8 research outputs found

    Optimasi Ekstraksi Oleoresin Cabai Rawit Hijau (Capsicum Frutescens L.) Melalui Metode Maserasi

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi ekstraksi yang menghasilkan rendemen dan kadar capsaicin optimumdengan variasi ukuran bahan, suhu dan waktu selam proses ekstraksi maserasi, yang selanjutnya diuji kadar capsaicin, kadarminyak atsiri dan kadar sisa pelarutnya. Ekstraksi dilakukan pada variasi ukuran bahan (20; 50;dan 80 mesh), suhu (60; 70; dan 80oC), dan waktu (3; 4; dan 5 jam). Response Surface Methodology (RSM) digunakan sebagai desain penelitian dengan metode Box-Behnken. Fungsi respon yang didapatkan untuk optimasi rendemen adalah Y= 34,1667 + 1,8875X1 +1,3750X2 -0,1875X3 -2,1833X12 -0,2083X22 -1,0333X32 -0,2750X1X2 +0,35X1X3 -1,0750 X2X3. Rendemen oleoresin cabai rawit hijau optimum yaitu30,3173% yang didapat pada ukuran partikel sebesar 84,176 mesh, suhu ekstraksi 3,246°C, dan waktu ekstraksi 7,5746 jam yangmemiliki kadar capsaicin sebesar 26,994%, kadar minyak atsiri 11,966 % dan kadar sisa etanol 0,0367%. Fungsi respon yangdidapatkan untuk optimasi kadar capsaicin adalah Y= 20,7893 +0,9806 X1 -0,8935 X2 +0,4121 X3 -2,3516 X12 -4,4333X22 +0,7999X32 -0,8728 X1X2– 0,6345 X1X3+0,4598 X2X3. Kadar capsaicin oleoresin cabai rawit hijau optimum yaitu 20,9454% yang didapatpada ukuran partikel sebesar 57,476 mesh, suhu ekstraksi 68,684°C, dan waktu ekstraksi 3,8791 jam yang memiliki kadar minyakatsiri 7,977% dan kadar sisa pelarut 0,0289%

    Pengaruh Ukuran Bahan Dan Metode Destilasi (Destilasi Air Dan Destilasi Uap-air) Terhadap Kualitas Minyak Atsiri Kulit Kayu Manis (Cinnamomum Burmannii)

    Full text link
    Minyak atsiri kayu manis selama ini banyak dimanfaatkan sebagai flavor makanan dan minuman, bahan kosmetik, parfum,serta sebagai antiseptik dan antimikroba dalam bidang kedokteran. Minyak atsiri kayu manis diproduksi secara komersial dengancara penyulingan atau destilasi. Tetapi masih diperlukan penelitian tentang pengaruh metode destilasi terhadap minyak atsiri yangdihasilkan. Selain itu minyak atsiri dalam tanaman aromatik diselubungi oleh kelenjar minyak, serabut, kantung minyak ataugranular, sehingga penelitian tentang pengaruh ukuran bahan terhadap kualitas minyak atsiri kulit batang kayu manis sangatdibutuhkan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran bahan dan metode destilasi terhadap kualitas minyak atsiri kayumanis (Cinnamomum burmannii) yang berasal dari Desa Bubakan, Girimarto, Wonogiri. Penelitian ini menggunakan RancanganAcak Lengkap (RAL) dengan dua faktor yaitu variasi metode destilasi (metode destilasi air dan metode destilasi uap-air) dan ukuranbahan (ukuran gulungan, ± 1 cm, dan ukuran gilingan kasar). Adapun perlakuan tersebut yaitu : Destilasi Uap-Air UkuranGulungan, Destilasi Uap-Air Ukuran ± 1 cm, Destilasi Uap-Air Ukuran Gilingan Kasar, Destilasi Air Ukuran Gulungan, DestilasiAir Ukuran ± 1 cm, Destilasi Air Ukuran Gilingan Kasar. Masing-masing perlakuan destilasi dilakukan selama 4 jam. Kemudianminyak atsiri yang dihasilkan dianalisa kualitasnya, meliputi analisa bobot jenis, indeks bias, kelarutan dalam alkohol, viskositasdan analisa komponen kimia penyusun minyak atsiri.Hasil penelitian menunjukan bahwa ukuran bahan dan metode destilasi berpengaruh terhadap kualitas minyak atsiri kulitbatang kayu manis. Pada penelitian ini randemen minyak atsiri tertinggi dihasilkan pada perlakuan Destilasi Uap-Air UkuranGilingan Kasar menghasilkan yaitu sebesar 0,456%, dan randemen minyak atsiri terendah dihasilkan pada perlakuan Destilasi AirUkuran Gulungan yaitu sebesar 0,106%. Sedangkan komponen utama dari minyak atsiri kulit batang kayu manis Cinnamomumburmannii yaitu sinamaldehid (37,12%), p-Cineole (17,37%), Benzyl benzoate (11,65%), Linalool (8,57%), α-Cubebene (7,77%),serta α-Terpineol (4,16%)

    Kombinasi Maltodekstrin dan Whey sebagai Bahan Penyalut PadaKarakteristik MikroenkapsulOleoresinKayu Manis (Cinnamomum Burmanii)

    Full text link
    The aim of this study was to investigate the influence using combination of maltodextrin and whey (1:3, 2:2, and 3:1) as wall material due to quality characteristic of cinnamon (Cinnamon burmanii) oleoresin microencapsulan, including yield, water content, solubility in water, microstructure appeareance, cinnamaldehyde content, and residue of solvent. First of all, the oleoresin was reached from extraction using ethanol 96 % for 4 hours. Then the oleoresin emultion was dried using spray drying method. The experimental design used in this research was Completely Randomized Design (CRD) with one factor (rasio of wall material). The result showed that combination of wall material had significant effect to yield(14,98-22,69 %), water content(6,20-7,04 %), residue of solvent(0,500-0,629 %), cinnamaldehyde content(26,18-43,90 %), and microstructure appeareance, but unsignificantly affected to solubility in water(92,85-95,24 %)

    Pengaruh Rasio Bahan Penyalut Maltodekstrin, Gum Arab, dan Susu Skim terhadap Karakteristik Fisik dan Kimia Mikrokapsul Oleoresin Daun Kayu Manis (Cinnamomum Burmannii)

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bahan penyalut berupa maltodekstrin, gum arab dan susu skim terhadap karakteristik fisik dan kimia mikrokapsul oleoresin daun kayu manis dua tahap. Dalam penelitian ini dilakukan empat variasi bahan penyalut berupa maltodekstrin: gum arab: susu skim (2:0:4, 2:2:2, 0:4:2 dan 2:0:4). Karakteristik fisik yang diuji meliputi rendemen, kadar air, kelarutan dalam air, dan mikrostruktur. Karakteristik kimia mikrokapsul oleoresin daun kayu manis dua tahap terpilih yang diuji meliputi kadar sisa pelarut dan kadar senyawa aktif. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu variasi rasio bahan penyalut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi rasio bahan penyalut berpengaruh signifikan terhadap rendemen dan kadar air, namun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap parameter kelarutan dalam air. Hasil pengamatan mikrostruktur menunjukkan bahwa susu skim dalam jumlah yang lebih besar menghasilkan penampakan mikrostruktur yang lebih baik. Kadar sisa pelarut mikrokapsul terpilih terdapat pada rasio 2:0:4 yaitu sebesar 0 ppm. Mikrokapsul ini mengandung senyawa aktif berupa linalool, coumarin, 9-hexadecenoic acid, 1,8-cineole serta benzene (3,3 dimehyl buthyl)

    Karakterisasi Kemasan Kertas Aktif dengan Penambahan Oleoresin Ampas Destilasi Sereh Dapur (Cymbopogon Citratus)

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi oleoresin ampas destilasi sereh dapur (0 %, 2 %, 4 %, dan 6 % b/b) terhadap karakteristik kemasan kertas aktif (analisis sensoris, kadar air, ketebalan, ketahanan tarik, ketahanan lipat, dan aktifitas antimikroba), mengetahui gugus fungsi kemasan kertas aktif kontrol dan konsentrasi oleoresin ampas destilasi sereh dapur terpilih, mengetahui pengaruh waktu penyimpanan (0, 5, 10, 15, dan 20 hari) terhadap karakteristik kemasan kertas aktif kontrol dan konsentrasi oleoresin ampas destilasi sereh dapur terpilih (uji ketahanan lipat dan ketahanan tarik), dan mengetahui aktivitas antimikroba kemasan kertas aktif kontrol dan konsentrasi oleoresin ampas destilasi sereh dapur terpilih sebelum dan setelah penyimpanan selama 20 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi oleoresin berpengaruh nyata terhadap warna, overall (penerimaan keseluruhan), ketahanan tarik, ketahanan lipat, dan aktivitas antimikroba tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap aroma, tekstur, kadar air, dan ketebalan kemasan kertas aktif. Penambahan oleoresin ampas destilasi sereh dapur meningkatkan kadar air, ketebalan, dan aktivitas antimikroba serta menurunkan ketahanan tarik, ketahanan lipat, dan penerimaan panelis. Kemasan kertas aktif mengandung gugus fungsi selulosa, kitosan, dan tween 80 serta pada kemasan kertas aktif penambahan oleoresin konsentrasi 2 % terdapat gugus fungsi oleoresin sereh dapur. Waktu penyimpanan tidak berpengaruh secara nyata terhadap ketahanan tarik dan ketahanan lipat kemasan kertas aktif kontrol dan konsentrasi terpilih. Kemasan kertas aktif kontrol dengan kemasan kertas aktif penambahan oleoresin konsentrasi 2 % berbeda nyata di setiap 5 hari penyimpanan. Namun, penyimpanan selama 20 hari tidak berpengaruh secara nyata terhadap aktivitas antimikroba kemasan kertas aktif kontrol dan konsentrasi terpilih
    corecore