3 research outputs found

    Kuat Tekan Beton Beragregat Kasar Batuan Tuff Merah, Batuan Tuff Putih, Dan Batuan Andesit

    Full text link
    Batuan andesit dan batuan tuff dihancurkan kemudian diayak dengan saringan 19mm, 12.5mm, 9.5mm dan 4.75mm dan dipakai sebagai agregat pada beton. Beton yang diteliti adalah beton beragregat kasar batuan andesit pori (dinamakan BAKAPOR), beton beragregat kasar batuan andesit antara (dinamakan BAKAT), beton beragregat kasar batuan andesit padat (dinamakan BAKAPAT), beton beragregat kasar batuan tuff merah (dinamakan BAKATUM) dan beton beragregat kasar batuan tuff putih dinamakan (BAKATUP). Untuk BAKAPOR, BAKAT, BAKAPAT, BAKATUM dan BAKATUP berat volume yang diperolehberturut-turut sekitar 2.13kg/l, 2.20kg/l, 2.25kg/l, 1.96kg/l, 2.23kg/l dan kuat tekan karakteristik beton berturut-turut sekitar 36.8MPa, 39.4MPa, 46.1MPa, 30.0MPa, 43.4 MPa.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditinjau dari segi kuat tekan terlihat material-material batuan tersebut dapat digunakan sebagai agregat kasar dengan rapat massa dan kuat tekan paling tinggi ada pada BAKAPAT sedangkan rapat massa dan kuat tekan paling rendah ada pada BAKATUM

    Perencanaan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus Pada Komponen Balok–kolom Dan Sambungan Struktur Baja Gedung Bpjn XI

    Get PDF
    Dalam perencanaan konstruksi bangunan saat ini perencana dituntut untuk merencanakan bangunan yang daktail, yaitu bangunan yang dapat menahan respon inelastik yang diakibatkan oleh beban gempa yaitu dikenal dengan sistem rangka pemikul momen. Sulawesi Utara yang termasuk dalam zona gempa 5 yaitu wilayah dengan tingkat kegempaan yang tinggi sehingga analisis strukturnya dapat direncanakan dengan metode sistem rangka pemikul momen khusus (SRPMK).Penelitian ini mengikuti tatacara perencanaan menurut American Institute of Steel Construction AISC 341-10, AISC 358-10, AISC 360-10 dan Standar Nasional Indonesia SNI 03-1729-2002 yang menggunakan output program ETABS pada bangunan Gedung BPJN XI berupa model struktur, dimensi penampang struktur serta gaya dalam yang diperlukan untuk diperiksa terpenuhinya kriteria perencanaan sistem rangka pemikul momen khusus pada komponen balok–kolom, serta menentukan lokasi sendi plastis pada balok untuk perencanaan sambungan agar tercapainya strong column weak beam. Dalam perencanaan sambungan digunakan model sambungan bolted flange plate moment connection.Berdasarkan hasil analisis dan desain pada bangunan Gedung BPJN XI ditemukan bahwa penampang balok 2 dengan profil WF 340 X 250 dan penampang kolom dengan profil WF 400 X 400 tidak memenuhi kriteria penampang untuk sistem rangka pemikul momen khusus, sehingga penulis melakukan redesain pada kedua penampang tersebut dan merekomen-dasikan profil WF 440 X 300 pada penampang balok dan profil WF 414 X 405 pada penampang kolom yang telah masuk dalam kriteria perencanaan sistem rangka pemikul momen khusus. Dalam perencanaan sambungan penulis mendesain dua macam jenis sambungan untuk masing-masing tipe profil balok yang telah memenuhi kriteria perencanaan strong column weak beam

    Evaluasi Perbandingan Benda Uji Berbentuk Hollowbrick Terhadap Silinder

    Full text link
    Hollow-brick merupakan elemen bahan bangunan yang digunakan sebagai fungsi dinding dimana keberadaannya hanya sebagai sekat. Berdasarkan bahan pembentuk, hollow-brick memiliki peranan dalam penambah kekakuan lateral suatu bangunan. Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi kekuatan tekan terhadap ukuran benda uji hollow-brick. Penelitian menggunakan metode eksperimental di laboratorium berupa pembuatan benda uji hollow-brick, silinder dan kubus dengan variasi campuran yang dibuat adalah 1 Portland Cement (PC) : 4 pasir : 8 abu batu : 0,6 tras, selanjutnya 1 : 5 : 7 : 0,6; 1 : 6 : 6 : 0,6; 1 : 7 : 5 : 0,6; 1 : 8 : 4 : 0,6. Hasil penelitian menunjukan berat volume rata-rata hollow-brick kode campuran VC.2, VC.3, VC.4, VC.5 berturut-turut sebesar 1608 kg/m3, 1593 kg/m3, 1611 kg/m3, 1627 kg/m3. Pemadatan benda uji hollow-brick jauh lebih padat dibandingkan benda uji lain sehingga menghasilkan kuat tekan lebih besar yakni kuat tekan pada umur 28 hari benda uji hollow-brick berkisar 3,39 - 5,10 MPa, silinder berkisar 0,92 – 2,04 MPa, dan kubus berkisar 0,74 – 1,05 MPa. Perbedaan cara pemadatan setiap benda uji menghasilkan beda kuat tekan besar. Persentase kuat tekan hollow-brick terhadap benda uji lain menunjukkan perbedaan yang sangat besar dimana persentase hollow-brick terhadap benda uji silinder umur 28 hari antara 219 – 391% dan persentase hollow-brick terhadap kubus umur 28 hari antara 415 – 538%. Klasifikasi mutu berdasarkan SK SNI S-04-1989-F yaitu menunjukan variasi campuran VC.1 tergolong pada mutu II sebagai tingkat mutu tertinggi dibandingkan variasi campuran VC.3 VC.4 VC.5 tergolong pada mutu III dan VC.2 tergolong pada mutu IV sebagai tingkat mutu terendah
    corecore