24 research outputs found

    ANALISIS TINGKAT PENANGANAN KECELAKAAN PADA TIKUNGAN BERDASARKAN PELUANG DAN RESIKO AKIBAT DEFISIENSI JARAK PANDANGAN HENTI (STUDI KASUS RUAS JALAN MATARAM-SENGGIGI-PEMENANG)

    Get PDF
    Perhatian terhadap ruas jalan Mataram-Senggigi-Pemenang dalam hal keselamatan, perlu diperhatikan karena melayani lalu lintas pariwisata. Terdapat banyak tikungan ekstrim dan tanjakan yang berbahaya dengan Jarak Pandangan Henti (JPH) yang tidak cukup. Karena itu diperlukan analisis peluang, kategori resiko akibat defisiensi kondisi yang ada dengan yang disyaratkan, untuk menentukan tingkat penanganan yang diperlukan. Dalam penelitian ini diperlukan data pengukuran topografi untuk mendapatkan panjang riil JPH di lapangan. Dilakukan juga survai untuk mengukur kecepatan riil dilapangan. Hasil analisis data kecepatan digunakan untuk menghitung defisiensi JPH yang dibutuhkan pengguna jalan dengan JPH tersedia di lapangan. Data lainnya adalah data kejadian kecelakaan, untuk menghitung dampak keparahan korban. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, peluang terjadi kecelakaan di tikungan pada ruas jalan Mataram-Senggigi-Pemenang antara 5-10 kali hingga 10-15 kali per tahun, dengan nilai resiko rata-rata 265, termasuk dalam kategori berbahaya (B). Tingkat kepentingan penanganan yang diperlukan mulai dari kategori berbahaya hingga sangat berbahaya. Sehingga perlu penanganan teknis secara total dengan stakeholder terkait maksimal 2 (dua) minggu sekali sejak hasil audit keselamatan jalan disetujui, untuk kategori sangat berbahaya (SB). Sedangkan untuk kategori berbahaya (B) perlu penanganan teknis yang terjadwal maksimum 2 bulan sejak hasil audit keselamatan jalan disetujui

    Performance of Artificial Compared to Natural Coarse Aggregates as Road Pavement Materials

    Get PDF
    Aggregates are the main material for road pavement made of natural stone. The availability of this natural stone will decrease because the stone is a non-renewable resource. The use of artificial aggregates can be an alternative to natural aggregates. The promotion of the use of waste as an artificial aggregates is starting to develop, especially with fly ash. Aggregates road materials must be tested to determine their characteristics by methods according to applicable standards. In this study, it can be seen that the aggregates of all quarries can be used as pavement materials, but the aggregates of the KB quarry show a poor flakiness index value. The test results of geopolymer-made aggregates made from fly ash showed that the abrasion and absorption values were not good. However, in general, it has good characteristics as road materials, so further research is needed to obtain geopolymer-made aggregates that meet the abrasion and absorption requirements for use as road materials

    Pengaruh Lama Pemeraman Terhadap Karakteristik Marshall Campuran Aspal Beton dengan Asbuton dan Bio Aditif Gondorukem

    Get PDF
    Campuran aspal dengan Asbuton mempunyai kualitas yang lebih rendah dari pada campuran dengan aspal minyak. Kandungan aspal yang tidak homogen pada mineral Asbuton merupakan salah satu penyebab. Disamping itu karakteristik aspal dalam Asbuton besifat keras, sehingga perlu diremajakan.Peremajaan ini berfungsi untuk membuat aspal menjadi lunak sehingga mempunyai kemampuan untuk mengikat agregat. Proses ini memerlukan waktu tertentu, secara umum diistilahkan dengan pemeraman. Lama pemeraman berpengaruh terhadap kinerja Marshall campuran , karena terjadi proses pengaktifkan bitumen pada Asbuton, sehingga agregat terselimuti secara merata. Penambahan aditif  juga dapat meningkatkan kenerja campuran aspal beton. Salah satu aditif yang dapat digunakan adalah gondorukem (bio-aditif). Tujuan penelitian mengetahui karakteristik Marshall campuran aspal beton berdasarkan lama pemeraman dan penambahan gondorukem (bio-aditif). Penelitian ini menggunakan 4.5% bahan peremaja, 25% Asbuton, bio-aditif gondorukem dengan variasi 0%, 1%,2%,3% serta kadar aspal optimum 7.5 %. Variasi waktu pemeraman  campuranyaitu 0 hari, 6 hari, 12 hari dan 18 hari. Hasil penelitian menunjukan lama pemeraman dan persentase penambahan bio-aditif (gondorukem) berpengaruh terhadap karakteristik Marshall campuran aspal beton. Karakteristik terbaik didapat dengan lama pemeraman 12 hari dan penambahan bio-aditif (gondorukem) sebesar 2%

    ANALISIS KERUSAKAN RUAS JALAN TALABIU-SIMPASAI KABUPATEN BIMA MENGGUNAKAN APLIKASI PROVINCIAL AND KABUPATEN ROAD MANAGEMENT SYSTEM (PKRMS)

    Get PDF
    Jalan yang terbebani oleh volume lalu lintas yang tinggi dan berulang-ulang akan mengalami penurunan kualitas. Indikatornya adalah kondisi permukaan jalan dari sisi struktural dan fungsional. Kajian Direktorat Jendral Bina Marga bekerja sama dengan Indonesia Infrastruktur Initiative (INDII), menyatakan penyebab utama kerusakan jalan di Indonesia adalah muatan berlebih (47%),  kualitas pemeliharaan (20%),  faktor desain (18%), dan  kualitas konstruksi (15%). Ruas Jalan Talabiu-Simpasai, adalah ruas jalan provinsi yang terletak di Kabupaten Bima, NTB. Ruas jalan ini telah mengalami kerusakan, terutama pada bagian lapisan permukaan dan drainase, sehingga memerlukan penanganan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka tujuan  studi ini adalah mengetahui tingkat kerusakan jalan serta mencari rekomendasi yang sesuai. Penelitian ini meliputi survei visual untuk mengetahui kondisi permukaan jalan. Data dianalisis menggunakan aplikasi Provincial and Kabupaten Road Management System (PKRMS), untuk mengetahui kerusakan berdasarkan jenis, tingkat kerusakan dan faktor penyebabnya. Hasil analisis menunjukan kondisi Ruas Jalan Talabiu-Simpasai, dalam kondisi baik 92,73%, rusak sedang 4,85%, dan 2,42% rusak berat. Direkomendasikan dilakukan pemeliharaan rutin dan pekerjaan tertunda serta pekerjaan minor. Pada segmen yang kondisi baik dan sedang dengan perbaikan lapisan permukaan, seperti tambalan lobang. Pelapisan ulang, perbaikan bahu jalan dan drainase dilakukan pada segmen yang mengalami rusak berat

    Study of Road Surface Damage due to Rainwater Puddles using the Pavement Condition Index

    Get PDF
    Damage to the road surface will cause many losses that users can feel directly. One of the factors that influence the damage is waterlogging. In Mataram City, several roads experience inundation and water runoff when it rains, such as Jalan Swasembada Kekalik and Jalan Kesra Raya Perumnas. The impact on road construction is a change in the shape of the road surface layer, which causes road service performance to decline. So, it needs to be analyzed to determine the damage to the pavement structure in several segments, both flooded and not. The method used to carry out road damage analysis is the method (Pavement Condition Index) PCI. Surveying road conditions in the field collected data. The PCI value is obtained after calculating the parameters, namely: density, deduct value (DV), total deduct value (TDV), and corrected deduct value (CDV). The results showed that the types and average values of damage to Jalan Swasembada Kekalik were: subsidence (6.22%), edge cracks (3.22%), vertical downhill road edges (8.22%), patches (4.25 %), holes (1%), grain release (27.33%). The average value of the Pavement Condition Index (PCI) for each segment is 36.33%, which is at a lousy level (Poor). In comparison, on Jalan Kesra Raya Perumnas, the PCI value is 82.5%, which is at a reasonable level (Good) evidence that the inundated section has a worse condition than the unflooded section is seen in the Jalan Swasembada Kekalik section, where the inundated area has a poor to poor condition. In contrast, the unflooded team has a very good to perfect condition. For the Jalan Kesra Raya Perumnas section, although in flooded areas, the road conditions are less than those that are not flooded, overall, the roads are in good to perfect condition. By looking at the conditions on each lane, it is necessary to deal damage to several road segments immediately to have a decent performance in serving traffic

    Characteristics of Asbuton Mix Using Geopolymer Fly Ash Coarse Aggregate as a Substitute for Natural Aggregates

    Get PDF
    The increase in the number of road construction projects has led to an increase in the need for road pavement materials (aggregate and asphalt). Currently it takes about 1.6 million tonnes/year of asphalt, as well as aggregate. Seeing these conditions, it is necessary to anticipate the use of waste or natural resources that have not been utilized optimally. In this study, fly ash (PLTU waste) was used as aggregate and Asbuton (Buton Island rock asphalt) was used as a binder for the asphalt mixture. As an effort to save energy, the stirring system is cold. Based on the volumetric characteristics of the artificial coarse aggregate, it only meets the specifications for the VMA value, while the VIM and VFB values have not been met. The mechanical properties (stability and flow values) of the cold asphalt mixture on the replacement of natural aggregate with 25% artificial aggregate met the requirements, but did not meet the Marshall Quotien requirement

    Penanaman Hortikultura Dengan Metode Vertikultur Di Desa Barejulat Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah Untuk Memanfaatkan Lahan Pekarangan Rumah

    Get PDF
    Food is the most important basic need to sustain the life of all creatures, including humans. So it is necessary to strive for adequate and equitable fulfillment of needs. In addition to survival, food is very influential in improving the quality of life of the nation. Planting various vegetables for food availability in the household does not have to be supported by a large yard. The yard with a limited area can also be used as land for growing vegetables and fruits. The implementation of these activities sequentially consists of socialization, discussion, direct practice and mentoring. The results achieved from this program are increasing community awareness and skills through activities carried out with the community around Barejulat Village so as to encourage the community to be motivated to optimize the potential of resources in the form of yards owned by the community to increase. Welfare based on technology and local wisdom. At the same time, it teaches the community to understand how important it is to cultivate a passion for farming from an early age so that in the future the sustainable food house program can be continued by future generations

    Performance of Asphalt Mixture with Asbuton Based on Marshall Characteristics Compacted at Hot and Cold Temperatures

    Get PDF
    The use of natural asphalt is an alternative to meet the high demand for oil asphalt. Asbuton is natural asphalt from Buton Island, Indonesia. However, the use of Asbuton is not as easy as oil asphalt because the asphalt it contains is hard. The asphalt-concrete mixture must go through a rejuvenation process for several days before being compacted. This study aims to determine the performance of asphalt-concrete mixture using Asbuton if it is compacted immediately after mixing, without giving time for the rejuvenation process. Compaction is done when the mixture is hot and after the mixture is cold. Compaction of the asphalt-concrete mixture in hot temperature (150ÂșC), based on mechanical characteristics (stability, flow, and Marshall Quotient), has better performance than that compacted in cold temperature (30ÂșC). However, compaction in both hot and cold temperatures, based on their volumetric characteristics, does not meet the requirements for use as road pavements. The performance of the asphalt mixture can be improved by giving time in the process of softening the asphalt content in Asbuto

    Penyuluhan Tentang Sistem Irigasi Tetes Pada Masyarakat Kebun Dewa Dusun Montong Are Kelurahan Mandalika Kecamatan Sandubaya Kota Mataram

    Get PDF
    Kondisi kehidupan masyarakat di Kebon Dewa Kota Mataram yang dulunya sebagai petani, dan saat ini telah banyak berubah profesi menjadi buruh, pedagang dan pembantu rumah tangga. Perubahan tersebut akibat dari sebagian karena lahan pertaniannya telah berubah fungsi menjadi ruko, perumahan maupun gudang  dan yang lainnya. Kondisi tersebut mengakibatkan kadaan ekonomi sebagian besar masyarakat di lokasi ini yang sangat tidak menentu apalagi dimasa pandemi ini dirasakan semakin sulit. Oleh karena itu untuk membantu meringankan ekonomi masyarakat dilingkungan perumahan perlu diberikan penyuluhan irigasi tetes untuk mendorong kegiatan usahatani dilingkungan perumahan , agar  lahan pekarangannya dapat dimanfaatkan untuk menambah penghasilan keluarga.  Dengan memberikan penyuluhan ini, nantinya warga dapat memulai melakukan usaha ekonomi di  pekarangan rumah. Dan dengan melakukan usahatani  seperti cabe karena merupakan kebutuhan sehari-hari dan kelebihan hasil tani bisa juga dijual untuk penambahan hasil keluarga ebagai aset ekonomi. Pada tahap awal penyuluhan, akan diberikan  materi dasar tentang pentingnya manfaat air irigasi oleh ketua Tim, dan cara pemberian air irigasi tetes diberikan anggota 1, cara irigasi secara umum yang  akan diberikan anggota tim 2, materi  manfaat air irigasi pada tanaman akan diberikan anggota 3, dan  materi cara irigasi pada tanaman dengan media  lahan polybag akan diberikan  oleh anggota 4. Sesi  diskusi dan tanya jawab akan dilakukan secara simultan sehingga dapat  mengukur penyerapan materi suluh pada warga peserta dan penilaiannya lebih fleksibel. Ketika diskusi telah selesai maka akan dilakukan penyerahan contoh irigasi tetes untuk digunakan oleh masyarakat sebagai contoh untuk latihan usahatani. Penyuluhan ikuti  warga masyarakat di lokasi pertemuan umum di pura Sri Sedana karena tempatnya luas dan dilokasi permukiman warga telah dibuat  aplikasi irigasi tetes dengan tanaman cabe untuk sebagai percontohan bagi warga sekitarnya. Secara umum warga tertarik dengan system irigasi yang disuluhkan, sehingga warga sekitar menggunakan contoh system irigasi tetes tersebut untuk usaha pertanian dipekarangannya masing-masing di waktu-waktu mendatang

    Sistem Irigasi Vertikultur Pada Lahan Pekarangan Di Desa Medana Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok Utara

    Get PDF
    Desa Medana Kecamatan Pemenang merupakan salah satu Desa di Kabupaten Lombok Utara dengan potensi lahan yang dimanfaatkan untuk tanaman keras. Tanaman Coklat dan kelapa sebagai produk unggulan hasil perkebunan masyarakat. Hasil panen dari perkebunan adalah musiman sehingga kebutuhan sehari-hari masyarakat seperti sayur harus dibeli dari pasar setempat. Halaman rumah masyarakat masih banyak yang belum termanfaatkan sehigga merupakan ruang-ruang kosong yang tidak produktif dan akan sangat membantu kebutuhan hidup sehari-hari  masyarakat setempat. Pemanfaatan ruang terbatas dengan sistem  budidaya tanaman secara vertical sangat cocok untuk diterapkan khususnya dipekarangan rumah. Sistem budidaya tanaman ini tidak banyak memerlukan tempat/lahan karena ditanam secara vertical. Bahan yang digunakan untuk membuat jaringan irigasi vertical berupa kayu usuk dan papan sebagai penyangga. Tanaman yang dibudidayakan dapat berupa tanaman untuk kebutuhan sehari-hari seperti bayam, kangkung, sawi, sayur hijau, pacoy dan tanaman lainnya. Hasil kegiatan Pengabdian adalah Sistem Irigasi Tetes Bertingkat dengan tinggi 2.5 meter dengan panjang 5 meter yang dibuat pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Tamara. Sistem tetesan diatur dengan bukaan berupa keran dengan distribusi air ketanaman dengan pipa drip. Wadah tanaman menggunakan polybag dengan berbagai jenis tanaman yaitu; sayur hijau, pacoy, cabe, tomat, dan terong. Budidaya tanaman dengan sistem vertikultur ini mendapatkan hasil yang sangat baik, pemeliharaan mudah serta efisien terhadap air
    corecore