7 research outputs found

    Analisis Etnomatematika Dan Penerapannya Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

    Full text link
    Matematika yang diajarkan di sekolah dikenal dengan matematika sekolah yang kajian materinya disesuaikan dengan perkembangan kognitf kebutuhaan peserta didik. Matematika tidak hanya dipelajari di sekolah tetapi sebenarnya matematika secara tidak langsung telah dikenal sebelumnya dalam lingkungan masyarakat. Secara tidak langsung masyarakat telah mengenal matematika dalam aktifitas keseharian mereka misalnya menghitung, mengukur bahkan menghasilkan produk misalnya anyaman. Kebiasaan ini merupakan budaya yang dapat dikaitkan dengan konsep matematika yang lebih dikenal dengan istilah etnomatematika. Penelitian ini bertujuan mengkaji etnomatematika dalam masyarakat Maluku yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep matematika yang dapat dieksplorasi dalam budaya masyarakat Maluku adalah konsep bilangan khususnya pecahan, nilai tempat, dan geometri khusunya pengubinan. Dengan cara berjualan masyarakat yang mengelompokkan objek jualan dalam bentuk tumpukan-tumpukan kecil misalnya berjualan buah-buahan seperti langsat dan manggis, makan tradisional seperti embal dan sagu lempeng dapat ditanamkan konsep pecahan, pecahan senilai dan urutan pecahan. Selain itu dalam pembuatan pembungkus makanan khas “kuyabu” maupun “suami” digunakan daun yang dibuat berbentuk kerucut. Dengan mengaitkan budaya dalam menanamkan konsep pecahan pada siswa kelas 4 SD Negeri Teladan menunjukkan peningkatan pemahaman peserta didik terhadap konsep tersebut yang ditunjukkan dengan tingginya nilai gain score yaitu 0.57. Dampak pengiring lainnya adalah pemahaman peserta didik terhadap makanan khas daerah yang secara tidak langsung menumbuhkan karakter cinta tanah air

    Analisis Penguasaan Objek Matematika (Kajian pada Lulusan SMA di Provinsi Maluku)

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi penguasaan objek langsung dan objek tidak langsung matematika pada lulusan SMA di provinsi Maluku, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sampel penelitian ini adalah 466 lulusan SMA yang menjadi mahasiswa baru jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Pattimura Ambon. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penguasaan objek langsung matematika, yang terdiri atas penguasaan konsep, operasi, dan prinsip matematika masuk dalam kategori sangat rendah. Demikian pula penguasaan objek tak langsung matematika yang meliputi kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan penalaran masuk dalam kategori sangat rendah. Terdapat tiga faktor penyebab rendahnya penguasan objek matematika, yakni (1) kualifikasi dan kompetensi guru, (2) rendahnya kualitas pembelajaran dan (3) budaya belajar

    Pengembangan Perangkat Pembelajaran Materi Persegi dan Persegi Panjang Menggunakan Strategi React

    Get PDF
    Education in the present has become a necessity, the need for knowledge gained through the learning process both in school and learning from the environment of residence. Mathematical skills are important for everyday life, when students work in activities that are based on everyday life situations; they see ways of applying the mathematical skills they are learning to the real world. Thelearning strategy REACT is one of the learning strategies that use the environment as a source of learning. Besides the teaching learning process with active student learning methods (CBSA) the teacher must be more active in preparing lesson material, planning the process to be carried out such as RPP, preparing evaluation such as LKS and follow-up. From the results of the study the development of learning tools for student activities reached 91.25% and the success rate of students reached 70%. Thus the development of a square and rectangular learning device using theREACTstrategy has a good effect on student activity and student learning outcome

    ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SD NEGERI 40 AMBON PADA MATERI BANGUN DATAR

    Get PDF
    The purpose of this study was to determine the mathematical creative thinking ability of Grade VI students of SD Negeri 40 Ambon on flat material. This type of research is a descriptive study with a qualitative approach. The subjects in this study were fifth grade students of SD Negeri 40 Ambon in semester 2 of 2018/2019 academic year as many as five people. The subject taking technique is done by purposive sampling. Methods of data collection through tests of mathematical creative thinking and interviews. Data analysis techniques refer to the opinion of Miles and L-Luberman, namely the data reduction stage, the data presentation stage, and the conclusion drawing stage. The results showed that the five subjects representing each level of creative thinking ability had different characters in showing indicators of creative thinking abilit

    Analisis Pemahaman Konsep Matematis Siswa pada Materi Fungsi di Kelas X SMA Kartika XIII-1 Ambon

    Full text link
    Pemahaman konsep matematis adalah kemampuan siswa dalam menemukan dan menjelaskan, menerjemahkan, menafsirkan dan menyimpulkan suatu konsep matematis berdasarkan pembentukan sendiri, bukan hanya sekedar menghafal. sehingga mencapai tujuan yang diinginkan, dalam hal ini pada pembelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mendekrispikan pemahaman konsep matematis pada materi fungsi di kelas X SMA Kartika XIII 1 Ambon. Penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualititatif deskriptif. Penelitian dilakukan dengan Subjek dalam penelitian ini yaitu 3 subjek yang diambil berdasarkan hasil tes awal yang diberikan oleh guru kemudian dikelompokan dalam 3 kategori yaitu kategori tinggi, sedang dan rendah berdasarkan kriteria dari guru. Selanjutnya, diambil 1 orang dari setiap kategori yang ada untuk melakukan tes pemahaman konsep matematis pada materi fungsi dengan ketentuan bahwa ke-3 subjek memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan mampu memberi tanggapan pada tahapan wawancara setelah mengerjakan soal fungsi yang diberikan oleh peneliti. Dari ketiga subjek berdasarkan hasil wawancara ditemukan bahwa subjek dengan kategori tinggi cenderung memiliki kemampuan indikator pemahaman konsep yang baik dibanding dengan subjek kategori sedang begitu pula subjek dengan kategori sedang cenderung memiliki pemahaman konsep yang cukup baik dibanding dengan subjek dengan kategori rendah yang memiliki pemahaman konsep yang kurang bai
    corecore