108 research outputs found

    Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformatif terhadap Kinerja Pegawai STKIP PGRI Lamongan

    Get PDF
    Masalah yang telah terjadi di STKIP PGRI Lamongan adalah pegawai yang tidak termotivasi untuk bekerja. Dengan permasalahan tersebut penelitian ini ingin mengetahui bagaimana meningkatkan kinerja pegawai melalui kepemimpinan transformatif. Jenis penelitian ini yaitu explanatory research, alat pengumpulan data menggunakan kuesioner, wawancara dan dokumentasi yang disebarkan kepada seluruh karyawan yang berjumlah 36 orang. Teknik pengujian instrumen data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji validitas dengan analisis faktor, uji reliabilitas dengan Alpha Cronbach. Sedangkan untuk membuktikan hipotesis penelitian dengan Uji T dan Uji F. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif dan analisi regresi linier. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa pada kolom Coefficients terdapat nilai Sig 0,000. Nilai Sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,000 < 0,05, maka H1 diterima dan H0 ditolak. sedangkan Variabel X mempunyai t-hitung yaitu 5,800 dengan t-tabel = 2,034. jadi t-hitung < t-tabel dapat disimpulkan bahwa variabel X memiliki konstribusi terhadap Y. Jadi dapat disimpulkan kepemimpinan transformatif berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan beberapa isu pada aspek kepemimpinan trasformatif dan kinerja pegawai di STKIP PGRI Lamongan perlu ditingkatkan dan ditekankan pada  aspek kepemimpinan transformatif, dimana perilaku transformatif atau karismatik diyakini mampu memperbesar dampak bentuk transaksional, perilaku pemimpin seperti ini pengikut merasa percaya dan hormat terhadap pemimpin serta termotivasi untuk melakukan lebih dari apa yang diharapkan

    Positive Impact of Similarity on Twice Single Seed Descent of Purification on Bambara Groundnut (Vigna Subterranea L. Verdcourt)

    Full text link
    The main problem of local line Bambara groundnut (Vigna subterranea L. Verdcourt) genotype improving is the low of purity. The research on genetic purification of Bambara groundnut had finished in twice single seed descent. The objective of this research was to find out the uniformity gain level within lines each other after single seed descent applied twice. This research was conducted in Agriculture Research Station, Universitas Brawijaya, from 2014 to 2016. There were 20 selected local lines evaluated twice with single seed descent method. On the first and second evaluation, it was applied on previous 19 local lines and 1 check genotype. Similarity coefficient was analyzed with cluster analysis of qualitative characters within lines. Variability within line was described on quantitative characters. The local lines had different response on single seed descent selection. These differences depended on genetic of qualitative characters. On the first single seed descent, it got similarity coefficient of 0.704-0.832. On the second one, it got similarity coefficient of 0.804-1.00. Increasing of similarity coefficient from 0.10-0.168 will improve purification of local lines 15.76-20.19 %. Two circles of single seed descent selection were capable to purify local lines. Variability of quantitative character depended on kind of character

    Keragaman Jenis Salak Bangkalan {Salacca Zalacca (Gaertner) Voss} Menggunakan Penanda Morfologi Dan Analisis Isozim

    Full text link
    Kabupaten Bangkalan merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi cukup besar dalam sektor pertanian khususnya salak. Keragaman tanaman salak yang ada di Kabupaten Bangkalan perlu diidentifikasi untuk melihat sifat dan keragaman genetik. Untuk tujuan pemuliaan tanaman salak, telah dilakukan penelitian identifikasi tanaman pada bulan Februari sampai bulan Maret 2014. Berdasarkan hasil survey dan wawancara dengan petani telah ditemukan enam jenis tanaman salak antara lain salak Apel, Bunter, Cocor, Kerbau, Penjalin, dan Senase. Jenis-jenis salak tersebut selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode morfologi dan isozim. Pengamatan morfologi kualitatif berdasarkan Radford (1986) dan Departemen Pertanian Rebuplik Indonesia (2006), sedangkan analisis isozim menggunakan metode Wendel dan Weeden (1989) dan beberapa modifikasi menurut prosedur Fajriani (2008). Pengamatan morfologi dilakukan di Desa Bilaporah, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan dan analisis isozim di Laboratorium Sentral Ilmu Hayati (LSIH) Universitas Brawijaya Malang. Analisis isozim mengunakan enzim esterase dan peroksidase. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan hasil dari 2 metode yang digunakan. Berdasarkan karakter morfologi, salak Bangkalan memiliki jarak genetik sebesar 18-25%, sedangkan analisis isozim menghasilkan jarak genetik yang lebih longgar, yaitu 0-70%. Dua jenis enzim yang digunakan juga menunjukkan hasil yang berbeda. Enzim Esterase mempunyai pola pita yang sama. Sedangkan enzim Peroksidase menunjukkan keragaman. Berdasarkan enzim Peroksidase terdapat 3 variasi pola pita. Pola pita I adalah Apel, Bunter, dan Cocor, pola pita ke-II adalah Kerbau dan Senase dan pola pita ke-III adalah Penjalin. Keragaman genetik kultivar-kultivar salak tersebut sesuai dengan sifat salak Bangkalan yang menyerbuk silang sehingga keturunannya akan berbeda satu sama lain

    Pengaruh Pemberian Pyraclostrobin Terhadap Efisiensi Pupuk Nitrogen Dan Kualitas Hasil Tanaman Jagung (Zea Mays L.)

    Full text link
    Jagung adalah tanaman komoditas utama di Indonesia sebagai bahan baku makanan dan pakan. Pyraclostrobin adalah salah satu fungisida yang diasumsikan memberi efek untuk meningkatkan efisiensi nitrogen dalam tanaman. Penelitian ini dilakukan untuk melihat efektifitas Pyraclostrobin dalam meningkatakan amilosa pada biji jagung. Perlakuan kombinasi nitrogen dan pyraclostrobin menunjukkan perbedaan yang signifikan untuk semua parameter. Tetapi perlakuan ini tidak signifikan pada parameter umur berbunga betina dan jantan, umur bertongkol, berat biji dan kandungan amilosa. Namun khususnya pada pemberian 400 ppm pyraclostrobin memberikan hasil yang berbeda nyata dengan control. Sedangkan aplikasi nitrogen tidak berbeda nyata terhadap parameter pertumbuhan dan produksi. Namun, perlakuan ini menunjukkan berbeda nyata pada kandungan amilosa seiring dengan peningkatan dosis nitrogen 0 kg ha-1, 40 kg ha-1, 120 kg ha-1 dan 160 kg ha-1

    Penampilan 12 Famili Buncis (Phaseolus Vulgaris L.) F4 Berpolong Ungu

    Get PDF
    Kacang buncis merupakan salah satu jenis kacang sayur yang banyak dibudidayakan dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Untuk menekan nilai impor sayuran polong-polongan, khususnya buncis, perlu adanya suatu peningkatan produksi dalam negeri, salah satunya dengan perakitan varietas unggul baru berdaya hasil tinggi dan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penampilan 12 famili buncis (Phaseolus vulgaris L.) F4 berpolong ungu. Bahan tanam yang digunakan ialah benih F4 yaitu 12 famili buncis polong ungu hasil persilangan tanaman buncis varietas introduksi dengan varietas lokal (GKCS-6, GKCS-54, GKCS-97, GKCS-108, GIPQ-12, GIPQ-23, GIPQ-35, GKPQ-12, GKPQ-19, PQGK-1, PQGI-169, dan MCS-13), dengan 5 tetua (2 introduksi yaitu Purple Queen (PQ) dan Cherokee Sun (CS), 3 lokal yaitu Gogo Kuning (GK), Gilik Ijo (GI), dan Mantili (M)). Bahan penelitian lain meliputi furadan, benlext, pupuk kandang ayam dan NPK (16:16:16), mulsa plastik hitam perak dan label nama famili. Penelitian disusun tanpa menggunakan rancangan percobaan. Penelitian dilaksanakan di lahan milik petani yang terletak di Desa Kajang Lor Kecamatan Junrejo, Kabupaten Batu. Penelitian dilaksanakan pada Januari sampai dengan April 2014. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penampilan 12 famili F4 buncis polong ungu yang seragam dalam tipe pertumbuhan merambat, warna batang ungu, warna bunga ungu, dan warna polong ungu tua, yaitu famili PQGK-1, PQGI-169 dan GIPQ-35. Famili buncis polong ungu dalam kriteria keragaman genetik rendah yaitu antara 0 - 22% pada famili PQGK-1, PQGI-169 dan GIPQ-35
    • …
    corecore