133 research outputs found

    Pengaruh Perlakuan Giberelin dan Fosfor terhadap Pertumbuhan serta Hasil Tanaman Kubis Bunga (Brassica oleracea var. botrytis)

    Get PDF
    Kubis bunga salah satu sayuran yang memiliki harga jual yang tinggi serta memiliki kandungan gizi yang baik untuk tubuh. Pada tahun 2019 produksi kubis bunga mencapai 7.371,40 ton. Namun pada tahun 2020 mengalami penurunan yaitu 6,295,10 ton (Dinas Pertanian Kota Batu, 2021). Sehingga perlu adanya upaya peningkatan produksi dengan menerapkan teknologi budidaya yang efektif dan efisien. Salah satunya penggunaan hormone giberelin dan teknik pemupukan fosfor yang memiliki peranan dalam proses pembungaan dan pembuahan. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui bagaimana pengatuh hormon giberelin, dosis fosfor, dan hubungan interaksi antara kedua perlakuan terhadap pertumbuhan dan hasil kubis bunga. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2021 sampai Juli 2021, Jl. Raya Karangan Donowarih, Karangploso, Malang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 2 faktor yaitu pemberian hormon giberelin yang terdiri dari 2 taraf yaitu 0 ppm atau kontrol (G0), dan 150 ppm (G1) dan dosis fosfor yang terdiri dari 5 taraf yaitu 0 kg/ha (P0), 100 kg/ha (P1), 150 kg/ha (P2), 200 kg/ha (P3), dan 250 kg/ha (P4). Terdapat interaksi antara perlakuan hormon giberelin dan dosis fosfor terhadap tinggi tanaman pada umur 3 minggu setelah tanam. Perlakuan pemberian hormon giberelin 150 ppm dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil panen tanaman kubis bunga pada semua parameter pengamatan. Perlakuan dosis fosfor 250 kg/ha dapat meningkatkan pertumbuhan khususnya tinggi tanaman dan hasil panen tanaman kubis bunga (diameter bunga, bobot segar bunga, bobot segar tanaman total, dan hasil panen per hektar)

    Pengaruh Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Selada (Lactuca Sativa L.) Pada Sistem NFT

    Get PDF
    Penggunaan pupuk organik cair (POC) dari urin ternak seperti kelinci, sapi, dan kambing sebagai nutrisi tanaman, berpotensi menjadi alternatif pengganti pupuk kimia AB mix serta meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman selada dalam sistem hidroponik NFT. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian tiga jenis POC dari urin ternak dan mengetahui POC yang mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil dari tiga varietas selada. Penelitian dilaksanakan Februari-April 2018 di screenhouse PT Pentario Liberia Persada, Surabaya. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Tersarang dengan 3 ulangan dan 2 faktor perlakuan yang terdiri dari, faktor pertama yaitu 4 macam nutrisi; nutrisi AB mix (P1), POC urin kelinci (P2),POC urin sapi (P3), dan POC urin kambing (P4). Faktor kedua yang tersarang pada faktor pertama yaitu 3 varietas selada yang terdiri dari; (V1) Locarno, (V2) Concorde, dan (V3) Maximus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan POC belum mampu menghasilkan pertumbuhan dan hasil selada yang lebih baik dari perlakuan nutrisi AB mix, dan varietas selada Maximus (V3) memberikan pertumbuhan dan hasil yang lebih besar daripada varietas selada Locarno (V1) dan Concorde (V2)

    Pengaruh Jarak Tanam dan Pupuk NPK pada Pertumbuhan dan Hasil Benih Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

    Get PDF
    Kacang panjang (Vigna sinensis L.) ialah komoditas hortikultura yang sangat berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia karena banyak diminati dan mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi. Usaha untuk meningkatkan produksi tanaman melalui pengaturan jarak tanam dan pemupukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh jarak tanam dan dosis pemupukan NPK terhadap pertumbuhan dan hasil benih tanaman kacang panjang. Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan PT. BISI International, Tbk. Farm Karangploso Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang pada bulan maret hingga bulan juni 2019. Rancangan yang digunakan ialah RAK faktorial, 2 faktor dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama jarak tanam (J) yaitu J1 (50 cm x 50 cm), J2 (40 cm x 40 cm) dan J3 (30 cm x 30 cm) dan faktor kedua dosis pupuk NPK (P) yaitu P0 (NPK 0 Kg ha-1), P1 (NPK 156,25 Kg ha-1), P2 (NPK 312,5 Kg ha-1) dan P3 (NPK 468,75 Kg ha-1). Data pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) 5%. Apabila hasil berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara jarak tanam dengan pupuk NPK terhadap waktu terbentuk polong. Perlakuan jarak tanam 40 x 40 cm dan 30 x 30 cm memiliki bobot biji per ha yang lebih berat dibandingkan jarak tanam 50 x 50 cm. Dosis pupuk NPK 468,75 Kg ha-1 menunjukkan panjang polong yang lebih panjang, akan tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan NPK 312,5 Kg ha-

    Pengaruh Komposisi Media Tanam dan Konsentrasi Nutrisi terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi Pagoda (Brassica narinosa L.H. Bailey) pada Hidroponik Substrat

    Get PDF
    Sawi pagoda dikonsumsi karena kandungan gizinya yang baik. Ketersediaan produksi sawi pagoda dapat ditingkatkan dengan memperhatikan penggunaan media tanam dan pemberian konsentrasi nutrisi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari interaksi, pengaruh komposisi media tanam, dan pengaruh konsentrasi nutrisi terhadap pertumbuhan dan hasil sawi pagoda pada hidroponik substrat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juli 2021 di greenhouse Jatimulyo Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang. Penelitian ini merupakan percobaan faktorial menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Faktor pertama adalah komposisi media tanam dengan 2 taraf yaitu M1 (pasir dan arang sekam 1:1) dan M2 (cocopeat dan arang sekam 1:1). Faktor kedua adalah konsentrasi nutrisi dengan 5 taraf yakni N1 (800 ppm), N2 (950 ppm), N3 (1100 ppm), N4 (1250 ppm), dan N5 (1400 ppm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi nyata antara komposisi media tanam dan konsentrasi nutrisi terhadap bobot segar total dan panjang akar sawi pagoda. Perlakuan cocopeat dan arang sekam 1:1 + konsentrasi nutrisi 1250 ppm dan 950 ppm memberikan pengaruh yang sama terhadap bobot segar total dan panjang akar sawi pagoda. Komposisi media tanam cocopeat dan arang sekam 1:1 menunjukkan tinggi tanaman, jumlah daun, lebar tajuk, bobot segar konsumsi, dan luas daun per tanaman sawi pagoda yang lebih tinggi daripada pasir dan arang sekam 1:1. Konsentrasi nutrisi 1250 ppm memberikan jumlah daun yang lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi nutrisi 1100 ppm dan 1400 ppm

    Pengaruh Aplikasi Larutan Garam (NaCl) terhadap Pembenukan Biji Dua Galur Tanaman Sawi Daging (Brassica rapa var. chinensis)

    Get PDF
    Tanaman sawi daging banyak diminati masyarakat dan berkontribusi dalam produksi sayuran di Indonesia. Produksi sayuran di Indonesia pada tahun 2017 masih belum mencapai target produksi. Upaya untuk meningkatkan produksi tanaman melalui perakitan varietas tanaman dengan produktifitas tinggi dari varietas hibrida maupun galur murni. Pembentukan galur murni tanaman sawi daging memiliki kendala karena merupakan tanaman self-incompatibility. Terdapat beberapa cara untuk mengatasi kendala tersebut salah satunya dengan aplikasi larutan garam dapur (NaCl). Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mempelajari dan mendapatkan konsentrasi larutan NaCl yang efektif terhadap pembentukan biji dua galur tanaman sawi daging. Penelitian dilaksanakan di PT. Bisi International, Tbk, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang pada Bulan Januari sampai Juni 2019. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) yang terdiri dari 2 petak utama (galur sawi daging) dan 5 anak petak (aplikasi konsentrasi larutan NaCl) dengan 3 kali ulangan. Petak utama terdiri dari G1 (FC 1603) dan G2 (FC 1607) sedangkan anak petak terdiri dari P0 (tanpa pemberian larutan NaCl), P1 (NaCl 3%), P2 (NaCl 6%), P3 (NaCl 9%), dan P4 (NaCl 12%). Data pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) 5%. Apabila hasil berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa galur sawi daging memberikan respon yang sama terhadap aplikasi larutan NaCl. Galur tanaman sawi daging berpengaruh nyata terhadap hasil biji. Hasil biji galur FC 1607 lebih tinggi dibandingkan dengan galur FC 1603. Konsentrasi larutan NaCl berpengaruh nyata terhadap hasil biji. Hasil biji konsentrasi larutan NaCl 3% lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lain

    Pengaruh Pupuk Anorganik pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kol Bunga (Brassica oleracea L. var. botrytis L.)

    Get PDF
    Kol bunga (Brassica oleracea L. var. botrytis L.) ialah tanaman hortikultura yang dikonsumsi sebagai sayuran dan memiliki kandungan nutrisi serta vitamin, terutama vitamin C. Pertumbuhan kol bunga akan meningkat pada suhu 17-18oC. Kol bunga biasanya ditanam dan akan tumbuh optimum pada ketinggian 1500 mdpl (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998). Upaya yang dapat dilakukan untuk memicu kecepatan berbunga dan memperbaiki kualitas panen kol bunga di dataran menengah yaitu dengan menambahkan pupuk fosfor. Unsur hara fosfor bisa didapatkan pada pupuk tunggal maupun pupuk majemuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari dosis pupuk yang tepat pada hasil dan pertumbuhan tanaman kol bunga. Penelitian ini dilakukan dengan percobaan sederhana menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Perlakuan pada penelitian terdiri dari 9 perlakuan yaitu P0 (Kontrol), P1 (100 kg N (Urea) + 75 kg P2O5 + 120 kg K2O), P2 (100 kg N (ZA) + 75 kg P2O5 + 120 kg K2O), P3 (100 kg N (Urea dan ZA) + 75 kg P2O5 + 120 kg K2O), P4 (100 kg N (Urea) + 90 kg P2O5 + 120 kg K2O), P5 (100 kg N (Urea dan ZA) + 90 kg P2O5 + 120 kg K2O), P6 (400 kg NPK), P7 (500 kg NPK), dan P8 (600 kg NPK). Dosis pupuk anorganik yang berbeda berpengaruh nyata. terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kol bunga, yaitu bobot bunga dan diameter

    Pengaruh Perbedaan Media Tanam dan Jenis Larutan Nutrisi terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) dengan Sistem Hidroponik Substrat

    Get PDF
    Cabai keriting merupakan salah satu komoditas hortikultural yang penting dan di budidayakan di Indonesia. Seiring peningkatan penduduk Indonesia, kebutuhan cabai juga meningkat. Namun, produksi cabai keriting masih tergolong rendah, faktor rendahnya produksi cabai di Indonesia disebabkan hama dan penyakit yang menyebabkan gagal panen dan penyempitan lahan pertanian. Konversi lahan pertanian menjadi non pertanian menyebabkan produksi cabai rendah dan bersaing dengan tanaman hortikultural lainnya. Terdapat beberapa cara meningkatkan produksi cabai, salah satunya dengan menggunakan sistem hidroponik substrat. Penggunaan POC dari kotoran hewan ternak seperti urin sapi, kotoran kambing dan urin kelinci sebagai nutrisi tanaman, menjadi alternatif pengganti nutrisi AB mix serta meningkat pertumbuhan dan hasil tanaman cabai dengan sistem hidroponik substrat. Substrat yang digunakan yaitu arang sekam, cocopeat dan pasir mudah di dapatkan dan memiliki harga yang relatif murah sehingga mampu menekan biaya produksi tanaman cabai. Penelitian di laksanakan November 2019-Maret 2020 di Grobogan, Jawa tengah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 3 ulangan dan 2 faktor perlakuan yang terdiri dari, faktor pertama yaitu 3 macam media tanam terdiri dari M1 (arang sekam+pasir), M2 (cocopeat+pasir), dan M3 (arang sekam+cocopeat+pasir). Faktor kedua yaitu 4 macam nutrisi tanaman yang terdiri dari nutrisi AB mix (N1), POC urin sapi (N2), POC kotoran kambing (N3), dan POC urin kelinci (N4). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan media tanam M1 (arang sekam+pasir) memberikan hasil pertumbuhan dan hasil lebih baik jika di bandingkan M2 (cocopeat+pasir) dan M3 (arang sekam+cocopeat+pasir). Namun perlakuan POC belum mampu menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman cabai yang lebih baik dari perlakuan nutrisi AB mix

    PENGATURAN INTERVAL PEMBERIAN AIR DAN DOSIS NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae L. var. alboglabra) VARIETAS NOVA

    Get PDF
    Pertumbuhan tanaman kailan yang baik dan hasil yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat-syarat pertumbuhan dan melakukan pemeliharaan tanaman yang baik. Pemeliharaan yang penting diperhatikan ialah kebutuhan air dan pemupukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interval pemberian air dan dosis pupuk nitrogen yang tepat agar diperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman kailan yang optimal. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2014 di rumah kaca, desa Tegalweru, Dau-Malang. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok faktorial yang diulang 3 kali. Interval pemberian air sebagai faktor 1 dan dosis pupuk nitrogen sebagai faktor 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum tidak terjadi interaksi antara per-lakuan interval pemberian air dengan dosis nitrogen pada semua variabel pengamatan. Interaksi terjadi hanya pada umur peng-amatan 15 hari setelah transplanting pada variabel luas daun. Perlakuan yang meng-untungkan ialah interval pemberian air 6 hari sekali dan dosis nitrogen 0 kg.ha-1 karena me-nunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan interval pemberian air 2 hari sekali dan dosis nitrogen 150 kg.ha-1. Penanaman dalam polibag pada rumah kaca yang diberi paranet menyebabkan produksi yang rendah yaitu 39,63 g per tanaman (7,92 ton ha-1), tinggi tanaman yang rendah yaitu 22,12 cm, jumlah daun yang rendah yaitu 7,49 helai dan luas daun yang kecil yaitu 4321,876 cm2. Kata kunci : Kailan, Interval Pemberian Air, Nitrogen, Hasil Pane

    Pengaruh Tingkat EC (Electrical Conductivity) Dan Nutrisi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L. var chinensis) Pada Hidroponik Sistem Sumbu (Wick System)

    Get PDF
    Pakcoy merupakan jenis sayuran yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia karena mudah untuk didapatkan dan baik dikonsumsi segar tanpa diolah maupun dalam bentuk olahan. Selain itu, tanaman pakcoy juga diminati karena mengandung protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, vitamin A, vitamin B, vitamin C, vitamin E dan vitamin K yang sangat baik untuk kesehatan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi pakcoy yaitu melalui teknik budidaya secara hidroponik. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui dan mendapatkan nilai EC (Electrical Conductivity) dan kombinasi nutrisi yang tepat sehingga dapat memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy terbaik pada sistem hidroponik sumbu. Bahan yang digunakan didalam penelitian yaitu benih pakcoy varietas Green, Nutrisi AB Mix Kebun Sayur Surabaya, biourin kelinci, dan pH up. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari dua faktor. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2021 hingga Juli 2021 di Greenhouse Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang. Hasil percobaan ini menunjukkan adanya interaksi antara perlakuan tingkat EC dan kombinasi nutrisi terhadap diameter batang. Perlakuan tingkat EC berpengaruh nyata terhadap bobot segar total tanaman pakcoy dengan pertumbuhan pakcoy terbaik dengan pemberian EC sebesar 2 mS/cm. Perlakuan kombinasi nutrisi berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy seperti panjang tanaman, jumlah daun, diameter batang, luas daun per tanaman, bobot segar total, dan kadar klorofil dengan nutrisi terbaik pada nutrisi 100% AB mix dan kombinasi nutrisi 75% AB mix + 25% biourin kelinci

    Pengaruh Kombinasi Nutrisi AB Mix dan Pupuk Organik Cair Azolla Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada (Lactuca Sativa L.) pada Hidroponik Sistem Sumbu (Wick System)

    Get PDF
    Tanaman Selada mengandung banyak gizi yang baik untuk tubuh, tetapi di Indonesia lahan pertanian semakin terbatas. Sehingga untuk memproduksi selada dengan cara yang sederhana yakni menggunakan hidroponik sistem sumbu. Pupuk organik cair Azolla dapat digunakan sebagai larutan nutrisi hidroponik, namun harus dikombinasikan dengan nutrisi AB mix yang memiliki unsur hara yang lengkap agar dapat menunjang pertumbuhan dan hasil tanaman dengan baik. Dikarenakan unsur hara pada pupuk organik cair Azolla saja belum dapat memenuhi kebutuhan tanaman. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mempelajari kombinasi nutrisi AB mix dan pupuk organik cair Azolla yang dapat menunjang pertumbuhan dan hasil tanaman selada (Lactuca sativa L.) pada hidroponik sistem sumbu. Penelitian ini menggunakan RAK dengan 8 kombinasi perlakuan dan 4 ulangan. Dilakukan di Greenhouse FP UB pada bulan Februari-Mei 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa P1 (100%AB mix) dan P3 (85%AB mix+15%POC Azolla) lebih baik pada semua parameter pertumbuhan, kadar klorofil b dan kadar klorofil total dibandingkan dengan perlakuan lainnya. P1 (100%AB mix) mendapatkan hasil selada terbaik pada luas daun per tanaman, bobot segar total, bobot segar konsumsi dan kadar klorofil a dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa perlakuan kombinasi nutrisi AB mix dan Pupuk Organik Cair Azolla berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada. Selain itu pada perlakuan P1 (100% AB mix) dan P3 (85% AB mix+15% POC Azolla) menunjukkan pertumbuhan dan hasil tanaman selada yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya
    • …
    corecore