1 research outputs found

    PENGARUH APLIKASI RHIZOCTONIA MIKORIZA DAN INTERVAL WAKTU PEMBERIAN AIR PADA PERTUMBUHAN SEEDLING ANGGREK Dendrobium stockelbuschii Schettler

    Get PDF
    Orchid was an ornamental plant cultivated by tissue culture (in vitro). This was because the seeds in orchid plants do not have food reserves (endosperm) to support their growth, so the plants only get nutrients and nutrients from the culture media. The propagation of orchid plants by tissue culture causes these plants do not naturally have Rhizoctonia mycorrhiza so that further plant growth in nature vegetatively and generatively will not be optimal. In this study, Rhizoctonia mycorrhiza was inoculated from species of orchids on seedling orchids of different species with longer watering intervals (2 days, 4 days, and 6 days). The method used was Randomized Block Design (RAK). The results obtained showed that Rhizoctonia mycorrhiza had 2 cell nuclei and had branches with right angles. The application treatment of Rhizoctonia mycorrhiza (M) had a very significant effect on the parameters of plant height growth, the number of leaves, and fresh weight. The treatment of watering time interval (P) had a very significant effect on the parameters of plant height growth, the number of leaves, and plant fresh weight, and affected the number of roots. The combination of Rhizoctonia mycorrhiza application treatment and water application time interval (M x P) showed results that had a very significant effect on the number of leaves parameters and significantly affected plant height. Rhizoctonia mycorrhiza applied to D. stockelbuschii was able to form associations with plant roots by forming a platoon structure.Anggrek merupakan tanaman hias yang dibudidayakan dengan cara kultur jaringan (in vitro). Hal ini dikarenakan biji pada tanaman anggrek tidak memiliki cadangan makanan (endosperm) untuk menunjang pertumbuhannya, sehingga tanaman hanya mendapatkan nutrisi dan nutrisi dari media kultur. Perbanyakan tanaman anggrek dengan kultur jaringan menyebabkan tanaman tersebut tidak memiliki Rhizoctonia mikoriza secara alami, sehingga pertumbuhan tanaman selanjutnya di alam secara vegetatif dan generatif tidak akan optimal.       Pada penelitian ini, Rhizoctonia mycorrhiza diinokulasi dari spesies anggrek pada bibit anggrek spesies yang berbeda dengan interval penyiraman yang lebih lama (2 hari, 4 hari dan 6 hari). Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa Rhizoctonia mycorrhiza memiliki 2 inti sel dan bercabang dengan sudut siku-siku. Perlakuan aplikasi Rhizoctonia mikoriza (M) berpengaruh sangat nyata terhadap parameter pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun dan bobot segar. Perlakuan interval waktu penyiraman (P) berpengaruh sangat nyata terhadap parameter pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun dan bobot segar tanaman, serta berpengaruh terhadap jumlah akar. Kombinasi perlakuan aplikasi Rhizoctonia mikoriza dan interval waktu aplikasi air (M x P) menunjukkan hasil yang berpengaruh sangat nyata terhadap parameter jumlah daun dan berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Rhizoctonia mikoriza yang diaplikasikan pada D. stockelbuschii mampu membentuk asosiasi dengan akar tanaman dengan membentuk struktur peleton
    corecore