19 research outputs found

    Pengaruh Penambahan Minyak Atsiri Rimpang Temulawak (Curcuma Xanthorizza Roxb) Pada Edible Film Terhadap Karakteristik Organoleptik Dan Antimikrobia

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan minyak atsiri temulawak (Curcuma xanthorizza Roxb)pada edible film terhadap daya hambat terhadap mikroba dan daya terima seseorang terhadap edible film ini. Analisisyang dilakukan meliputi uji aktivitas antioksidan minyak atsiri temulawak Curcuma xanthorizza Roxb, konsentrasipenghambatan minimum (MIC) dan uji organoleptik. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode two way ANOVApada taraf signifikansi α = 5%. Hasil dari penelitian ini adalah minyak atsiri temulawak Curcuma xanthorizza Roxbmampu menghambat pertumbuhan aktivitas mikrobia dan dapat diterima oleh manusia. Konsentrasi penambahanminyak atsiri yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba sebesar 0,1% dan yang masih diterima oleh panelis 1%.Dan aktivitas antioksidan minyak atsiri temulawak sebesar 11,828 %DPPH/mg sampel

    Pengaruh Penambahan Minyak Atsiri Rimpang Temulawak (Curcuma Xanthorriza Roxb) Pada Edible Coating Terhadap Stabilitas Ph Dan Warna Fillet Ikan Patin Selama 4 Bulan Penyimpanan Suhu Beku

    Full text link
    Penelitian ini mengkaji mengenai pengaruh penambahan edible coating minyak atsiri temulawak (Curcumaxanthorrhiza Roxb.) dengan konsentrasi 0%, 0,1%, 1% dan mengetahui konsentrasi penambahan minyak atsiritemulawak yang tepat dalam edible coating terhadap Perubahan pH dan warna fillet ikan patin selama 4 bulanpenyimpanan suhu beku (-10±2 oC). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA (Analysis of Variance). Jikaterdapat perbedaan, maka akan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) untuk mengetahui adatidaknya perbedaan pada masing-masing sampel pada tingkat signifikansi α=0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwaedible coating fillet ikan patin dengan penambahan minyak atsiri temulawak berpengaruh terhadap parameter uji pH danwarna (L*, a*, b*).Konsentrasi minyak atsiri temulawak terbaik berdasarkan analisis pH dan warna fillet ikan patinselama 4 bulan penyimpanan pada suhu -10±20C adalah sebesar 0,1%

    Kajian Karakteristik Fisik Dan Sensori Serta Aktivitas Antioksidan Dari Granul Effervescent Buah Beet (Beta Vulgaris) Dengan Perbedaan Metode Granulasi Dan Kombinasi Sumber Asam

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan metode granulasi dan kombinasi sumber asam yang digunakan dalam pembuatan granul effervescent beet terhadap karakteristik fisik, sensori dan aktivitas antioksidan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor yaitu faktor pertama metode granulasi dengan dua taraf yaitu granulasi kering dan granulasi basah. Faktor kedua yaitu penggunaan kombinasi sumber asam dengan tiga taraf yaitu kombinasi asam sitrat-asam tartrat, kombinasi asam sitrat-asam malat, dan kombinasi asam tartrat-asam malat. Hasil penelitian menunjukan Penggunaan metode granulasi yang berbeda berpengaruh nyata terhadap sudut istirahat, kecepatan alir, porositas, dan waktu larut, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap kompresibilitas granul effervescent beet.Penggunaan kombinasi sumber asam yang berbeda berpengaruh terhadap kecepatan alir dan porositas, tetapi tidak berpengaruh terhadap sudut istirahat, kompresibilitas, dan waktu larut.Pengujian organoleptik secara keseluruhan menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata diantara metode granulasi dan kombinasi asam yang berbeda, kecuali terhadap parameter rasa. Granul effervescent pada metode granulasi kering dan kombinasi asam sitrat dan asam malat memiliki aktivitas antioksidan yang tertinggi dibanding dengan perlakuan lainnya yaitu sebesar 1,17%

    Pengaruh Penambahan Minyak Atsiri Jahe Merah (Zingiber Officinale Var. Rubrum) Pada Edible Coating Terhadap Kestabilan Ph Dan Warna Fillet Ikan Patin Selama Penyimpanan Beku

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan berbagai konsentrasi minyak atsiri jahe merah(Zingiber officinale var. rubrum) terhadap kestabilan pH dan warna fillet ikan patin selama penyimpanan beku padasuhu -10±20C. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitukonsentrasi minyak atsiri jahe merah pada edible coating sebesar 0%; 0,1%; dan 1%. Pengamatan dilakukan pada bulanke 0, 1, 2, 3, dan 4. Penambahan minyak atsiri jahe merah pada edible coating yang diaplikasikan pada fillet ikan patinmampu mempertahankan pH dan warna selama penyimpanan beku. Konsentrasi minyak atsiri jahe merah terbaikberdasarkan kestabilan pH dan warna fillet ikan patin selama penyimpanan beku pada suhu -10±20C adalah sebesar0,1%

    Pengaruh Jenis Pelarut Dan Variasi Suhu Pengering Spray Dryer Terhadap Kadar Karotenoid Kapang Oncom Merah (Neurospora SP.)

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah mengetahui jenis pelarut yang baik untuk ekstraksi karotenoid dan mengetahuisuhu spray dryer yang baik terhadap hasil kadar karotenoid bubuk. Penelitian ini menggunakan RancanganAcak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor, yaitu perbedaan jenis pelarut (heksana, aseton, dan petroleumeter) dan variasi suhu spray dryer (1200C, 1300C, dan 1400C). Data dianalisis secara statistik dengan analisisvarian dua faktor (ANOVA), apabila hasil yang diperoleh beda nyata, maka dilanjutkan dengan uji DuncanMultiple Range Test (DMRT) dengan tingkat signifikasi 0,05 serta untuk interaksi menggunakan Beda NyataTerkecil (BNT) 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis pelarut dan variasi suhu pengeringan spraydryer memberikan pengaruh terhadap rendemen, kadar air, intensitas warna, dan total karotenoid. Dari hasilanalisis, karotenoid bubuk yang baik adalah karotenoid bubuk yang diekstraksi oleh pelarut heksana dengansuhu pengeringan spray dryer 1400C

    Optimasi Ekstraksi Oleoresin Cabai Rawit Hijau (Capsicum Frutescens L.) Melalui Metode Maserasi

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi ekstraksi yang menghasilkan rendemen dan kadar capsaicin optimumdengan variasi ukuran bahan, suhu dan waktu selam proses ekstraksi maserasi, yang selanjutnya diuji kadar capsaicin, kadarminyak atsiri dan kadar sisa pelarutnya. Ekstraksi dilakukan pada variasi ukuran bahan (20; 50;dan 80 mesh), suhu (60; 70; dan 80oC), dan waktu (3; 4; dan 5 jam). Response Surface Methodology (RSM) digunakan sebagai desain penelitian dengan metode Box-Behnken. Fungsi respon yang didapatkan untuk optimasi rendemen adalah Y= 34,1667 + 1,8875X1 +1,3750X2 -0,1875X3 -2,1833X12 -0,2083X22 -1,0333X32 -0,2750X1X2 +0,35X1X3 -1,0750 X2X3. Rendemen oleoresin cabai rawit hijau optimum yaitu30,3173% yang didapat pada ukuran partikel sebesar 84,176 mesh, suhu ekstraksi 3,246°C, dan waktu ekstraksi 7,5746 jam yangmemiliki kadar capsaicin sebesar 26,994%, kadar minyak atsiri 11,966 % dan kadar sisa etanol 0,0367%. Fungsi respon yangdidapatkan untuk optimasi kadar capsaicin adalah Y= 20,7893 +0,9806 X1 -0,8935 X2 +0,4121 X3 -2,3516 X12 -4,4333X22 +0,7999X32 -0,8728 X1X2– 0,6345 X1X3+0,4598 X2X3. Kadar capsaicin oleoresin cabai rawit hijau optimum yaitu 20,9454% yang didapatpada ukuran partikel sebesar 57,476 mesh, suhu ekstraksi 68,684°C, dan waktu ekstraksi 3,8791 jam yang memiliki kadar minyakatsiri 7,977% dan kadar sisa pelarut 0,0289%
    corecore