3 research outputs found
Pengetahuan dan Sikap Lansia Berhubungan dengan Self Care
ABSTRACT The age of the elderly can affect the knowledge of the elderly, because as they get older, the ability of the elderly to carry out their activities decreases, including the memory of their knowledge and attitudes. So knowledge of self care is very important because good knowledge can improve the health of the elderly. The purpose of this study was to determine the relationship between knowledge and attitudes of the elderly with self care in Ngujung Village, Magetan Regency. Quantitative research with a Cross Sectional approach, with a population of 355 elderly. The sampling technique used Cluster Random Sampling. The number of samples in the study amounted to 86 elderly people. The research data were analyzed using the Spearman Rank test. The majority of elderly people in Ngujung Village have good knowledge of 81 (94.2%) respondents, the attitudes of the elderly are mostly positive by 61 (76.9%) respondents and the majority of elderly self care is 63 (73.2%) . The results of the Spearman Rank statistical test on knowledge of the elderly with self-care obtained p = 0.005 less than 0.05 with a correlation coefficient of r: 0.302 with a sufficient correlation category and the attitude of the elderly with self-care obtained p = 0.001 less than 0.05 with a correlation coefficient of r: 0.352 with sufficient correlation category. H1 is accepted, it means that there is a relationship between elderly knowledge and self care and there is a relationship between elderly attitudes and self care in Ngujung Village, Magetan Regency. It is expected that the elderly will understand information about the influence of the relationship between knowledge and attitudes of the elderly with self care. Keywords: Knowledge, Attitude, Elderly, Self Care ABSTRAK Umur dapat mempengaruhi pengetahuan lansia, karena seiring bertambahnya usia semakin mengalami penurunan kemampuan lansia melakukan aktivitasnya, termasuk daya ingat dari pengetahuan dan sikap yang dimilikinya. Maka pengetahuan self care sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan lansia. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui Hubungan Pengetahuan dan Sikap Lansia Dengan Self Care Di Desa Ngujung Kabupaten Magetan. Penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional, dengan jumlah populasi 355 lansia. Teknik sampling menggunakan Cluster Random Sampling jumlah sampel dalam penelitian berjumlah 86 lansia. Data penelitian dianalisis menggunakan uji Rank Spearman. Tingkat Pengetahuan lansia di Desa Ngujung mayoritas memiliki pengetahuan baik sebesar 81 (94,2%) responden, sikap yang dimiliki lansia mayoritas positif sebesar 61 (76,9%) responden dan self care lansia mayoritas sebesar 63 (73,2%). Hasil uji statistic Rank Spearman pada pengetahuan lansia dengan self care diperoleh p = 0,005 kurang dari 0,05 dengan koefisien korelasi r : 0,302 dengan kategori korelasi cukup dan sikap lansia dengan self care diperoleh p = 0,001 kurang dari 0,05 dengan koefisien korelasi r : 0.352 dengan kategori korelasi cukup. H1 diterima berarti ada hubungan pengetahuan lansia dengan self care dan ada hubungan sikap lansia dengan self care di Desa Ngujung Kabupaten Magetan. Diharapkan lansia mengetahui informasi mengenai pengaruh tentang hubungan pengatahuan dan sikap lansia dengan self care. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Lansia, Self Car
Pemberdayaan Masyarakat dalam Melakukan Manajemen Penyakit Kronis sebagai Langkah Preventif Terjadinya Komplikasi Penyakit Ginjal Kronik
ABSTRAK Penyakit kronis merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan, yang berlangsung lama yang dapat menyebabkan kematian. Prevalensi global dari penyakit kronis diproyeksikan akan terus meningkat selama beberapa decade mendatang. Oleh karena itu diperlukan penyuluhan tentang manajemen penyakit kronis sebagai langkah preventif terjadinya penyakit ginjal kronik. Sasaran pengabdian ini adalah warga yang menderita penyakit kronis. Peserta dapat melakukan pemeriksaan kesehatan dan mendapatkan ilmu mengenai manajemen penyakitnya. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mereka tentang cara mengelola penyakitnya sehingga terhindar dari penyakit ginjal kronik. pemeriksaan kesehatan dilakukan di awal acara meliputi, tekanan darah, berat badan, kadar gula darah, asam urat dan kolesterol. Selanjutnya peserta mengikuti penyuluhan yang dilakukan dengan ceramah dan diskusi. Hasil dari pemeriksaan kesehatan didapatkan bahwa sebagian besar warga memiliki tekanan darah tinggi dan asam urat tinggi, beberapa warga mengalami gula darah tinggi dan kolesterol tinggi. Peserta sangat antusias mengikuti penyuluhan karena mereka merasa perlu mendapatkan ilmu mengenai manajemen penyakitnya. Kegiatan ini dilakukan sebagai langkah preventif bagi warga agar tidak mengalami komplikasi penyakit ginjal kronis. hal ini yang menjadi dasar kegiatan pengabdian masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku dalam mengelola penyakitnya. Kata Kunci: Manajemen Penyakit Kronis, Penyakit Ginjal Kronik ABSTRACT Chronic disease is a disease that can cause tissue damage, which lasts a long time and can lead to death. The global prevalence of chronic diseases is projected to continue to increase over the next few decades. Therefore, education about chronic disease management is needed as a preventive measure for chronic kidney disease. The target of this service is residents who suffer from chronic diseases. Participants can carry out health checks and gain knowledge about disease management. This is expected to increase their knowledge and understanding of how to manage their disease to avoid chronic kidney disease. Health checks carried out at the beginning of the event included blood pressure, weight, blood sugar levels, uric acid, and cholesterol. Furthermore, participants followed the counseling which was carried out with lectures and discussions. The results of the health examination found that most of the residents had high blood pressure and high uric acid, and some had high blood sugar and high cholesterol. Participants were very enthusiastic about participating in the counseling because they felt the need to gain knowledge about disease management. This activity is carried out as a preventive measure for residents so as not to experience complications of chronic kidney disease. this is the basis for community service activities to improve knowledge, attitudes, and behavior in managing their disease. Keyword : Chronic Disease Management, Chronic Kidney Diseas
UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI DETEKSI DINI DAN PENGENDALIAN KESEHATAN REPRODUKSI DI DSN. TAWUN I, DS. TAWUN, KEC. KASREMAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASREMAN KABUPATEN NGAWI: Community Development Foreign Through The Detection Using Detection And Control of Reproduction Healthy In Tawun 1, Ds. Tawun, Puskesmas Kasreman Ngawi Regency
Abstrak
Latar Belakang: Premenopause adalah Fase terjadi pada usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterium. Fase ini timbul ditandai dengan siklus menstruasi menjadi tidak teratur, perdarahan menstruasi memanjang, jumlah darah menstruasi menjadi lebih banyak, dan adanya rasa nyeri saat menstruasi. Dampak secara fisik biologis yang dialami wanita pada sindrom premenopause adalah perasaan panas (hot flush), sakit kepala, cepat lelah, rematik, sakit pinggang, sesak napas, susah tidur, dan osteoporosis. Sedangkan untuk gejala psikologis adalah ingatan menurun, kecemasan, mudah tersinggung, setres dan depresi. Upaya pencegahan dan penanganan kejadian tersebut dapat dilakukan dengan tindakan deteksi dini reproduksi dan sebagai dasar dalam pengendalian permasalahan Pre Menopause. Tujuan: meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat reproduksinya sendiri serta berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan pre menopause. Metode: Pengabdian masyarakat yaitu pendidikan kesehatan meliputi ceramah atau penyuluhan, Tanya jawab, diskusi dan gambar tentang pengenalan dan tindak lanjut pre menopause di tatanan masyarakat. Hasil: Mayoritas masyarakat yang terlibat dalam pengabdian masyarakat ini adalah perempuan (72%). Rerata usia wanita middle age (59,74 ± 6,5), wanita usia subur dengan normotensi sebanyak 57,4%, Sebagian besar peserta penyuluhan kesehatan mempunyai sikap baik dalam menghadapi menopause, dengan tingkat pengetahuan baik. Kesimpulan: Deteksi dini reproduksi merupakan upaya dasar yang penting dilakukan dalam rangka pengendalian permasalahan reproduksi pada wanita. Upaya pengendalian ini dapat dimulai dengan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pemberian informasi tentang menopause megenai perubahan fisik yang dialami pada masa menopause dan ibu-ibu premenopause agar lebih siap menghadapi perubahan fisik yang terjadi. Gejala Premenopause adalah hal yang normal dialami oleh perempuan dan dapat melibatkan masyarakat dalam membantu ibu menghadapi gejala premenopause pada saat kegiatan masyarakat melalui tokoh masyarakat setempat.
Kata Kunci: Pre Menopause, Kesehatan Reproduksi, Pengabdian Masyaraka