143 research outputs found
Pengaruh Penambahan Kapur Dengan Lamanya Waktu Perawatan (Curing) Terhadap Kekuatan Dan Pengembangan (Swelling) Tanah Lempung Ekspansif
Kurang lebih dari 20% wilayah di Pulau Jawa dan 25% tanah di Indonesia adalah tanah lempung ekspansif dimana tanah ini mengandung mineral monmorilonite yang sangat tinggi. Dimana tanah ini sangat sensitive terhadap kadar air, memiliki kembang susut yang sangat tinggi dimana sangat mengganggu dalam pekerjaan kontruksi. Maka dari itu diperlukan salah satu andil dalam menyelesaikan permasalahan ini dengan cara stabilisasi tanah. Stabilisasi yang dipakai adalah stabilisasi kimiawi dengan mencampurkan tanah asli dengan slurry air kapur. Dengan tujuan mengetahui berapa kenaikan dari kekuatan tanah campuran tersebut serta penurunan dari nilai swelling. Pada percobaan ini dilakukan dengan perlakuan mendiamkan sampel (curing) yang telah dibuat selama 4 hari, 7 hari, 14 hari, dan 28 hari. Didapatkan hasil pada hari ke 28 nilai CBR mengalami peningkatan sebesar 71,016% untuk unsoaked sedangkan 225,042% untuk soaked dan untuk nilai swelling mengalami penurunan sebesar 63
Efektivitas Daun Teh (Camellia Sinensis) Sebagai Antioksidan Pada Fillet Ikan Bandeng (Chanos Chanos Forsk.) Selama Penyimpanan Dingin
Fillet rentan mengalami penurunan kualitas, kandungan asam lemak tidak jenuh bandeng mudah teroksidasi sehingga menimbulkan ketengikan. Upaya menghambat oksidasi dengan penggunaan antioksidan. Teh mengandung salah satu senyawa polifenol yaitu katekin yang bersifat antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegunaan dari umur daun teh sebagai antioksidan di dalam menghambat laju oksidasi pada fillet ikan bandeng dan pengaruh perendaman fillet ikan bandeng dalam larutan daun teh selama penyimpanan dingin. Metode penelitian adalah experimental laboratories menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 3×4 dengan 3 kali ulangan yang tersusun atas 2 faktor. Faktor A terdiri dari 3 taraf konsentrasi yaitu kontrol, 5% daun teh muda dan 5% daun teh tua. Faktor B terdiri dari 4 taraf lama penyimpanan dingin hari ke-0, 2, 4 dan 6. Parameter uji meliputi PV, TBA, FFA, pH dan organoleptik. Data parametrik dianalisa dengan sidik ragam (ANOVA) dan beda nyata jujur (BNJ). Data non parametrik dianalisa dengan Kruskal Wallis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara fillet ikan bandeng perlakuan konsentrasi daun teh dan lama penyimpanan dingin memberikan pengaruh berbeda nyata (p<0,05) terhadap nilai PV, TBA, FFA, pH dan organoleptik. Fillet ikan bandeng dengan perlakuan perendaman kosentrasi 5% larutan daun teh tua memiliki kemampuan yang lebih efektif sebagai antioksidan dalam menghambat laju oksidasi. Perlakuan perendaman pada konsentrasi 5% daun teh muda dan tua mampu mempertahankan kualitas fillet ikan bandeng hingga hari ke-6 penyimpanan dingin
Pengaruh Penambahan Tepung Yang Berbeda Terhadap Kualitas Produk Petis Dari Cairan Sisa Pengukusan Bandeng (Chanos Chanos Forsk) Presto
Limbah cair dari proses pembuatan bandeng presto dapat digunakan untuk membuat petis. Penambahan tepung yang berbeda dapat mempengaruhi kualitas produk petis berdasarkan analisa kimiawi dan sensori. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan bahan pengisi terhadap kualitas kimia dan sensori petis serta untuk mengetahui potensi masing-masing tepung sebagai bahan pengisi petis. Materi penelitian berupa cairan sisa rebusan bandeng. Metode yang digunakan adalah experimental laboratories dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan perbedaan bahan pengisi. Parameter uji yang diamati adalah uji sensori, kadar asam glutamat, dan uji proksimat (kadar protein, lemak, air, karbohidrat dan abu). Hasil penelitian menunjukkan nilai uji sensori secara umum terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05). Kadar asam glutamat tertinggi pada terigu 4,09 ± 0,56; kadar protein tertinggi pada terigu 23,60 ± 2,73; kadar lemak tertinggi pada terigu 5,39 ± 1,70; kadar air terendah pada terigu 33,49 ± 0,61; kadar karbohidrat terendah pada terigu 34,99 ± 3,63; dan kadar abu tertinggi pada terigu 2,52 ± 0,17. Perbedaan bahan pengisi mempengaruhi kualitas petis dan penambahan terigu menghasilkan kualitas petis terbaik dalam hal nutrisi dan penerimaan konsumen. Liquid waste from milkfish presto can be used to produced petis. The addition of different flour can affect the qualityof petis, among others, based on chemical and sensory analysis. This study aims to determine the influence of difference flour to the chemical and sensory quality of petis and to determine the potential of each flour as filler of petis. The study material in the form is the waste water of stew milkfish. The methods used is an experimental laboratories by using Randomized Block Design with 3 different treatment of adding material. The test parameter were observe sensory test, glutamic acid content, and proximate analysis (protein, fat, carbohydrat, moisture, ash content). The results of sensory test showed that differences in fillers generally give a significant influence (P < 0,05). The highest of glutamic acid content is 4,09 ± 0,56 in wheat flour; the highest protein content is 23,60 ± 2,73 in wheat flour; the highest fat content is 5,39 ± 1,70 in wheat flour; the lowers moisture content is 33,49 ± 0,61 in wheat flour; the lowers carbohydrates content is 34,99 ± 3,63 in wheat flour; and the highest ash content is 2,52 ± 0,17 in wheat flour. Differences of the filler affect the quality of petis and the addition of flour produces the best quality of petis in nutrition and consumer acceptance
Pengaruh Penambahan Tepung Cangkang Rajungan (Portunus Pelagicus) Terhadap Kadar Kalsium Stik Keju
Cangkang rajungan (Portunus pelagicus) merupakan limbah padat yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Selama ini nilai tambah cangkang rajungan hanya diperoleh dari industry pakan. Penambahan tepung cangkang rajungan diharapkan dapat dijadikan alternative sumber kalsium tambahan pada stik keju. Stik keju merupakan makanan ringan yang banyak dijumpai dan digemari masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan kalsium dan tingkat kesukaan masyarakat terhadap gizi stik keju dengan penambahan tepung cangkang rajungan, serta untuk mengetahui konsentrasi optimal tepung limbah cangkang rajungan pada stik keju. Penelitian dilakukan dua tahap, tahap pertama dilakukan penambahan tepung cangkang rajungan dengan konsentrasi 0%, 5%, 10% dan 15%. Konsentrasi terpilih sebesar 5% sebagai konsentrasi penambahan tepung cangkang rajungan terbaik yang dapat diterima secara sensori. Tahap kedua penelitian dilakukan penambahan tepung cangkang rajungan pada stik keju dengan konsentrasi 3%, 5% dan 7%, kemudian dilakukan pengujian organoleptik, kadar kalsium, kadar air, kadar protein, kadar lemak, kadar fosfor dan tingkat kekerasan. Data dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung cangkang rajungan pada stik keju memberikan pengaruh beda nyata (p < 0,05) terhadap semua parameter uji. Konsentrasi 5% menjadi konsentrasi terbaik dengan nilai kadar kalsium 2,39%, kadar air 4,40%, kadar protein 11,29%, kadar lemak 40,27%, kadar fosfor 0,48%, tingkat kekerasan 3,55 N, dan nilai hedonik 7,01
Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Garam Terhadap Mutu Sensori Dan Kandungan Senyawa Volatil Pada Terasi Ikan Teri (Stolephorus SP)
Terasi ikan teri (Stolephorus sp) merupakan produk fermentasi ikan yang berbentuk semi basah yang dalam pembuatannya ditambahkan garam. Garam dalam pembuatan terasi mempunyai peranan sebagai pemberi rasa asin, sebagai pengawet, dan membantu dalam pembentukan flavour serta memperbaiki mutu sensori terasi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi garam terhadap mutu sensori dan kandungan senyawa volatil pada terasi ikan teri.Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan teri segar dan garam. Parameter yang diuji adalah nilai organoleptik, kadar air, aw, pH, dan kandungan senyawa volatil. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental lapangan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan faktor perbedaan konsentrasi garam 2 % (TKA); 8,5% (TKB); dan 15% (TKC) yang difermentasikan selama 30 hari pemeraman. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analysis of Variance (ANOVA). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai organoleptik terasi TKA, TKB, dan TKC berturut-turut adalah7,64≤m≤7,90; 8,08≤m≤8,36;dan 7,74≤m≤7,96 sehingga layak untuk dikonsumsi. Analisa nilai pH antara 6,52 – 6,62; nilai kadar air antara 33,36 – 34,69%; nilai aw antara 0,73 – 0,79. Analisa nilai kandungan senyawa volatil dengan menggunakan Electronic Nose yaitu untuk nilai gugus alkohol berkisar antara 0.150 – 0.210 mV, hidrogen sulfida antara 0.139 – 0.208 mV, ammonia antara 0.123 – 0.176 mV dan aroma umum antara 0.076 – 0.156 mV. Hasil penelitian terbaik secara obyektif menurut parameter mutu sensori terdapat pada terasiTKBkarenamemilikikenampakan, bau, rasa, dan tekstur yang lebih disukai panelis.Parameter kandungan senyawa volatil yang memiliki aroma paling kuat terdapat pada terasi TKAberdasarkan deteksi Elektronic Nose. Perbedaankadargarammemberikanpengaruh yang berbedanyataterhadapmutu sensori, pH, aw dan kandungan senyawa volatil terasi ikan teri. Anchovy (Stolephorus sp) Fish Paste is one of fish fermented products in semi-moist form which is added salt during the procces. Salt added has a role as chemical agent giving salt taste, as preservative agent, and in flavor production for increase its sensory quality. The aims of this research was to identify the influences of different salt concentrations on quality of sensory and volatile compound of anchovy (Stolephorus sp) fish paste.Materials used in this research were anchovy (Stolephorus sp) fish and salt. The parameters tested were sensory (organoleptic), water content, water activity (Aw), pH, and the content of volatile compound. The method used is field experimental using Completely Randomised Design with different salt concentrations 2% (TKA); 8,5% (TKC); snd 15% (TKC) which were fermented during 30 days. Analysis used in this research was Analysis of Varians (ANOVA).Based on the result, it was obtained that there is different organoleptic scores from different samples used, which are 7.64≤m≤7.90 for (TKA), 8.08≤m≤8.36 for (TKB), and 7.74≤m≤7.96 for (TKC). It showed that all the samples are acceptable to be consumed. Analyses of pH assesmentwas obtained range between 6.52-6.62; moisture content range between 33.36-34.69%. While the score of Aw was obtained range between 0.73-0.79. Analysis of volatile compunds used Electronic Nose was obtained 0.150-0.201 mV for the score of alcohol compound. And for general flavor range between 0.076-0.156 mV. Based on the result of sensory parameter, TKB is the best sample, it was caused by appereance, smell, taste, and texture which was preffered by panelists.Volatile compound parameter showed that the sample TKAis the strongest flavor based detection of Electronic Nose. While based on The different of salt concentrations gave significant effect on the quality of sensory, pH, aw and the content of volatile compound of anchovy fish paste
- …