adolescent girls
    corecore