1 research outputs found

    Pemanfaatan Saung Intelektual untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Anak Tidak Sekolah

    Get PDF
    Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen terdapat Desa Tanon. Mayoritas masyarakat yang tinggal di Desa Tanoni bermata pencaharian di bidang pertanian sebagai petani, buruh tani, buruh harian lepas, dan dalam beberapa hal sebagai wiraswasta. Namun demikian banyak orang tua yang tetap menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas meskipun sebagian besar dari mereka yang bekerja di industri dan berpendidikan SLTA atau SLTP. Anak-anak memang ditakdirkan untuk belajar, namun kenyataannya banyak orang tua yang terlalu disibukkan dengan bekerja, baik di ladang sendiri maupun sebagai buruh tani. Tujuan dari kegiatan ini adalah: 1) Meningkatkan pendidikan berbasis nonformal dengan mendirikan Saung Intelektual. 2) Mewujudkan saung intelektual yang berangkat dari permasalahan dan potensi masyarakat. 3) Penguatan P5 (program penguatan profil pelajar Pancasila) dalam mewujudkan generasi terdidik. 4) Pembekalan dan pencerdasan mengenai seks education dan penanaman nilai moral serta agama sejak dini. 5) Menyadarkan pentingnya digitalisasi dalam upaya peningkatan perekonomian masyarakat. Hasil kegiatan pendampingan Desa Cerdas, yaitu (a) Pojok Literasi Anak Tidak Sekolah; (b) Pojok Literasi Permainan Tradisional; (c) Pojok Literasi Budaya dan Kewarganegaraan; (d) Pojok Literasi Seks Education; (e) dan Pojok Literasi Perekonomian dan Digitalisasi. Dengan adanya kelima pojok literasi tersebut, diharapkan dapat membawa perubahan positif bagi desa dan juga mahasiswa. Masyarakat di desa Tanon, khususnya untuk anak-anak dan remaja bergembira dengan adanya pojok literasi tersebut, selain bersenang-senang anak-anak juga diajarkan terkait pentingnya literasi, dan juga pendidikan seks yang masih tabu di kalangan masyarakat. Adapun manfaat yang didapatkan oleh mahasiswa sebagai bentuk pelatihan soft skills dan juga hard skills sebagai keterampilan yang sangat dibutuhkan di era sekarang ini.Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen terdapat Desa Tanon. Mayoritas masyarakat yang tinggal di Desa Tanoni bermata pencaharian di bidang pertanian sebagai petani, buruh tani, buruh harian lepas, dan dalam beberapa hal sebagai wiraswasta. Namun demikian banyak orang tua yang tetap menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas meskipun sebagian besar dari mereka yang bekerja di industri dan berpendidikan SLTA atau SLTP. Anak-anak memang ditakdirkan untuk belajar, namun kenyataannya banyak orang tua yang terlalu disibukkan dengan bekerja, baik di ladang sendiri maupun sebagai buruh tani. Tujuan dari kegiatan ini adalah: 1) Meningkatkan pendidikan berbasis nonformal dengan mendirikan Saung Intelektual. 2) Mewujudkan saung intelektual yang berangkat dari permasalahan dan potensi masyarakat. 3) Penguatan P5 (program penguatan profil pelajar Pancasila) dalam mewujudkan generasi terdidik. 4) Pembekalan dan pencerdasan mengenai seks education dan penanaman nilai moral serta agama sejak dini. 5) Menyadarkan pentingnya digitalisasi dalam upaya peningkatan perekonomian masyarakat. Hasil kegiatan pendampingan Desa Cerdas, yaitu (a) Pojok Literasi Anak Tidak Sekolah; (b) Pojok Literasi Permainan Tradisional; (c) Pojok Literasi Budaya dan Kewarganegaraan; (d) Pojok Literasi Seks Education; (e) dan Pojok Literasi Perekonomian dan Digitalisasi. Dengan adanya kelima pojok literasi tersebut, diharapkan dapat membawa perubahan positif bagi desa dan juga mahasiswa. Masyarakat di desa Tanon, khususnya untuk anak-anak dan remaja bergembira dengan adanya pojok literasi tersebut, selain bersenang-senang anak-anak juga diajarkan terkait pentingnya literasi, dan juga pendidikan seks yang masih tabu di kalangan masyarakat. Adapun manfaat yang didapatkan oleh mahasiswa sebagai bentuk pelatihan soft skills dan juga hard skills sebagai keterampilan yang sangat dibutuhkan di era sekarang ini
    corecore