28 research outputs found

    Polusi Udara Model dan Aplikasinya

    No full text
    iii,143p.,ill.; 26 c

    Daerah Gelap Bising Pada Daerah Dengan Pembatas Tepian Jalan Tol Kanci

    No full text
    Dari hasil penelitian kebisingan di Jalan Tol Palimanan-Kanci pada daerah dengan lima tipe pembatas dengan topografi yang berbeda yaitu permukiman berada 7 m diatas jalan tol , 2 m di bawah jalan tol, rata jalan tol, di balik gundukan serta 7 m di bawah jalan tol, diperoleh pemukiman yang dibalik gundukan akan menerima kebisingan rendah dibandingkan dengan tipe yang lain. Pengamatan dari tiga jenis lokasi yaitu 15 m dari sumbu khayal lokasi 1), 35 m dari sumbu khayal (lokasi 2) dan 55 m dari sumbu khayal (lokasi 3), diperoleh permukiman di bawah jalan tol pada jarak 35 m ada daerah gelap (kebisingan rendah) dimana penjalaran kebisingan terhalang oleh marka pembatas tepian jalan. Selanjutnya dengan menggunakan Metode Leq KLH dan Zwicker, diperoleh kebisingan di lima lokasi yaitu tipe 2 dan 4 lebth baik dari tipe yang lain. Khususnya tipe 2 dan 4 pada jarak 35 m sudah dikatagorikan diperkenankan untuk permukiman dengan kebisingan cukup.Hal. 119-12

    Kebisingan Daerah Tepian Jalan Tol Palimanan - Kanci Dalam Rangka Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan. Tol Kabupaten Cirebon

    No full text
    Jalan Tol Palimanan Kanci-Cirebon ruas jalan Plumbon-Ciperna, saat ini sudah mulai meningkat penggunaanya demikian juga pinggiran jalan tol antara jalan Sumber Ciperna sudah raulai dibangun permukiman. Dari studi kasus di Komplek Perumahan Sumber Asri Cirebon Selatan, dengan permukiman konstruksi BTN tipe 36 plus, saat jendela dibuka teredam 2 dB dan saat jendela ditutup teredam 10 dB, Dengan menghitung .bising di titik tidak terukur dengan titik ukur lain, maka menggunakan metode SPL (Sound Pressure Level) dari pada jarak 60 m dari garis khayal pusat kebisingan di luar Perumahan menunjukkan kebisingan antara 58 - 72 dB dan di dalam rumah antara 47,75 - 6.1,75 dan dengan Leq 71,9 dBA sudah di atas NAB 55 dB. Dari hasil studi ini,ruang tepian jalan tol, seyogyanya dipertimbangkan kembali site plannya.Hlm. 114-12

    Rancang Bangun Instrumen Pendeteksi Gas Hidrogen Sulfida Dan Penggunaannya Pada Monitoring Gas Sumur Dua Geothermal Wayang Windu

    No full text
    Energi Geothermal merupakan energi panasbumi yang berasal dari dalam bumi. Reservoir geothermal terletak jauh di dalam bumi dan biasanya ditandai dengan gunung berapi, geyser, fumarole dan sumber air panas alami yang banyak mengandung gas hydrogen sulfida (H2S). Instrumen monitoring gas H2S di sekitar sumur produksi uap Pembangkit Listrik Geothermal (PLG) Wayang Windu ini dibuat untuk memonitor H2S dan sebagai peringatan dini keselamatan para pekerja di tempat kerja agar terhindar dari paparan gas beracun H2S yang mengancam jiwa pekerja di area sumur geothermal tersebut. Metode yang digunakan adalah pembuatan istrumen monitoring gas H2S berbasis sensor HS20C pada mikrokontroler AT89C2051 melalui uji laboratorium dan lapangan dengan pembanding alat ukur standard berdasarkan penelaahan standard keselamatan kerja. Instrumen ini secara real time menampilkan pengukuran konsentrasi gas H2S tahun 2009, di udara sekitar sumur 2 dengan peraga Liquid Crystal Display 2 x 16 dan memberikan alarm sebagai peringatan apabila konsentrasi gas H2S sudah mencapai batas ambang maksimum aman bekerja 15 ppm. Hasil pembandingan pengukuran dengan meter standard pada pengukuran disekitar sumur (sampling 15 menit selama seminggu) menunjukkan kesalahan 0,026 (2,6%). Hasil monitoring memnunjukkkan konsentrsi paparan H2S ambient fluktuatif dengan rata-rata 2,81 ppm masih di bawah 10 ppm (masih aman).Hal. 193-21

    Analisis Distribusi Konsentrasi CO2 Akibat Faktor Angin Pada Ketinggian 500 MBAR

    No full text
    Carbon dioxide is one of the greenhouse gases which more effective in catching the shortwavesolar radiation dan emitted back into long wave radiation. Carbon dioxide concentrationdistribution in atmosphere are affected by wind factor. Comparison between monthly averageconcentration of carbon dioxide from AIRS satellite data and monthly average of NCEP-NCARdata could study the carbon dioxide distribution in 500mbar altitude. The effect of windtowards CO2 concentration was very minor in certain location above Sumatera, Kalimantan,and Sulawesi where average wind speed of > 3 m/s could result of less CO2 concentration about371-375 ppm. In October 2006 there have been a decline of CO2 concentration reaching 1,13ppm above south west Indonesia Ocean, part of Sumatera and Kalimantan which assumedbecause of the non uniform wind speed and direction. CO2 Concentration distribution havesimilar characteristic in April-Mei from 2003-2009, where the north section of Indonesia havebeen increase for the concentration which affected by the Asian concentration distributiontrigger by the Pacific Ocean windHal. 243-25

    KARAKTERISTIK CO2 PERMUKAAN DI BANDUNG TAHUN 2008-2009 (PENGUKURAN TETAP DI WILAYAH PASTEUR)

    Get PDF
    A fixed instrument for CO2 measurement (LPN SATKLIM-1B) has been built and installed at LAPAN Bandung, started by using a direct recorder system on the computer then it is completed with data connection to the CO2 monitoring web server. The CO2 sensor used by NDIR technology has been corrected by the temperature and pressure compensation. The sensor was installed on 15 m above ground level, acquired and also recorded its data by monitoring the software developed by using the Microsoft Visual Basic 6.0. From the recording result of measurement data in Bandung from 2008 until 2009, with one minute interval data, it was obtained that the data characteristic compared to the measurement data from Global Atmospheric Watch (GAW) station in Kototabang (using spectroscopy technology) and Mauna Loa, all of them have the same pattern. From one year analysis (2008 – 2009) it was also obtained that by the increase of motor vehicle in Bndung for about 226,500 vehicle a year, 76% land building, and just 8.7% green open spaces, the CO2 has increased 1.5 ppm and the temperature from AWS data 2008-2009 (a year) data has increased 4.3ºC. In another side, the CO2 multiplication effect has occurred at 06.30-08.00 AM according to surface and vertical profile measuremens, due to stable atmosphere and calm wind. Key words: Surface fixed system, CO2 concentration, Convectio
    corecore