6 research outputs found

    UKURAN KEPADATAN DAN POTENSI IKAN BARONANG TOMPEL (Siganus guttatus Bloch 1787) DI TELUK KOTANIA SERAM BAGIAN BARAT

    Get PDF
    Spotted rabbitfish (Siganus guttatus Bloch 1787) are valuable commercial fish species. Research on the fish species has been carried out in the waters of Kotania Bay, aiming to obtain information about size, density and potential of the fish species. Data are collected about total length (TL), weight and number of individual fish at four observation stations using 120m length of bottom gillnet with mesh size of 2.0, 2.5, 3.0 dan 3.5 inches. The bottom gillnet is operated in a circle that starting two hours before the low tide then the spotted rabbitfish caught are collected at the low tide. The results showed that the total length of the spotted rabbitfish is in the range of   11,3 – 33,9 cm which has dominated by fish with sizes of 18, 24 and 26 cm. Mean density of the fish is 209 individual/ha, so the abundance the fish in the area of seagrass beds 823.62 ha was estimated as 172.486 of fish individual, it’s 72,51% or 125.070 individuals are those fishes that has spawned for the first time. The mean weight of the spotted rabbitfish at this size is 533,51 grams, so calculated biomass is 66,73 tons and MSY value is 33,365 tons in wet season

    KEPADATAN DAN DISTRIBUSI SPASIAL ZOOPLANKTON DI SELAT BALI

    Get PDF
    Selat Bali lebih dikenal karena melimpahnya ikan lemuru (Sardinella lemuru) yang bernilai komersial dan merupakan sumber mata pencarian nelayan dan lapangan kerja. Makanan utama ikan lemuru adalah zooplankton sehingga peranan zooplankton sangat penting dalam menunjang kehidupan ikan lemuru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan zooplankton, dan distribusi spasilnya di Selat Bali, menggunakan scientific hydroacoustic, BioSonic DT-X yang didukung dengan teknologi split-beam. Data dasar akustik diakuisisi pada tujuh transek parallel dan enam leg. Hasil penelitian meninjukan bahwa kepadatan zooplankton yang tinggi di Selat Bali terdapat di perairan bagian selatan dengan variasi tinggi dan kepadatan zooplankton terendah terdapat di bagian barat dengan variasi yang rendah. Secara vertikal distribusi zooplankton di Selat Bali mulai dari lapisan permukaan hingga kedalaman terdalam 40 m di bagian utara dan barat dan kedalaman terdalam 45 m di bagian selatan dan timur. Kepadatan zooplankton yang tinggi umumnya terdapat pada lapisan permukaan dan terus berkurang sejalan dengan bertambah kedalaman, tapi kepadatan yang tertinggi djumpai di bagian selatan dan bagian barat. Secara horizontal, kepadatan zooplankton yang rendah tersebar menempati ruang perairan yang luas bagian di utara sedangkan di kepadatan zooplankton yang lebih tinggi menempati ruang yang sempit, sebaliknya, di bagian selatan kepadatan zooplankton yang tinggi tersebar pada ruang yang lebih lua

    SELEKTIVITAS JARING INSANG DASAR IKAN BARONANG (Siganus canaliculatus) DI TELUK KOTANIA

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menduka selektivitas ukuran mata jaring insang dasar 2,0 dan 2,5 inch terhadap ukuran ikan Siganus canaliculatus. Penelitian ini dilaksanakan di teluk Kotania Seram Barat selama bulan Juni sampai Juli 2022 melalui percobaan penangkapan selama 8 kali seting dan hauling. Hasil penelitian menunjukan bahwa ikan S canaliculatus yang tertangkap dengan ukuran mata jaring 2,0 inch terdistribusi dari ukuran panjang total 11-25 cm dengan frekuensi tertangkap terbanyak pada ukuran panjang total 15-17 cm, sedangkan pada ukuran mata jaring 2,5 inch terdistribusi pada ukuran panjang total 12-25 cm dengan frekuensi tertangkap terbanyak pada kelas panjang total 16-19 cm. Hasil pendugaan tingkat selektivitas ukuran ikan S canaliculatus yang optimum tertangkap dengan ukuran mata jaring 2,0 inch adalah pada kelas panjang total 14-15 cm (peluang tertangkap relative 50% 11-12 cm dan 17-18 cm). Ukuran ikan yang optimum tertangkap dengan ukuran mata jaring 2,5 inch adalah pada kelas panjang total 18-19 cm (peluang tertangkap relative 50% 15-16 cm dan 21-22 cm)

    UKURAN, KEPADATAN DAN POTENSI IKAN BARONANG LINGKIS (Siganus canaliculatus) DI TELUK KOTANIA, SERAM BAGIAN BARAT PADA MUSIM TIMUR

    Get PDF
    White-spotted rabbitfish (Siganus canaliculatus Park, 1797) that live in Indonesian waters are valuable commercial fish species. Research on the fish species has been carried out in the waters of Kotania Bay, West Seram, from mid-June to late July 2022 (which represents the east season), aiming to obtain information on size, density and potential of the fish species. Primary data covering total length (TL), weight and number of individual fish is taken at four observation stations using 120m length of bottom gillnet with mesh sizes consisting of 2.0, 2.5, 3.0 and 3.5 inches. In the process of data collecting, the bottom gillnet is operated in a circle that starting two hours before the low tide then the fish caught are collected at the low tide, while secondary data about allowable size for catching are obtained through literature study. The results showed that the total length of white-spotted rabbitfish scattered in Kotania Bay waters is in the range of 13.1 – 24.6 cm which was dominated by fish with a size of   16 – 18 cm.  From secondary data it is known that the white-spotted rabbitfish can be exploited if their total length is more than 15 cm. Mean density of the white-spotted rabbitfish is 259 individual/ha, so the abundance the fish in the area of seagrass beds 823.62 ha was estimated as 213,318 individual fish, The mean weight of the fish at this size is 221.6 grams, so calculated biomass is 46.58 tons with a MSY value of 23.64 tons in wet season.   ABSTRAK Ikan baronang lingkis (Siganus canaliculatus Park, 1797) yang hidup di perairan Indonesia termasuk salah satu jenis sumberdaya ikan komersial. Penelitian terhadap sumberdaya ikan baronang lingkis tersebut telah dilakukan di perairan Teluk Kotania sejak pertengahan Juni hingga akhir Juli 2022 (yang mewakili musim timur), dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang ukuran, kepadatan dan potensi dari jenis ikan tersebut. Data primer yang mencakup panjang total, berat dan jumlah individu ikan baronang lingkis diambil di empat stasiun pengamatan yakni di perairan Pulau Osi, di perairan P. Marsegu, di perairan P. Burung dan di perairan P. Buntal, menggunakan jaring insang dasar (bottom gillnet) berukuran panjang 120 m dengan ukuran mata jaring 2,0, 2,5, 3,0 dan 3,5 inchi. Jaring dipasang berbentuk lingkaran yang dimulai dua jam sebelum air surut duduk, ikan-ikan yang tertangkap dikumpulkan disaat air surut duduk tersebut, sedangkan data sekunder tentang ukuran layak tangkap diperoleh dari studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran panjang total ikan baronang lingkis yang tersebar di perairan Teluk Kotania berada pada kisaran 13,1 – 24,6 cm yang didominasi oleh ikan-ikan berukuran 16 – 18 cm, sedangkan dari data sekunder diketahui bahwa ikan baronang lingkis layak tangkap pada ukuran panjang total >15 cm. Kepadatan rata-rata ikan baronang lingkis adalah 259 individu/ha, dengan demikian kelimpahannya pada luas padang lamun 823,62 ha adalah sebanyak 213.318 individu. Berat rata-rata ikan pada ukuran layak tangkap adalah 221,6 gram, maka biomasa dikalkulasi sebesar 47.27 ton dengan nilai MSY sebesar 23,64 ton pada Musim Timur. Kata Kunci: Ikan baronang, kepadatan, panjang total, potensi, Teluk Kotani

    KOMPOSISI, KEPADATAN DAN DISTRIBUSI SPASIAL ZOOPLANKTON PADA MUSIM BARAT (DESEMBER-FEBRUARI) DI PERAIRAN TELUK AMBON DALAM

    Get PDF
    Teluk Ambon Dalam adalah bagian dari Teluk Ambon, luasnya kira-kira 11,03 km2, semi tertutup dan merupakan daerah penangkapan ikan pelagis kecil, khususnya ikan teri (Stolephorus spp). Ikan teri ini adalah pemangsa zooplankton, oleh karena itu kelimpahan ikan teri sangat bergantung dari kelimpahan zooplankton. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa komposisi, kepadatan dan distribusi spasial dari zooplankton selama Musim Barat. Data komposisi zooplankton diperoleh dari pengambilan contoh di 10 stasiun pengamatan menggunakan jaring plankton, sementara data kepadatan zooplankton dikumpulkan menggunakan perangkat hidroakustik pada enam garis transek paralel dan satu garis transek yang melintasi keenam paralel transek tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa komunitas zooplankton didominasi oleh Copepoda dan meroplankton. Kepadatan rata-rata yang tertinggi dijumpai pada bulan Februari sedangkan yang rendah pada bulan Januari. Distribuusi zooplankton secara vertikal menunjukan bahwa kepadatan tertinggi terdapat pada lapisan dekat permukan kemudian menurun pada kolom air yang lebih dalam. Pada distribusi horisontal, kepadatan zooplankton yang rendah (0 -400 ind./m2) menempati ruang yang luas, yang tersebar di bagian barat, tengah dan timur, dan sebaliknya, kepadatan yang tinggi (3000 – 4000ind./m2) menempati ruang yang lebih sempit yakni di sebelah barat-daya, tengah dan selatan Teluk Ambon Dalam

    IDENTIFIKASI FENOMENA UPWELLING DI SELATAN PULAU SUMBA MENGGUNAKAN DATA MULTI SENSOR SATELIT DAN ARGO DRIFTER

    Get PDF
    Fenomena upwelling di selatan Pulau Sumba selama El Nino kuat diawali pada musim peralihan I dan melemah selama musim peralihan II. Upwelling disebabkan oleh ledakan angin timur yang berhembus selama 5,5 bulan menyebabkan transport ekman menggerakan massa air menjauhi pantai dan mendominasi lintang 10-12LS selama musim timur. Hasil perhitungan kedalaman ekman secara teoritis mengindikasikan bahwa air upwelling berasal dari kedalaman 31 – 75 meter dengan temperatur berkiasan antara 26 - 27C. Indikasi ini bersesuaian dengan SPL hasil rekaman citra satelit dan distribusi suhu vertikal yang diukur oleh Argo Drifter. Upwelling juga dikarakteristikan oleh suhu permukaan perairan yang rendah dan tingginya konsentrasi klorofil-a. Kontribusi upwelling dalam meningkatkan produktivitas primer perairan dikategorikan tinggi (44%) selama musim timur dibandingkan dengan musim lainnya
    corecore