8 research outputs found

    VARIAN GENETIK Sardinella lemuru DI PERAIRAN SELAT BALI

    Get PDF
    Sardinella lemuru merupakan salah satu spesies ikan yang mendominasi di perairan Selat Bali. Identifikasi Sardinella lemuru dengan sardinella lain di perairan Selat Bali hanya dibedakan berdasarkan secara morfologi, sedangkan identifikasi genetik belum pernah dilakukan dan variasi gentetik juga belum diketahui. Penelitian ini bertujuan memastikan jenis Sardinella lemuru di perairan Selat Bali dan mengetahui variasi genetik dan kekerabatannya berdasarkan  gen Cythocrome oxidase sub unit 1 (COI). Metode yang dilakukan adalah dengan mengisolasi DNA dari organ tubuh ikan lemuru dan hasilnya diamplifikasi dengan gen COI, kemudian dilakukan skuensing untuk mendapatkan sekuen data ikan  lemuru perairan Selat Bali dan urutan basa hasil skuensing dianalisis menggunakan program MEGA 5.2. Hasil menunjukan bahwa ikan lemuru di Selat Bali termasuk kedalam spesies Sardinella lemuru dengan tingkat kesamaan analisis BLAST adalah sebesar 98-100%. 11 sampel skuen ikan lemuru membentuk 2 kelompok besar. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa spesies Sardinella lemuru dan Sardinella longiceps merupakan speies ikan yang berbeda dengan jarak genetik 0,019Kata Kunci: COI, Sardinella lemuru, Selat BaliGENETIC VARIANCE OF Sardinela lemuru IN THE BALI STRAIT WATERSSardinella lemuru is one of the fish species that dominate in the Bali Strait. identification Sardinella lemuru with the others Sardinella in the Strait of Bali is based on morphological characteristics, whereas genetic identification of Sardinella lemuru in bali strait has not been done and variations genetic also unknown. This research aims to ascertain the type of sardinella lemuru in the bali strait and Determine genetic variation and kinship based on cytochrome oxidase subunit  (COI)  gene. The method is performed by isolating DNA from fish organs and the results are amplified by the COI gene skuensing then performed to obtain the data sequence of Sardinella lemuru Bali Strait and analyzed using the program MEGA 5.2. Results showed that lemuru in Bali Strait is sardinella lemuru species with the degree of similarity BLAST analysis of 98-100%. 11 samples skuen lemuru forming two large clad. The results also showed that the species Sardinella lemuru and Sardinella longiceps  different speies with genetic distance 0,019.Keywords: COI, Sardinella lemuru, Bali Strait

    POLA KEMATIAN IKAN NILA PADA PROSES PENDEDERAN DENGAN SISTEM RESIRKULASI TERTUTUP DI SEBATU, BALI

    Get PDF
    Mortalitas ikan adalah nilai dari jumlah kematian ikan secara umum ataupun yang disebabkan oleh faktor tertentu seperti terjangkit penyakit, virus dan bakteri pada suatu populasi. Pola kematian ikan merupakan faktor penting dalam kegiatan budidaya khususnya pada tahap pendederan. Pola kematian ikan akan mempengaruhi hasil akhir dari benih ikan nila yang dapat diproduksi selama satu siklus pendederan berlangsung sehingga hal ini sangat penting untuk diteliti lebih lanjut. Kegiatan budidaya menggunakan kolam terpal dengan sistem resirkulasi tertutup sebagai alternatif karena dapat menghemat penggunaan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kematian ikan dan penyebab dari kematian ikan pada kolam terpal dengan sistem resirkulasi tertutup. Penelitian ini dilakukan bulan April-Juni 2020 di Desa Sebatu, Gianyar, Bali. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan tiga pengulangan. Benih ikan yang digunakan berukuran 2-3 cm dengan padat tebar berbeda yaitu 200 ekor, 300 ekor, dan 400 ekor. Parameter yang diamati adalah SR (Survival Rate) dan kualitas air meliputi suhu, DO, pH, dan TDS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa titik puncak kematian ikan uji terjadi pada awal penelitian yaitu pada hari ke-8 sebesar 29 ekor pada A1, 7 ekor pada A2, 8 ekor pada A3, 40 ekor pada B1, 6 ekor pada B2, 6 ekor pada B3, 5 ekor pada C1, 46 ekor pada C2, dan 13 ekor pada C3. Parameter kualitas air yang diukur meliputi suhu dengan rata-rata 24,69-24,7?C, pH dengan rata-rata 8,39-8,4, oksigen terlarut (DO) dengan rata-rata 6,55-6,6 mg/L, dan padatan terlarut (TDS) dengan rata-rata 160,6-160,87 mg/L.Mortalitas ikan adalah nilai dari jumlah kematian ikan secara umum ataupun yang disebabkan oleh faktor tertentu seperti terjangkit penyakit, virus dan bakteri pada suatu populasi. Pola kematian ikan merupakan faktor penting dalam kegiatan budidaya khususnya pada tahap pendederan. Pola kematian ikan akan mempengaruhi hasil akhir dari benih ikan nila yang dapat diproduksi selama satu siklus pendederan berlangsung sehingga hal ini sangat penting untuk diteliti lebih lanjut. Kegiatan budidaya menggunakan kolam terpal dengan sistem resirkulasi tertutup sebagai alternatif karena dapat menghemat penggunaan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kematian ikan dan penyebab dari kematian ikan pada kolam terpal dengan sistem resirkulasi tertutup. Penelitian ini dilakukan bulan April-Juni 2020 di Desa Sebatu, Gianyar, Bali. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan tiga pengulangan. Benih ikan yang digunakan berukuran 2-3 cm dengan padat tebar berbeda yaitu 200 ekor, 300 ekor, dan 400 ekor. Parameter yang diamati adalah SR (Survival Rate) dan kualitas air meliputi suhu, DO, pH, dan TDS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa titik puncak kematian ikan uji terjadi pada awal penelitian yaitu pada hari ke-8 sebesar 29 ekor pada A1, 7 ekor pada A2, 8 ekor pada A3, 40 ekor pada B1, 6 ekor pada B2, 6 ekor pada B3, 5 ekor pada C1, 46 ekor pada C2, dan 13 ekor pada C3. Parameter kualitas air yang diukur meliputi suhu dengan rata-rata 24,69-24,7?C, pH dengan rata-rata 8,39-8,4, oksigen terlarut (DO) dengan rata-rata 6,55-6,6 mg/L, dan padatan terlarut (TDS) dengan rata-rata 160,6-160,87 mg/L

    Aspek Reproduksi Ikan Nyalian (Barbodes binotatus Valenciennes, 1842) di Danau Tamblingan

    Get PDF
    The reproduction aspects of spotted barb (Barbodes binotatus Valenciennes, 1842) in Tamblingan Lake are not yet known, so that efforts to manage the resources of this fish cannot be carried out. This study aims to determine the reproduction aspects of spotted barb in Tamblingan Lake. Sampling was conducted from January to June 2019. This research used descriptive and quantitative methods. Purposive sampling method used for catched the spotted barb at five stations. Sampling was done once in a month. The fish were collected used gill net with a mesh size of 0.5; 1.0; 1.5; 2.0; 2.5; 3.0 cm. The samples of spotted barb that found during data collection were 208 individuals. The results showed that the ratio between the sex ratio of male and female spotted barb was 1.17: 1 which indicates a balanced sex ratio, with the gonad maturity stage of male fish more varied (I-IV) than female fish (III and IV). The highest average gonadosomatic index (male and female) was found in March and the lowest in January. The fecundity ranges from 57-23,897 eggs.Aspek reproduksi ikan nyalian (Barbodes binotatus Valenciennes, 1842) di Danau Tamblingan belum diketahui, sehingga upaya pengelolaan sumber daya ikan ini belum dapat dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek reproduksi ikan nyalian di Danau Tamblingan. Sampling dilakukan kurun waktu Januari-Juni 2019. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan kuantitatif. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling di lima titik stasiun. Pengambilan sampel dilakukan satu kali pada setiap bulan. Alat tangkap yang digunakan adalah jaring insang yang memiliki ukuran mata jaring 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; 2,5; 3,0 cm. Sampel ikan nyalian yang ditemukan selama pengambilan data sebanyak 208 individu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan antara nisbah kelamin ikan nyalian jantan dan betina yaitu 1,17:1 yang menunjukkan nisbah kelamin seimbang. Tingkat kematangan gonad (TKG) ikan jantan lebih bervariasi (I-IV), dibandingkan ikan betinanya (III dan IV). Rata-rata indeks kematangan gonad (IKG) tertinggi (jantan dan betina) ditemukan pada bulan Maret dan terendah pada bulan Januari. Fekunditasnya berkisar antara 57-23.897 butir

    The diversity of Carangidae (Carangiformes) was revealed by DNA barcoding collected from the traditional fish markets in Java and Bali, Indonesia

    Get PDF
    Biodiversity has been utilized in various ways, including in fulfilling the protein needs of fish for coastal communities. For the island of Java, with the largest population in Indonesia, the intensive fisheries in the Java Sea are sufficient to support domestic food needs. This Carangid fish diversity study in Java is the beginning to identify commercial fish in Indonesia, which have been exploited for a long time. In this study, identification was carried out molecularly in the Cytochrome c oxidase subunit I (COI) gene region with the universal primary set and found a great variety of Carangids fish species. Thirty-three fish specimens have been identified, indicating two suborder groups, Caranginae (31) and Scomberoidenae (2). The Caranginae suborder group is more dominated with the most types of which are Megalaspis cordyla (3), Atule mate (3), and Decapterus macarellus (4). Meanwhile, the Scomberoidinae suborder is Scomberoides commersonnianus and Scomberoides tala. This study also found two species that have the potential to be ciguatera poisoning agents that need to be watched out for (Decapterus macarellus and Selar crumenophthalmus). Food safety in the fisheries sector has received considerable attention for a long time. Fishery commodities in highly polluted habitats are among the chains in increasing heavy metals concentration and the other residual chemical compounds that may impact human health
    corecore