17 research outputs found
Estrogen Receptors of Hairs Blacks and Whites
Aging is termed as same as degenerative process, in which all part of tissue organs
retarted the microstructure either macrostructure, forming and function even the colour, including
black hair change to white hair. Several researchers have been recommended that estrogen hormone
be able ease black to white hair, but hormone without any presenting of receptor won’t be work
properly. The main aim of this study were to determine amount of estrogen receptor contents in
famales and males black and white hairs included the microscopically structure. Method: Twelve
females and males there were 50 -56 years old each pairs black and white head hairs were plucked
along with follicles. This estrogen receptors analyzed using radioreceptor binding assay there were
5mm eah hair follices including the root cutted and each pair put its in 2 ml glass tube already filled in
with 500 μl 125I-estradiol and incubated in 37oC for 3 hrs. Following times were over the tube flushed
twice carefully the hair won’t be flushed. Then count by putting in the gamma counter chamber for 1
minute each. The values that shown in the monitor as CPM (count per minute), recorded as receptor
of estradiol. Results: Mean (±SD) sum estrogen receptor in females black and white hairs were 479.3
± 37.5 and 387.7 ± 33.0, but significantly decreased in male black hair was 316.9±17.8 and 274.0 ±
19.8. All those pairs significantly different either female black and white hairs or male black and white
hair and also significantly different among groups. Conclusion: The lowest estrogen receptors
recorded in male white hairs and microstructure decreasing of melanin contents
PERKEMBANGAN MASA DEPAN ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN DlSABILITAS DAN MEMBANGUN KESADARAN "HUMAN RIGHT" PENYANDANG DISABILITAS: Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi pada Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga di Surabaya pada hari Sabtu, tanggal 26 Januari 2019
Pelayanan Rehabilitasi Medik merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative. Kondisi kesehatan masyarakat saat ini menunjukkan peningkatan kebutuhan pelayanan rehabilitasi medik. Hal ini dimungkinkan karena jumlah populasi usia lanjut yang meningkat, kemajuan ilmu dan teknologi Kedokteran yang meningkatkan angka bertahan hidup pasien dengan kondisi penyakit dan cidera yang berat disertai dengan kecacatan; dengan peningkatan kejadian trauma akibat kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, kecelakaan rumah tangga, musibah masal akibat gempa, banjir, tsunami, meletusnya gunung, longsor; kebakaran kriminalitas, teror bom dan lain-lain. Akibatnya timbul banyak masalah medis yang kompleks disertai defisit fungsi dan disabilitas dan tentnya menimbulkan biaya pengobatan yang tinggi serta masalah sosio-ekonomi. Organisasi dunia WHO mengestimasikan lebih kurang 690 juta atau 15% penduduk di Asia-Pasifik mengalami disabilitas dan menghadapi barrier untuk berpartisipasi di lingkungan sosialnya. Prevalensi disabilitas menunjukkan kecender ungan peningkatan tahun ke tahun, hal ini di mungkinkan juga karena peningkatan populasi usia lanjut dengan penyakit degeneratif yang menyertai dan peningkatan prevalensi penyakit bukan infeksi seperti penyakit paru obstruktif menahun, diabetes mellitus, penyakit jantung koroner, stroke dan keganasan/kanker
Membandingkan Efektifitas Latihan Jalan dengan Partial Body Weight Support Treadmill Training (PBWSTT) dengan Latihan Jalan Tradisional pada Perderita Pasca Stroke lskemia terhadap Level Plasma TNF-Alpha
Objective
TNF-alpha is an inflammatory marker for cv disease. Interventions that reduce TNF-alpha level could contribute
to prevent atherosclerosis and reduce future stroke event.Physical exercise is associated with a reduction in stroke risk. The Objective of this study is to compare the effectiveness of treadmill walking with partial body weight support (PBWSTT) and traditional exercise training in stroke ischemia on level TNF-alpha.
Method
Sixteen stroke ischemic patients who already able to walk were recruited in this pre and Post test
study,with randomized control trial design. The patients were allocated to group 1 PBWSTT and group 2 traditional walking training (TE). Group 1 undertook treadmill walking with partial body weight support and group 2 undertook grounded walking. Exercise must be completed in 12 session, 3 times/week and 30 minutes per day. TNF-alpha plasma level was measured on pre and post training.
Result
No significant difference in the reduction on pretest and posttest TNF-alpha levels between PBWSTT and TE groups, neither on posttest result between PBWSTT and TE group
Uji Aktivitas Anti-Osteoporosis Dari Barleria Lupulina Dan Kombinasi Latihan Fisik Pada Mencit Untuk Menghambat Peningkatan Ketidakseimbangan Remodeling Tulang
Pemberian ekstrak etanol 70% Barleria lupulina yang disertai dengan kombinasi latihan fisik pada mencit mamberikan gambaran kerapatan matriks tulang dan peningkatan jumlah osteoblas secara morfologi dibandingkan dengan control negatif. Metode uji in vivo pada aktivitas anti-osteoporosis dilakukan dengan menginduksi mencit dengan deksametason sehingga mengakibatkan mencit memasuki siklus estrus dan tulang punggung menjadi bengkok. Hal ini mengindikasikan kondisi tulang mencit telah mengalami pengeroposan (osteoporosis
Jus Tomat Meningkatkan Kepadatan Tulang Tikus Menopause (TOMATO JUICE INCREASE BONE DENSITY OF MENOPAUSE RATS)
Osteoporosis in postmenopausal women happened due to estrogen deficiency which leads imbalancebone-formation and bone-resorption process. Recently, phytoestrogen as an alternative hormon replacement therapy in postmenopausal women could overcome estrogen deficiency. The objectives of this study was toevaluate the effect of tomato juice administration and combination of physical exercise on bone density inestrogen deficiency condition. Twenty eight postovarectomy female rats (Rattus novergicus) were randomized into four experiment groups : the controlled group (2 mL aquades administration); the exercised group(swimming for 30 minutes, three times in one week), the tomato juice administration every day (44 mg/200g body weight), and the combination exercise and tomato juice administration. Four weeks after treatmentthe samples were collected from os femure for morphological examination. The intervention groups showeda significant difference in bone density with the control group (p<0.05). Bone density highest on the tomatojuice administration group. There is significant difference bone density between tomato juice administration group and the combination group (p<0.05), but no significant difference between physical exercise group and the combination group. Tomato juice showed an increasing bone density on estrogen deficiencycondition and the combination group have the same effect with the exercised group
Uji Aktivitas anti-osteoporosis dari baleria lupulina dan kombinasi latihan fisik pada mencit untuk menghambat peningkatan ketidakseimbangan remodeling tulang
Indonesia mempunyai kekayaan hayati yang melimpah, salah satunya adalah tanaman obat. Pemanfaatan tanaman obat Indonesia masih belum optimal. Landik, Barleria lupulina, adalah salah satu tanaman obat Indonesia yang mempunyai kandungan senyawa aktif berupa iridoid glikosida, fenilpropanoid glikosida, lignin glikosida dan benzil alkohol glikosida yang berpotensi sebagai anti-diabetes, anti-inflamasi, herpes simplex, dan anti-mikroba. Dari hasil penelitian sebelumnya diketahui bahwa baik ekstrak etanol 70% maupun fraksi butanol dan air dari tanaman terse but mampu meningkatkan aktivitas dari enzim alkaline fosfatase yang merupakan marker dari sel osteoblas (formasi tulang) secara in vitro. Selain itu juga Ekstrak etanol 70% dan kombinasi latiharl fisik daTi tanaman ini juga mampu meningkatkan kepadatan tulang secara in vivo yang ditunjukkan dengan peningkatan ketebalan tulang trabekular dari femur mencit sebesar 5,7 ± 0,8 untuk ekstrak etanol 70% tanaman tersebut dengan dosis sebesar 2,8 mg/kgBB dan 6,8 ± 0,8 untuk ekstrak tersebut yang disertai dengan kombinasi latihan fisik (P < 0,01)
Foam-Cell Signified Blood Vessel Endhotel Repair and Histopatology of Abdominal Aorta through Stem Cell Allogenous Therapy to Rats (Rattus norvegicus) with Atherosclerosis
Atherosclerosis is a chronic inflammation process of endothel cell layer of blood vessels which is initiated by the disfunction of the endothel. This research aimed at understanding the repairment mechanism of the function of endothel in cardiac blood vessels with ateroskleroris case after being given medium-intenity physical exercises, mesenchymal stem cell and combination of the medium intensity physical exercises and mesenchymal stem cell by lookin into the foam cell of abdominal aorta. This research employed true experimental research design with post test only control group design. The sample of this reseach were 24 male Wistar rats (Rattus norvegicus) furrow that were controlled its homogeneity using inclusive criteria; confirming ateroclerosis, 20 week age, weight ranged from 180-200 gram, inhybrid, and healthy that were indicated by good desire for food and behaved normally. The Rattus norvegicus which fulfilled the inclusive criteria were divided into three groups which first group was the control group (atheroscleoris rats). The second group was ateroclerosis rats and received regular medium-intensity physical exercises. The third group atherosclerosis which received combination of regular medium-intensity physical exercises and received mesenchymal stem cell. The result of manova test showed value p < 0.001 which indicated the existence of different foam cell found in the control group, exercise group, stem cell group and combined exercise and stem cell group. It can be concluded that attempt to decrease the risk factor of aterosclerosis is one of the ways to protect the endothel of the blood vessels. Deep understanding on this mechanism is expected to give new insights to do preventive action and treatments toward ateroclerosis by combination theraphy of regular medium-intensity physical exercises and received mesenchymal stem cell
Uji Aktivitas anti-osteoporosis dari baleria lupulina dan kombinasi latihan fisik pada mencit untuk menghambat peningkatan ketidakseimbangan remodeling tulang
Indonesia mempunyai kekayaan hayati yang melimpah, salah satunya adalah tanaman obat. Pemanfaatan tanaman obat Indonesia masih belum optimal. Landik, Barleria lupulina, adalah salah satu tanaman obat Indonesia yang mempunyai kandungan senyawa aktif berupa iridoid glikosida, fenilpropanoid glikosida, lignin glikosida dan benzil alkohol glikosida yang berpotensi sebagai anti-diabetes, anti-inflamasi, herpes simplex, dan anti-mikroba. Dari hasil penelitian sebelumnya diketahui bahwa baik ekstrak etanol 70% maupun fraksi butanol dan air dari tanaman terse but mampu meningkatkan aktivitas dari enzim alkaline fosfatase yang merupakan marker dari sel osteoblas (formasi tulang) secara in vitro. Selain itu juga Ekstrak etanol 70% dan kombinasi latiharl fisik daTi tanaman ini juga mampu meningkatkan kepadatan tulang secara in vivo yang ditunjukkan dengan peningkatan ketebalan tulang trabekular dari femur mencit sebesar 5,7 ± 0,8 untuk ekstrak etanol 70% tanaman tersebut dengan dosis sebesar 2,8 mg/kgBB dan 6,8 ± 0,8 untuk ekstrak tersebut yang disertai dengan kombinasi latihan
fisik (P < 0,01)
Mekanisme Selular Dan Molekular Remodeling Tulang Sebagai Implikasi Patogenesis Osteoporosis Konsep Untuk Mempertahankan Tulang Sehat
Tulang bukan merupakan organ yang pasif, tetapi
merupakan organ yang dinamis yang terus menerus melakukan
regenerasi. Secara konstan tulang mengalami destruksi
(resorpsi) matriks tulang oleh aktivitas sel osteoklas dan diikuti
pembentukan (formasi) matriks tulang oleh sel osteoblas.
Penggantian fase resorpsi dan fase formasi tulang dikoordinasi
pada tingkat sel progenitor oleh sitokin dan hormon. Remodeling
tulang ini tidak hanya bergantung pada kecepatan pembentukan
sel dari prekursor , tetapi juga tergantung pada lama hidup sel
atau kecepatan apoptosis. Fungsi tulang skeletal selain untuk
fungsi mekanik (lokomotor), protektif (melindungi organ tubuh)
serta metabolik (regulasi homeostasis) kalsium dan fosfat,
tulang secara aktif mempertahankan hubungan dengan sistem
pada organ tubuh yang lain. Sel osteoklas dan sel sistem imun
berasal dari hematopoietic stem cell (HSC), hal ini menjelaskan
peran sitokin yang dihasilkan sel sistem imun untuk regulasi
sel tulang. Konsep metabolisme di tulang terus berkembang dan
banyak studi dilakukan untuk lebih memperjelas mekanisme
selular dan molekular proses fisiologi dan patologi metabolisme
tulang khususnya pada osteoporosis