14 research outputs found

    Perancangan Sistem Kontrol Kecepatan Motor DC dengan PID Labview 2010

    Full text link
    The stability of the system is the main objective for Control System Design criteria. PID control with closed loop system is the one of control which can improve the stability of the system from disturbance effect. In this study, DC Motor Speed Control is designed with PID LabVIEW 2010 Software and Proximity Sensor as a closed loop feedback. The system allows the operator to control speed of DC Motor from LabVIEW front panel which automatically stabilized when load �which usually slow down the speed of DC Motor, applied. PID LabVIEW 2010 generates voltage output 0-5Vdc and drives DC Motor through analog output channel from NIDAQ 600, which received by Non-Inverting Amplifier and amplified to 0-12Vdc output. PID Control with Closed Loop system may dampen the speed response second order of DC Motor to have value of overshoot number � 0 with steady state error of �2%. The system feedback can stabilize this condition from outside interference. The result of this speed control system has success criteria of overshoot (Mp) = 0 and Error Steady State (Ess) = 0.82%

    Studi Peningkatan Produksi Minyak dengan Metode Injeksi Polimer Ditinjau dari Bermacam Salinitas Air Formasi

    Full text link
    Injeksi polimer merupakan salah satu teknik kimiawi yang digunakan dalam proses perolehan minyak atau Enhanced Oil Recovery (EOR). Injeksi polimer banyak digunakan dalam teknik EOR karena teknik aplikasinya relatif sederhana dan recovery yang didapat relatif besar dibandingkan dengan injeksi air secara konvensional. Dalam proses produksi dengan injeksi air biasanya sering terjadi fenomena air mengalir terlebih dahulu daripada minyak secara tidak merata dan biasanya terjadi pada reservoir yang heterogen. Polimer dapat meningkatkan viskositas fluida pendesak (air) dan berperan dalam mendorong dan mendesak minyak supaya lebih optimal. Pada penelitian ini di lakukan evaluasi pengaruh dari kenaikan salinitas air formasi terhadap kenaikan RF dan Penurunan SOR

    Studi Laboratorium Pengaruh Konsentrasi Surfaktan terhadap Peningkatan Perolehan Minyak

    Full text link
    Salah satu metode chemical flooding adalah injeksi surfaktan. Injeksi surfaktan dapat mengubahwettability dimana dari kondisi oil wet menjadi water, selain itu surfaktan dapat menurunkantegangan permukaan sehingga dapat melepaskan minyak yang menempel pada batuan. Maksuddan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui recovery factor yang optimal dari berbagaikonsentrasi. Alat yang digunakan sebagai model reservoir adalah sandpack. Konsentrasi surfaktanyang digunakan adalah 0.05%, 0.1%, 0.3%, 0.5% dan 0.8%. Semakin tinggi konsentrasi surfaktanmaka semakin tinggi densitas dan viskositasnya. Viskositas dan densitas tertinggi yaitu 1.287 cpdan 1.067 gram/cc pada konsentasi 0.8%. sedangkan semakin tinggi konsentrasi surfaktan makasemakin rendah tegangan permukaan. Tegangan permukaan tertinggi yaitu 38.5 dyne/cm padakonsentrasi 0.05%. Setelah dilakukan proses injeksi, perolehan recovery factor tertinggi adalah73.33% yaitu pada konsentrasi surfaktan 0.5%, sedangkan perolehan recovery factor terendahadalah 57.69% pada konsentrasi surfaktan 0.05%. Bukan berarti bahwa dengan menginjeksikankonsentrasi surfaktan yang tinggi mendapatkan hasil recovery factor yang optimal hal ini dibuktikanpada konsentrasi 0.8% recovery factor mengalami penurunan menjadi 68.42%

    Pengaruh Konsentrasi Surfaktan dan Permeabilitas pada Batuan Sandstone terhadap Perolehan Minyak dalam Proses Imbibisi (Laboratorium Study)

    Full text link
    There are three levels in producing oil or natural gas: primary recovery where oil flows into the wellbore by itself; secondary recovery where oil flows with the help of water or gas injection; and tertiary recovery, commonly called Enhance Oil Recovery (EOR). Total recovery from one oil field is about 50% -60% of OOIP. With primary and secondary recovery 30% -40% can be obtained from OOIP, it is expected that the remaining 20% -30% can be taken with EOR. This study investigated EOR by injection of various surfactant concentrations at temperatures of 30°C and 80°C using brine with salinity of 10,000 ppm by imbibition. The aim of this research is to know the effect of surfactant concentration and salinity of the formation water on oil acquisition in relation to sandstone permeability, and to find out what level of concentration to the average permeability rate with temperature close to reservoir average temperature (80°C), can be obtained a minimal Sor so that RF (Recovery Factor) to be maximal. The methodology used is to measure: the physical properties of rocks and fluids (the solution used), the interface voltage and selected the best solution (the smallest interface voltage), and soaking the rock with Amot test glass. From this study, it can be concluded that the addition of concentration will decrease the density, but the addition of temperature will decrease the density and viscosity; the addition of the surfactant and temperature concentration will decrease the interface voltage until the CMC point is reached; good permeability and porosity may not produce good results when clay contamination is presen

    Peningkatan Perolehan Minyak dengan Injeksi Air dengan Penembahan Polimer Konsentrasi Rendah Skala Laboratorium

    Full text link
    Injeksi Polimer merupakan injeksi air yang disempurnakan, injeksi polimer sendiri merupakantahapan ketiga dalam pengurasan yaitu tahapan“tertiary” atau tahapan EOR, dimana sebenarnyatahapan pengurasan EOR membutuhkan biaya yang cukup besar dibandingkan dengan tahapanpengurasan sebelumnya,oleh karena itu perlu pembahasan untuk pelaksaan injeks ipolimer, agarpenginjeksiannya bisa berjalan secara optimal. Percobaan Injeksipolimer di laboratorium yangakan dilakukan harus mendapatkan injeksi polimer konsentrasi berapakah yang optimal untuk diinjeksikan, dengan memilih lima konsentrasi polimer (200 ppm, 400 ppm, 600 ppm, 800 ppm, 1000ppm), dari lima konsentrasi polimer yang ada akan di dapat kan nilai recovery factor yang palingbesar dan mendapatkan nilai saturasi oil residu yang paling kecil, dari sinilah akan dapatkonsentrasi polimer yang paling optimal di gunakan

    Analisa Spektrum Infra Red Pada Proses Sintesa Lignin Ampas Tebu Menjadi Surfaktan Lignosulfonat

    Get PDF
    Secara umum, lignin adalah salah satu komponen penyusun tumbuhan yang biasa terakumulasi pada batang tumbuhan berbentuk pohon dan semak. Ampas tebu adalah salah satu bahan limbah yang di dalamnya masih terdapat lignin. Ampas tebu adalah hasil samping dari proses ekstraksi cairan tebu. Ampas tebu yang dipergunakan adalah ampas tebu setelah proses penggilingan ke lima kali dari proses pembuatan gula. Selama ini ampas tebu digunakan sebagai bahan bakar pabrik gula dan pakan ternak. Dengan proses pemisahan lignin dari ampas tebu dapat memberi nilai tambah pemanfaatan ampas tebu sekaligus sebagai alternatif mendapatkan surfaktan nabati. Surfaktan komersial yang selama ini telah digunakan umumnya berbahan baku minyak bumi. Lignin merupakan bahan baku pembentuk Lignosulfonat sebagai salah satu jenis surfaktan anionik yang digunakan sebagai bahan baku pada Injeksi Surfaktan untuk meningkatkan perolehan produksi minyak. Salah satu metoda sintesa yang digunakan untuk memisahkan lignin dari ampas tebu adalah menggunakan Natrium Hidroksida. Hasil lignin yang terbentuk dikarakterisasi dengan metode spektroskopis Infra Red untuk mengetahui gugus-gugus fungsi khas yang terdapat pada struktur lignin dan dibandingkan dengan spektrum lignin komersial standar . Selanjutkan dilakukan proses sulfonasi untuk membentuk lignosulfonat yang hasilnya juga diuji dengan Infra Red dan dibandingkan dengan spektrum sulfonat komersial standar sehingga dapat diketahui komponen di dalamya
    corecore