10 research outputs found

    Uniqueness Of Larval Releasing Of Littoraria Scabra L. (Gastropoda: Littorinidae), In Tombariri Mangrove, North Sulawesi,Indonesia

    Get PDF
    Penelitian yang amat langka di alam ini menemukan kebaharuan keunikan strategi reproduksi Littoraria. scabra, di waktu kopulasi jantan berperan seks terbalik menyedot sebagian telur yang dibuahi dan dierami telur-telur yang dibuahi dalam tubuhnya sampai menetas menjadi larva-larva serta melepaskan larva-larva tersebut di bulan penuh dan baru yang mengikuti siklus pasang selama penelitian. Temuan amat langka kedua keunikan strategi reproduksi L. scabra, yang amat langka di alam dengan pasangan jantan-betina lagi kawin melepaskan larva-larva baik jantan maupun betina pada siklus bi-lunar bersamaan dengan siklus pasang selama penelitian

    Uniqueness Of Larval Releasing Of Littoraria Scabra L. (Gastropoda: Littorinidae), In Tombariri Mangrove, North Sulawesi,Indonesia

    Get PDF
    This research was found the novelty of reproduction strategy uniqueness of  L. scabra that very rare in nature, reverse male function fertilized eggs are sucked for brooding in the mantle of male up to hatching as veligers, and thus, the males are capable of releasing the larvae in the full and new moon at spring tide during the research. The second finding in the reproduction strategy uniqueness of  L. scabra that mating individuals, both males, and females, released their larvae during the research period. Key Words: Littoraria scabra;  uniqueness, releasing; veliger; male and female ABSTRAKPenelitian yang amat langka di alam ini menemukan kebaharuan keunikan strategi reproduksi Littoraria. scabra, di waktu kopulasi jantan berperan seks terbalik menyedot sebagian  telur yang dibuahi dan dierami telur-telur yang dibuahi dalam tubuhnya sampai menetas menjadi larva-larva serta melepaskan larva-larva tersebut di bulan penuh dan  baru yang mengikuti siklus pasang selama penelitian. Temuan amat langka kedua keunikan strategi reproduksi L. scabra, yang amat langka di alam dengan pasangan jantan-betina lagi kawin melepaskan larva-larva baik jantan maupun betina pada siklus bi-lunar bersamaan dengan siklus pasang selama penelitian. Kata Kunci : Littoraria scabra; keunikan,pelepasan; veliger; jantan dan betin

    The Ecological Adaptive Significance of Littoraria Scabra for Their Survivorship in Extreme Mangrove Environment of Tombariri

    Get PDF
    Penelitian ini menemukan bahwa signifikansi ekologi Littoraria scabra untuk survival di mikrohabitat mangrove Tombariri yang ekstrim adalah sebagai berikut berfungsi sebagai tempat istirahat, menghindari perendaman air, mencari makanan, meletakkan larva, menghindar cahaya dan bersembunyi dari predator-predator. Signifikansi L. scabra distribusi spasial mengelompok untuk mereduksi stres kekeringan, suhu, terlepas di substrat akibat gelombang, aktivitas makan, reproduksi, kecocokan habitat. Signifikansi distibusi mengelompok dengan populasi tinggi untuk mengimbangi kuatnya predasi serta merespons tekanan seleksi alam yang kuat demi kelangsungan hidupnya

    The Ecological Adaptive Significance Of Littoraria scabra For Their Survivorship In Extreme Mangrove Environment Of Tombariri

    Get PDF
    This research was found the ecological adaptive significance for their survivorship in mangrove microhabitat was as follow resting place, avoiding high tide, finding food, lying larvae, avoid sunshine, and hiding from predators. Significance of clumped distribution was taken to reduce drying stress, temperature, fallen from substrate against wave strikes, feeding and reproduction activity, suitable habitat. Significance of population abundance to balance strong predation and response to pressure of nature selection for their survivorship. Key Words : Littoraria scabra,  significance, ecology, survival, and mangrove ABSTRAKPenelitian ini menemukan bahwa signifikansi ekologi Littoraria scabra untuk survival di mikrohabitat mangrove Tombariri yang ekstrim adalah sebagai berikut berfungsi sebagai tempat istirahat, menghindari perendaman air, mencari makanan, meletakkan larva, menghindar cahaya dan bersembunyi dari predator-predator. Signifikansi L. scabra  distribusi spasial mengelompok untuk mereduksi stres kekeringan, suhu, terlepas di substrat akibat gelombang, aktivitas makan, reproduksi, kecocokan habitat. Signifikansi distibusi mengelompok dengan populasi tinggi untuk mengimbangi kuatnya predasi serta merespons tekanan seleksi alam yang kuat demi kelangsungan hidupnya. Kata Kunci : Littoraria scabra, signifikansi, ekologi, survival dan mangrov

    Acanthuridae in Bitunuris Waters Talaud Islands

    Get PDF
     This study aims to determine the species of fish from the Acanthuridae family in Bitunuris Village, Salibabu Island, Talaud Islands Regency. Fish samples were caught using monofilament gill nets with a mesh size of 1.5 inches, net length of 15 m, and net height of 2 m. Sampling was carried out in April and May 2021. A total of 63 individuals were caught consisting of nine species. Acanthurus nigrofuscus 40 individuals, 10.0-17.0 cm in length and 18-77 g in weight. Acanthurus lineatus three individuals, 9.4-17.7 cm in length and 17-96 g in weight. Acanthurus triostegus is seven individuals, 9.3-12.4 cm in length, and weighs 21-55 g. Acanthurus nigricans two individuals each measuring 13.9-13.9 cm in length and weighing 67-70 g each. One individual Ctenochaetus cyanocheilus, a total length of 10.3 cm, and weight of 29 g. Naso lituratus four individuals, length 15.1-17.7 cm and weight ranging from 68-115 g. Naso brevirostris one individual measuring 23.0 cm in length and weighing 186 g. One individual Naso brachycentron, 24.5 cm in length and 172 g in weight. Zebrasoma scopas four individuals, 12.1-15.8 cm in length and weighing 54-105 g.Keywords: Species, gill nets.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui spesies ikan Famili Acanthuridae di Desa Bitunuris Pulau Salibabu Kabupaten Kepulauan Talaud. Sampel ikan ditangkap menggunakan jaring insang monofilamen dengan ukuran mata jaring 1,5 inci, panjang jaring 15 m, tinggi jaring 2 m. Pengambilan sampel dilakukan pada April dan  Mei 2021. Sebanyak 63 individu yang tertangkap terdiri atas sembilan spesies.  Acanthurus nigrofuscus 40 individu, panjang berkisaran 10,0-17,0 cm dan berat 18-77 g.  Acanthurus lineatus tiga individu, panjang berkisaran 9,4-17,7 cm berat berkisaran 17-96 g.  Acanthurus triostegus  tuju individu, panjang 9,3-12,4 cm dan berat berkisaran antara 21-55 g.  Acanthurus nigricans dua individu masing-masing ukuran panjang 13,9-13,9 cm berat masing-masing ukuran 67-70 g.  Ctenochaetus cyanocheilus satu individu, panjang total 10,3 cm dan  berat 29 g.  Naso lituratus empat individu, ukuran panjang 15,1-17,7 cm berat berkisaran 68-115 g.  Naso brevirostris satu individu ukuran panjang 23,0 cm memiliki berat 186 g.  Naso brachycentron satu individu,  panjang 24,5 cm dan berat 172 g.  Zebrasoma scopas empat individu,  panjang 12,1-15,8 cm dan  berat 54-105 g.Kata Kunci: Spesies, jaring insang

    Structure Of Mangrove Community On Kumo Island Tobelo Subdistrict, North Halmahera Regency

    Get PDF
    Mangroves are unique plants because they are able to survive in extreme areas with high salinity levels. Mangroves are also often referred to as tidal plants because their growth is influenced by tides. This study uses the quadrant transect line method by determining 3 observation points (stations) taking samples, and determining the condition of mangroves, the calculation of species density, species frequency, species closure, importance value index, and diversity. For environmental variables, several measurements were made, namely temperature, salinity, and type of substrate on Kumo Island. From the results of the study, it is known that mangrove species that have a high density are R.apiculata species and the highest frequency value is in the same species S.alba, while the value of diversity shows a moderate value. The temperature range on Kumo Island is around 29-30 C, as well as the salinity range of 29-30 ppt, and the dominating substrate which is muddy, causes the S.alba species to be found more than other species.Keywords: Kumo Island, Community Structure, MangroveAbstrakMangrove merupakan tumbuhan yang unik dan khas karena mampu bertahan hidup pada daerah yang ekstrim dengan kadar salinitas yang tinggi. Mangrove juga sering disebut dengan tumbuhan pasang surut karena pertumbuhanya dipengaruhi oleh pasang surut .Penelitian ini mengunakan metode line transek kuadran dengan menentukan 3 titik pengamatan (stasiun) pengambilan sempel,dan untuk mengetahui kondisi mangrove maka dilakukan perhitungan kerapatan jenis, frekuensi jenis, penutupan jenis, indeks nilai penting dan keanekaragam. Untuk variabel lingkungan dilakukan beberapa pengukuran yaitu suhu, salinitas dan tipe substrat yang ada di Pulau Kumo. Dari hasil penelitian diketahui jenis mangrove yang memiliki kerapatan tinggi yaitu jenis R.apiculata  dan untuk nilai frekuensi tertingi ada pada jenis S.alba, sedangkan untuk nilai  tutupan ada pada jenis S.alba, untuk keanekaragam menunjukan nilai yang sedang. Kisaran suhu di Pulau Kumo  yaitu sekitar 29-30 C, sama halnya dengan kisaran salinitas yaitu 29-30 ppt dan untuk substrat yang mendominasi yaitu berlumpur,hal ini menyebabpkan jenis S.alba banyak ditemukan dari pada jenis yang lain.Kata kunci: Pulau Kumo, Struktur Komonitas, Mangrov

    Gastropod Community Structure in Seagrass Ecosystems in North Minahasa Ganges Waters

    Get PDF
    The purpose of this study was to determine the types of gastropods in the seagrass ecosystem in the waters of Gangga I Village, North Minahasa Regency through Species Density, Relative Density, Diversity and Dominance in the waters of Gangga I Village, North Minahasa Regency. The results of the study obtained 126 individuals consisting of 13 species (7 genera) from 7 families (3 orders). The results of the analysis of the gastropod community structure showed that the highest species density value was at point 1 of 1.67 ind/m², followed by point 2 of 1.43 ind/m² and the lowest was at point 3 of 1.20 ind/m². The low density of gastropods at the 3 points is assumed to be caused by the environmental conditions in which they live, food sources, and fishing activities carried out by the local community. The relative density value of species with the highest percentage is at point 3, namely, the species Nassarius albescens 0.167% and the species with the lowest percentage is at point 1, namely the species Xenoturris millepunctata 0.020%. The diversity index value which includes the high criteria is at point 1 of 3.25, while the diversity value which includes the medium criteria is at point 2 of 2.87 and point 3 of 2.42. The dominance value obtained from the analysis ranges from C = 0.09 to 0.12 which is classified as low. while the value of diversity which includes the medium criteria is at point 2 of 2.87 and point 3 of 2.42. The dominance value obtained from the analysis ranges from C = 0.09 to 0.12 which is classified as low. while the value of diversity which includes the medium criteria is at point 2 of 2.87 and point 3 of 2.42. The dominance value obtained from the analysis ranges from C = 0.09 to 0.12 which is classified as low.Keywords; Density; Diversity; Dominance; Environmental. AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis Gastropda di Ekosistem lamun perairan desa Gangga I, Kabupaten Minahasa Utara melalui: Kepadatan Spesies, Kepadatan Relatif, Keanekaragaman dan Dominansi di perairan Desa Gangga I Kabupaten Minahasa Utara. Dari hasil penelitian, diperoleh 126 individu yang terdiri atas 13 spesies (7 genera) dari 7 famili (3 ordo). Hasil analisis struktur komunitas gastropoda diperoleh nilai kepadatan spesies tertinggi pada titik 1 sebesar 1,67 ind/m², diikuti titik 2 sebesar 1,43 ind/m² dan yang terendah ada pada titik 3 sebesar 1,20 ind/m². Rendahnya kepadatan gastropoda pada ke 3 titik diasumsikan disebabkan oleh kondisi lingkungan tempat hidupnya, sumber makanan dan aktivitas perikanan yang dilakukan masyarakat setempat. Adapun Nilai kepadatan relatif jenis dengan persentase tertinggi ada pada titik 3, yaitu spesies Nassarius albescens 0,167% dan spesies dengan persentase terendah ada pada titik 1, yaitu spesies Xenoturris millepunctata 0,020%. Nilai indeks keanekaragaman yang termasuk kriteria tinggi terdapat pada titik 1 sebesar 3,25, sedangkan nilai keanekaragaman yang termasuk kriteria sedang terdapat pada titik 2 sebesar 2,87 dan titik 3 sebesar 2,42. Nilai dominansi yang diperoleh dari analisis berkisar C = 0,09 sampai dengan 0,12  yang tergolong rendah.Kata kunci; Kepadatan; Keanekaragaman; Dominansi; Lingkunga

    Community structure and distribution of Gastropoda in the intertidal area of the Waleo districts coast north Minahasa

    Get PDF
    This research is to know community structure and gastropod distribution include species density (individual/m2), relative density (%), diversity indices (H’), Evenness indices (E), Richness indices (R), Dominance indices (D) and Dispersion indices (Id).This inestigation was carried out February 2020 in intertidal area, Waleo beach in Minahasa Northern. Quadrat transect placed via area sampling based on substrate difference. Placing quadrat transect was centr on three points that different with distance with point 100 m and distance between quadran 10 m with size quadrat 50 cm2. Based on this research was find 22 species include Cypraea tigris, Terebra areolata, Cymbiola nivosa oblita, Euplica borealis, Turbo argyrostomus, Cypraea moneta, Conus cumingii, Cypraea errones, Tectus fenestrats, Nerita ascensionis, Nerita exuvi, Nerita albicilla, Nerita polita, Nerita Picea, Vasum turbinellus, Lunella cinerea, Nassarius globosus, Nassarius pullus, Vexillum acupictum, Clypeomorus pellucida, Vexillum ebenus, Terebralia sulcata. Five order include Neogastropoda, Littorinimorpha, Cycloneritida, Caenogastropoda, Trochida. Analysis result to species density is the highest 0,40 (individual/m2),relative density, Nerita polita 12,63 %, index of diversity,H’= 3,…, index of evenness, E = 0,97, index of richness, R = 0,22 and index of dominance, range D =0,13-0,18 concluded that no species dominantly. Gastropoda distribution pattern in intertidal area based 3 stations that showed all pattern of clumed distribution.   Keywords: Gastropoda, Intertidal, density, spread pattern   Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas dan pola penyebaran gastropoda meliputi Kepadatan spesies (Ind/m2), Kepadatan Relatif (%),Indeks Keanekaragaman (H’), Indeks Keseragaman (E), Indeks Kekayaan spesies (R), Indeks Dominansi (D), dan indeks Sebaran. Penelitian ini di lakukan pada bulan februari 2020 yang berlokasi di daerah intertidal pantai Waleo Kabupaten Minahasa Utara. Penempatan transek kuadran di tentukan melalui teknik area sampling berdasarkan perbedaan substrat, penempatan transek dan kuadran di pusatkan di tiga titik yang berbeda-beda dengan jarak antara titik 100m dan jarak antara kuadran 10m dengan ukuran kuadran 50x50cm. Dari hasil penelitiaan di temukan 22 spesis meliputi Cypraea tigris, Terebra areolata, Cymbiola nivosa oblita, Euplica borealis, Turbo argyrostomus, Cypraea moneta, Conus cumingii, Cypraea errones, Tectus fenestrats, Nerita ascensionis, Nerita exuvi, Nerita albicilla, Nerita polita, Nerita Picea, Vasum turbinellus, Lunella cinerea, Nassarius globosus, Nassarius pullus, Vexillum acupictum, Clypeomorus pellucida, Vexillum ebenus, Terebralia sulcata. Dan 5 ordo Neogastropoda, Littorinimorpha, Cycloneritida, Caenogastropoda, Trochida. Hasil analisis terhadap kepadatan spesis nilai tertinggi terdapat pada spesis N.polita sebesar 0,40 Ind/m² dan kepadatan realtif tertinggi juga terdapat pada spesis N.polita sebesar 12,63 %, nilai indeka keanekaragaman H’= 9,49 yang merupakan kategori tinggi, nilai dari indeks keseragaman secara keseluruhan  (E)=0,97 dalam kondisi , dan nilai indeks kekayaan spesis yaitu 0,22,  indeks Dominansi (D) = 0,13 – 0,18 disimpulkan tidak ada yang mendominasi, Pola sebaran gastropoda di daerah intertidal dari ketiga stasiun menunjukan pola sebaran secara mengelompok. Wilayah pantai Waleo Kabupaten Minahasa Utara memiliki suhu 31,3ÂşC. Derajat keasaman pH yang di peroleh yaitu 7 Salinitas yang di peroleh sebesar 34‰ yang masih dalam kisaran baik untuk gastropoda. Kata kunci : Gastropoda, intertidal, kepadatan, pola sebara

    Gastropod Community Structure in Ecosystem Lamun Village Lihunu North Minahasa Regency North Sulawesi Province

    Get PDF
    The research was conducted in the seagrass ecosystem of Lihunu Village, East Likupang Subdistrict, North Minahasa Regency, and North Sulawesi Province.  The area is one of the coastal areas in North Sulawesi that lack information about gastropod resources. Therefore, the main reason for conducting research is to find out the presence of gastropods in the area.  The purpose of the study was to know the types of gastropods and to know the structure of communities through species density, relative density, diversity, and dominance. Sampling is done using the quadratic transect technique measuring 50 x 50 cm.  Quadrate used 50 cm x 50 cm, then converted to square meters to 0,25 m2. The density of the species is 4,80 Ind/m2.  The relative density value of the species with the highest percentage is in Euplica scripta Species with a value of 14,44% and the species with the lowest percentage value, namely Cymbiola vespertilio Species with a value of 0,56%.  Diversity index values in 3 transects fall under the high criteria. Transect 1 is H'= 5.30, transect 2 is H'= 4,18 and transect 3 is H' = 3,95. And the highest dominance value in Euplica scripta Species with a value of C = 0,48.  The water area of Lihunu Village of North Minahasa Regency has an average temperature of 30 ° C.  Salinity is obtained with an average of 30‰. The degree of acidity (pH) obtained is 8.Keywords: Gastropod; Community Structure; Lihunu.AbstrakPenelitian dilakukan di ekosistem lamun perairan Desa Lihunu, Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara. Daerah tersebut menjadi salah satu daerah pesisir di Sulawesi Utara yang kekurangan informasi mengenai sumberdaya gastropoda. Oleh karena itu, yang menjadi alasan utama melakukan penelitian adalah untuk mengetahui keberadaan gastropoda di daerah tersebut. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui jenis-jenis gastropoda serta mengetahui struktur komunitas melalui: Kepadatan spesies, kepadatan relatif, keanekaragaman, dan dominansi. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik transek kuadrat berukuran 50 x 50 cm. Kuadrat yang dipakai 50 cm x 50 cm, kemudian dikonversikan ke meter persegi menjadi 0,25 m2. Nilai kepadatan spesies yaitu 4.80 Ind/m2. Nilai kepadatan relatif jenis dengan persentase tertinggi terdapat pada Spesies Euplica scripta dengan nilai 14.44% dan spesies dengan nilai persentase terendah yaitu Spesies Cymbiola vespertilio dengan nilai sebesar 0,56%. Nilai indeks keanekaragaman di 3 transek masuk dalam kriteria tinggi. Transek 1 yaitu H’= 5,30 ,pada transek 2 yaitu H’= 4,18 dan transek 3 yaitu H’ = 3,95. Dan nilai dominansi tertinggi pada Spesies Euplica scripta dengan nilai C = 0.48. Daerah perairan Desa Lihunu Kabupaten Minahasa Utara memiliki rata-rata suhu 30°C. Salintas yang diperoleh dengan rata-rata 30‰. Derajat keasaman (pH) yang diperoleh yaitu 8.Kata kunci :Gastropoda; Struktur Komunitas; Lihunu

    Ecological Study Of Lokan Mussels (Geloina spp) In Mangrove Likupang Village, Ambong Village, North Minahasa

    Get PDF
    Based on the observations of 48 individuals and 2 species, the results of analysis of the Density of Lokan Mussels (Geloina spp) at the 3 stations showed that the highest density was at station II of 6.8 Ind/m2 and followed by station III of 6.4 Ind/m2 and the lowest was at station I of 6 Ind/m2, with a total density of 19.2 ind/m2.Equation The long-weight relationship at station I of the Geloina erosa species is W = -2.0299 + 2.3331L with a value of b <3 meaning (negative allometric), the species of Geloina expansa is W = -4.5186 + 3.6111L with a value of b> 3 means (positive allometric). The long-weight relationship at station II of the Geloina erosa species is W = -7.9857 + 5.4459L with a value of b > 3 meaning (positive allometric), the species of Geloina expansa is W = -5.6998 + 4.2558L with a value of b > 3 means (positive allometric ). The long-weight relationship at station III of the Geloina erosa species was W = -4.8901 + 3.832L with a value of b > 3 meaning (positive allometric), Geloina expansa species was W = -4.4782 + 3.5928L with a value of b > 3 meaning (positive allometric). Keywords: ecological studies; Density, weight length relationships, dispersal patterns Abstrak Berdasarkan hasil pengamatan jumlah individu 48 dan terdapat 2 spesies, hasil analisisKepadatan Kerang Lokan (Geloina spp) pada ke 3 stasiun  menunjukan kepadatan tertinggi terdapat pada stasiun II sebesar 6,8 Ind/m2 dan di ikuti stasiun III sebesar 6,4 Ind/m2 dan terendah pada stasiun I sebesar 6 Ind/m2 ,  dengan kepadatan total 19,2 ind/m2. Persamaan Hubungan panjang berat pada stasiun I spesies Geloina erosa adalah W =  - 2,0299+2,3331L dengan nilai b < 3 artinya (allometrik negatif ), spesies Geloina expansa adalah W =  - 4,5186 + 3,6111L  dengan nilai b > 3 artinya (allometrik positif). Hubungan panjang berat pada stasiun II spesies Geloina erosa adalah W = - 7,9857 + 5,4459L dengan nilai b > 3 artinya (allometrik positif), spesies Geloina expansa adalah W =  - 5,6998 + 4,2558L  dengan nilai b > 3 artinya (allometrik positif ). Hubungan panjang berat pada stasiun III spesies Geloina erosa adalah W = - 4,8901 + 3,832L dengan nilai b > 3 artinya (allometrik positif), spesies Geloina expansa adalah W = - 4,4782 + 3,5928L dengan nilai b > 3 artinya ( allometrik positif). Kata kunci : studi ekologi ; Kepadatan, hubungan panjang berat, pola penyebara
    corecore