2 research outputs found

    Kualitas mikrob dan sel somatik dalam susu yang berasal dari peternakan sapi perah di lokasi dataran tinggi dan dataran rendah

    Get PDF
    Konsumen berhak mengonsumsi susu yang aman, sehat, utuh dan halal. Faktor yang memengaruhi produktivitas dan kualitas susu, di antaranya adalah ketinggian lokasi serta kondisi lingkungan di sekitar peternakan. Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan kualitas mikrob dan jumlah sel somatik (JSS) susu dari peternakan yang berlokasi di dataran tinggi (Cijeruk, Bogor) dan peternakan yang berlokasi di dataran rendah (Pondok Ranggon, Jakarta Timur). Parameter yang diamati, ialah angka lempeng total (ALT) mikrob, jumlah Staphylococcus aureus, dan JSS. Pengujian mikrob menggunakan metode hitungan cawan dan penghitungan JSS menggunakan metode Breed. Data dianalisis secara statistik dengan uji Mann-Whitney U dan Chi-square. Hasil ALT mikrob, jumlah S. aureus, dan JSS dalam susu yang berasal dari peternakan Pondok Ranggon yang berlokasi di dataran rendah menunjukkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu yang berasal dari peternakan Cijeruk yang berlokasi di dataran tinggi. Rata-rata ALT mikrob, jumlah S. aureus, dan JSS dalam susu dari peternakan Cijeruk berturut-turut adalah 1,6×104 ± 1,5×104 CFU/mL; 1,3×103 ± 4,2×103 CFU/mL; dan 1.795.000  Â± 1.838.791 sel/mL. Rata-rata ALT mikrob, jumlah S. aureus, dan JSS dalam susu yang berasal dari peternakan Pondok Ranggon berturut-turut adalah 3,5×105 ± 1,0×106 CFU/mL; 1,7×105 ± 6,3×104 CFU/mL; dan 3.032.222 ± 4.348.654 sel/mL. Penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara lokasi peternakan dengan jumlah S. aureus dalam susu (P<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini ialah status mikrob dan JSS dalam susu dipengaruhi oleh lokasi peternakan

    Evaluasi Good Dairy Farming Practice (GDFP) di Peternakan Sapi Perah Rakyat Kelompok Ternak Mandiri Sejahtera Cijeruk Bogor

    Get PDF
    ABSTRACT. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi dan kualitas susu dengan meningkatkan kapasitas SDM peternak dengan melakukan pendampingan untuk penerapan Good Dairy Farming Practices (GDFP). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan GDFP peternakan rakyat dataran tinggi pada Kelompok Ternak Mandiri Sejahtera Cijeruk Bogor. Metode yang digunakan yaitu metode survey dengan wawancara langsung kepada seluruh peternak sapi perah di Peternakan Mandiri Sejahtera sebanyak 22 orang, dengan menggunakan kuisioner yang mengacu kepada Ditjennak (1983) dan FAO (2011) yang dimodifikasi Andriyadi (2012). Berdasarkan karakteristik peternak nilai GDFP paling tinggi terdapat pada peternak dengan umur produktif 21-35 tahun (3.13), tingkat pendidikan D4/S1 (3.2) dan dengan pengalaman beternak 9-15 tahun (3.16). Berdasarkan faktor GDFP, nilai aspek GDFP tertinggi terdapat pada aspek manajemen pakan dan air minum (3.3) dan terendah pada aspek kandang dan peralatan (2.1). Penerapan GDFP pada Kelompok Ternak Mandiri Sejahtera tergolong cukup baik dengan nilai rataan 2.9. Peternak perlu melakukan perbaikan tata laksana pemeliharaan terutama pada aspek cara seleksi, pencatatan usaha, tata letak kandang dan penanganan limbah.    (Evaluation of good dairy farming practice (GDFP) in smallholder dairy farms kelompok ternak mandiri sejahtera Cijeruk Bogor)    ABSTRAK. Efforts that can be made to increase milk production and quality is by increasing the capacity of the breeders' human resources through providing assistance for the implementation of Good Dairy Farming Practices (GDFP). This study aim is to evaluate the implementation of GDFP on upland people's farms in the Kelompok Ternak Mandiri Sejahtera Cijeruk Bogor. The method used is a survey method with direct interviews to 22 dairy farmers in Mandiri Sejahtera Farms, using a questionnaire that refers to the Ditjennak (1983) and FAO (2011) which is modified Andriyadi (2012). Based on the characteristics of the farmer, the highest GDFP value is found in farmers with productive age of 21-35 years (3.3), education level of Diploma/Bachelor (3.2) and with 9-15 years of livestock experience (3.16). Based on the GDFP factor, the highest GDFP value was found in the feed and drinking water management aspect (3.3) and the lowest was in the cage and equipment (2.1). The implementing of GDFP in the Independent Prosperous Livestock Group is classified good with an average value of 3.0. Farmers need to improve maintenance management, especially in terms of selection, business records, cage layout and waste management
    corecore