208 research outputs found

    Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu dalam Merawat Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang

    Get PDF
    Universitas Diponegoro Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Studi Magister IlmuKesehatan Masyarakat Konsentrasi Kesehatan Ibu dan Anak 2016 ABSTRAK Asri Budiarti Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu dalam Merawat Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang xvi+ 68 Halaman + 10 Tabel + 4 Gambar + 13 Lampiran Angka kematian bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan rehospitalisasi di RSUD Tugurejo masih tinggi akibat ketidakmampuan ibu dalam merawat bayi BBLR. Dari 38 bayi BBLR yang dipulangkan pada Desember 2014, 2 bayi mengalami penurunan berat badan, 2 bayi mengalami hipotermi, dan 2 bayi mengalami gangguan nafas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu dalam merawat bayi BBLR di RSUD Tugurejo Semarang. Penelitian eksperimen dengan desain pre post test with control group. Populasi dalam penelitian ini adalah semua bayi BBLR yang lahir di RSUD Tugurejo Semarang pada Agustus - Oktober 2015. Subjek peneltian sejumlah 42 ibu yang dipilih secara consecutive sampling. Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Data dianalisis dengan wilcoxon signed ranks test, paired sample test, Independent T Test danMann whitney Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan rerata skor pengetahuan pada kelompok intervensi dari 58,0±10,81 menjadi 65,1±12,17 (p=0,001), sedangkan pada kelompok control tidak ada peningkatan. Peningkatan rerata skor sikap dari 67,5 ± 4,85 menjadi 68,4 ± 5,05 (p=0,001), sedangkan pada kelompok control tidak ada peningkatan. Peningkatan rerata skor perilaku dari 2,1 ± 0,99 menjadi 5,7 ± 1,15 (p=0,001) sedangkan kelompok control dari 2,0 ± 0,84 menjadi 3,2 ±1,22 (p=0,001). Peningkatan skor pengetahuan (p=0,008) dan perilaku (p=0,001) pada kelompok intervensi lebih tinggi disbanding kelompok kontrol Pendidikan kesehatan yang dilaksanakan diruang Perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo meningkatkan pengetahuan dan perilaku ibu dalam merawt BBLR. Diharapkan petugas kesehatan melaksanakan pendidikan kesehatan pada ibu yang memiliki bayi BBLR sebelum bayi diijinkan pulang. Kata kunci : Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan, Sikap, Perilaku Ibu dalam Merawat BBLR Kepustakaan: 37 (2003-2014) Diponegoro University Faculty of Public Health Master’s Study Program in Public Health Majoring in Maternal and Child Health 2016 ABSTRACT Asri Budiarti The Influence of Health Education towards Knowledge, Attitude, and Practice of Mothers in caring for Low-Birth Weight Babies (LBWB) at Tugurejo Public Hospital in Semarang xvi + 68 pages + 10 tables + 4 figures + 13 appendices Infant Mortality Rate with Low-Birth Weight and rehospitalisation at Tugurejo Public Hospital was high due to inability of mothers in caring for Low-Birth Weight Babies (LBWB). From 38 LBWB who were returned in December 2014, weight of two babies decreased, two babies suffered from hypothermia, and two babies suffered from respiratory disorder. The aim of this study was to figure out the influence of health education towards knowledge, attitude, and practice of mothers in caring for LBWB at Tugurejo Public Hospital in Semarang. This was an experimental study using pretest-posttest with control group. Population was all LBWB born at Tugurejo Public Hospital in Semarang during the period of August – October 2015. Number of samples were 42 mothers selected using a technique of consecutive sampling. Data were collected using a structured questionnaire and analysed using wilcoxon signed ranks test, paired sample t test, independent t test and Mann-Whitney test. The results of this research showed that mean score of knowledge in an intervention group increased from 58.0±10.81 to 65.1±12.17 (p=0.001), otherwise there was no increase in a control group. Similarly, mean score of attitude rose from 67.5 ± 4.85 to 68.4±5.05 (p=0.001) in the intervention group and there was no increase in the control group. Meanwhile, mean score of practice mounted from 2.1±0.99 to 5.7±1.15 (p=0.001) whereas in the control group, mean score of practice went up from 2.0±0.84 to 3.2±1.22 (p=0.001). The increase of scores of knowledge (p=0.008) and practice (p=0.001) in the intervention group was higher than that of in the control group. Health education conducted in a Perinatology Room at Tugurejo Public Hospital was to improve knowledge and practice of mothers in caring for LBWB. Health officers are expected to implement health education for mothers who have LBWB before they are allowed backing home. Keywords : Health Education, Knowledge, Attitude, Practice of Mothers in Caring LBWB Bibliography: 37 (2003-2014

    Kepuasan Pasien Jaminan Persalinan pada Pelayanan Persalinan oleh Bidan Desa di Kabupaten Pati Tahun 2012

    Get PDF
    Universitas Diponegoro Program Pascasarjana Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Minat Manajemen Kesehatan Ibu dan Anak 2013 ABSTRAK Siti Ni’amah Kepuasan Pasien Jaminan Persalinan pada Pelayanan Persalinan oleh Bidan Desa di Kabupaten Pati Tahun 2012 74 halaman + 24 tabel + 3 gambar + 4 lampiran Jaminan persalinan bertujuan untuk menurunkan AKI (Angka Kematian Ibu) melalui peningkatan akses pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Namun demikian AKI di Kabupaten Pati meningkat setelah ada program Jampersal. Hasil studi pendahuluan menunjukkan ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan persalinan jampersal oleh Bidan Desa.Tujuan penelitian menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien jampersal pada pelayanan persalinan oleh Bidan Desa di Kabupaten Pati. Jenis Penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data menggunakan observasi dan angket dengan kuesioner terstruktur. Populasi penelitian 450 ibu bersalin dengan jampersal, dengan jumlah responden 90, yang dipilih secara purposive dengan kriteria inklusi. Analisis data dilakukan dengan uji korelasi Rank spearman dan regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (60%) merasa tidak puas dengan pelayanan persalinan jampersal. Mutu pelayanan dalam dimensi reliability dipersepsikan baik 51,1% responden, mutu pelayanan dalam dimensi responsveness dipersepsikan baik 51,1% responden, mutu pelayanan dalam dimensi assurance dipersepsikan baik 51,1% responden , mutu pelayanan dalam dimensi empathy dipersepsikan baik 67,8% responden, mutu pelayanan dalam dimensi tangibles dipersepsikan baik 65,6% responden. Ada hubungan reliability (p=0,001), responsiveness (p=0,001), assurance (0,011), empathy (0,020), tangibles (p=0,001), terhadap kepuasan pasien. Faktor yang paling kuat berhubungan dengan kepuasan pasien jampersal adalah reliability selanjutnya berturut-turut tangibles, empathy dan assurance secara bersama-sama berhubungan dengan kepuasan. Disarankan bagi Dinas Kesehatan kabupaten Pati untuk meningkatkan motivasi bidan dalam pelayanan jampersal antara lain dengan mempermudah proses klaim. Disarankan bagi bidan desa untuk meningkatkan ketanggapan dalam pelayanan jampersal. Kata kunci : Kepuasan pasien Jampersal, Mutu pelayanan, Bidan Desa Kepustakaan : 32 (2004 – 2012) Diponegoro University Postgraduate Program Master’s Program in Public Health Majoring in Health Policy Administration Sub Majoring in Maternal and Child Health Management 2013 ABSTRACT Siti Ni’amah Patients' Satisfaction on Delivery Services by Village Midwives in Delivery Assurance Program in Pati District, 2012 74 pages + 24 tables + 3 figures + 4 enclosures The purpose of delivery assurance (Jampersal) was to reduce maternal mortality rate (AKI) through improvement of delivery assistance accessibility by health workers. However, AKI in Pati district increased after the implementation of Jampersal program. Results of a preliminary study showed patient unsatisfactory to Jampersal delivery service by village midwives. Objective of the study was to analyze factors related to Jampersal patient satisfaction toward delivery service by village midwives in Pati district. This was an observational-analytical study with cross sectional approach. Data were collected by conducting observation and distributing structured questionnaire. Study population was 450 post-delivery mothers who took advantage of Jampersal. Study respondents were 90 Jampersal post-delivery mothers who were selected purposively according to the inclusion criteria. Rank Spearman correlation test and multiple logistic regressions were applied in the data analysis. Results of the study showed that the majority of respondents (60%) were not satisfied with jampersal delivery service. In the reliability dimension, 51.1% of respondents had good perception on the quality of service. In the responsiveness dimension, 51.1% of respondents had good perception on the quality of service. In the assurance dimension, 51.1% of respondents had good perception on the quality of service. In the empathy dimension, 67.8% of respondents had good perception on the quality of service. In the tangibles dimension, 65.6% of respondents had good perception on the quality of service. There were associations between patient satisfaction and reliability (p= 0.001), responsiveness (p= 0.001), assurance (p= 0.011), empathy (p= 0.020), tangibles (p= 0.001). The strongest factor related to jampersal patient satisfaction was reliability; then tangibles, empathy, and assurance respectively. Those factors, in common, are related to patient satisfaction. Suggestion for Pati district health office was to increase midwives motivation in Jampersal service such as making easier way in a claim process. Suggestion for village midwives was to improve responsiveness in jampersal service. Key words : jampersal patient satisfaction, service quality, village midwives Bibliography : 32 (2004-2012

    Analisis Perbedaan Faktor Determinan Pemilihan Tempat Persalinan Ibu (Fasilitas Kesehatan dan Non Fasilitas Kesehatan) di Kabupaten Kendal

    Get PDF
    Universitas Diponegoro Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan 2015 ABSTRAK Sri Ekowatiningsih Analisis Perbedaan Faktor Determinan Pemilihan Tempat Persalinan Ibu (Fasilitas Kesehatan dan Non Fasilitas Kesehatan) di Kabupaten Kendal xvii + 90 halaman + 28 tabel + 3 gambar + 6 lampiran AKI Kabupaten Kendal masih tinggi (164,9/100.000 kh tahun 2011). Meski persalinan ditolong nakes, namun persalinan non faskes juga tinggi sebesar 14,5% di pedesaan dan 7,7% di perkotaan. Tujuan penelitian menganalisis perbedaan faktor determinan dalam memilih tempat persalinan di faskes atau non faskes oleh ibu di Kabupaten Kendal. Jenis penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Responden penelitian 104 ibu bersalin yang dipilih secara purposive dari 12 Puskesmas yang cakupan persalinan non faskes tinggi. Pengumpulan data dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Analisis data dengan uji non parametric Mann-Whitney distribusi data tidak normal dan uji Chi-Square untuk data berskala nominal. Rerata umur ibu yang melahirkan di faskes atau non faskes 25,3tahun, memiliki 2 orang anak. Pekerjaan ibu terutama ibu rumah tangga dan sebagian besar persalinan ditolong nakes.Tidak ada perbedaan lama sekolah antara ibu yang melahirkan di non faskes maupun faskes. Pada ibu yang melahirkan di faskes, pengetahuan (p=0,001), sikap (p=0,001), dukungan keluarga (p=0,001), dukungan nakes (p=0,001) dan dukungan masyarakat (p=0,001) lebih baik dari pada ibu yang melahirkan di non fasilitas kesehatan. Jarak rumah ke fasilitas kesehatan lebih jauh (p=0,001) pada ibu yang melahirkan di non fasilitas kesehatan. Ibu yang mengikuti kelas ibu hamil lebih banyak yang melahirkan di fasilitas kesehatan. Perlu peningkatan sosialisasi tentang persalinan yang aman, pengembangan kelas ibu hamil, dan konseling secara langsung kepada ibu & keluarga. Advokasi lintas sektor yang melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat dan perangkat wilayah sebagai panutannya serta peningkatan kelengkapan sarana prasarana perlu ditingkatkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten. Kata Kunci : Faktor Determinan, Tempat Persalinan, Fasilitas kesehatan, Non fasilitas kesehatan Pustaka : 45 (1982 - 2011) Diponegoro University Faculty of Public Health Master’s Program in Public Health Majoring in Administration and Health Policy 2015 ABSTRACT Sri Ekowatiningsih Difference Analysis of Determinant Factors of Choosing a Delivery Place (Health and Non-Health Facilities) in Kendal District xvii + 90 pages + 28 tables + 3 figures + 6 enclosures Maternal Mortality Rate (MMR) in Kendal District was high in 2011 namely 164.9/100,000 live births. Most of delivery process was assisted by health workers. However, delivery place in non-health facilities was also high namely 14.5% in rural areas and 7.7% in urban areas. The aim of this study was to analyse difference of determinant factors among mothers in choosing a delivery place at health or non-health facilities in Kendal District. This was an observational study using cross-sectional approach. Number of respondents were 104 maternal selected purposively from 12 health centres with high coverage of delivery process in non-health facilities. Data were collected using structured questionnaires and analysed using non-parametric tests, namely Mann-Whitney and Chi-Square. Respondents had average age of 25.3 years old, had two children, worked as a housewife, and most of delivery processes were assisted by health workers. There was no difference in educational background between mothers who gave birth in health facilities and mothers who gave birth in non-health facilities. Among mothers who confined in health facilities, variables of knowledge (p=0.001), attitude (p=0.001), family support (p=0.001), health worker support (p=0.001), and community support (p=0.001) were better than that of mothers who confined in non-health facilities. Distance of a house to health facilities was more (p=0.001) among mothers who gave birth in non-health facilities. Most of mothers who attended a pregnant women class confined in health facilities. There needs to socialise regarding safe delivery process, develop pregnant women class, and provide direct counselling for mothers and families. Inter-sector advocacy needs to be conducted by involving religion leaders, community leaders, and local government officers. In addition, District Health Office needs to complete facilities. Key Words : determinant factor; delivery place; health facility; non-health facility Bibliography : 45 (1982-2011

    Analisis Upaya Pemberdayaan Masyarakat oleh Bidan Desa melalui Pendekatan Positive Deviance pada Perbaikan Gizi Balita di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2013

    Get PDF
    Universitas Diponegoro Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Kesehatan Ibu dan Anak 2015 ABSTRAK Maya Primayanti Analisis Upaya Pemberdayaan Masyarakat oleh Bidan Desa melalui Pendekatan Positive Deviance pada Perbaikan Gizi Balita di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2013 xvii + 257 halaman + 9 tabel + 4 gambar + 16 lampiran Pada akhir tahun 2012, 56,27% desa di Kabupaten Bojonegoro melakukan pemberdayaan melalui positive deviance (PD). Namun, penurunan presentase balita gizi kurang dan gizi buruk tidak dapat dipertahankan. Tujuan penelitian menganalisis upaya pemberdayaan masyarakat oleh bidan desa melalui pendekatan positive deviance pada perbaikan gizi balita di Kabupaten Bojonegoro. Penelitian dilakukan secara kualitatif. Informan utama 8 bidan desa (4 bidan desa PD kriteria baik dan 4 bidan desa PD kriteria kurang baik) dan informan triangulasi 28 orang (8 kader PD, 8 perangkat desa, 8 ibu balita dan 4 petugas gizi). Data dikumpulkan dengan teknik wawancara mendalam. Pengolahan dan analisis data menggunakan analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan upaya pemberdayaan masyarakat oleh bidan desa PD kriteria kurang baik belum optimal dibandingkan PD kriteria baik. Hal ini berkaitan dengan : 1) bidan belum mengupayakan kader meningkatkan partisipasi ibu balita sampai membawa kontribusi bahan makanan dan membantu memasak, 2) pemimpin desa kurang memotivasi dan menggerakkan partisipasi masyarakat, 3) bidan belum memanfaatkan organisasi masyarakat desa sepenuhnya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, 4) bidan belum mengupayakan kader melakukan penyelidikan PD untuk mencari role model sebagai dasar pembuatan menu dan pemberian pesan kesehatan, 5) mobilisasi sumberdaya kurang dalam hal dana swadaya masyarakat atau ADD, serta keaktifan semua kader, 6) kemitraan bidan dengan perangkat desa dan kader belum didukung SK PD dan kesepakatan yang saling menguntungkan, 7) bidan belum mengupayakan kader melakukan evaluasi PD sampai kunjungan rumah, serta tidak ada supervisi rutin dan penilaian/umpan balik pelaksanaan PD dari petugas gizi. Disimpulkan bahwa pelaksanaan PD belum berkelanjutan sesuai harapan. Diperlukan kerjasama semua pihak dalam mewujudkan program tersebut. Disarankan kepada Dinas Kesehatan untuk melakukan pelatihan PD bagi bidan dan kader, serta penempatan tenaga gizi sesuai kompetensi. Disarankan kepada puskesmas untuk meningkatkan komitmen perangkat desa dan pemberian insentif kader. Kata Kunci : Pemberdayaan Masyarakat, Positive Deviance, Perbaikan Gizi Balita Pustaka : 63 (1983-2013) Diponegoro University Faculty of Public Health Master’s Program in Public Health Majoring in Maternal and Child Health 2015 ABSTRACT Maya Primayanti Effort Analysis of Community Empowerment by Village Midwife through Positive Deviance Approach in Improving Nutrition of Children under Five years old in Bojonegoro District in 2013 xvii + 257 pages + 9 tables + 4 figures + 16 enclosures In the end of 2012, 56.27% of villages in Bojonegoro District had empowered community using positive deviance (PD) approach. However, a decreasing percentage of severely and moderately malnourished children under five years old could not be maintained. The aim of this study was to analyse efforts of community empowerment by village midwife through PD approach in improving nutrition of children under five years old in Bojonegoro District. This was qualitative research. Main informants consisted of eight village midwives (4 midwives with good PD and 4 midwives with bad PD). Meanwhile, 28 persons (8 cadres of PD, 8 village officials, 8 mothers of children under five years old, and 4 nutritionists) were as informants for triangulation purpose. Data were collected using indepth interview method. Furthermore, data were analysed using content analysis. The results of this study showed that efforts of community empowerment conducted by village midwives with bad PD had not been optimal compared to those with good PD. Some reasons for this problem were as follows: 1) midwives had not empowered cadres to increase participation of mothers of children under five years old in order to bring groceries and help cooking; 2) head of villages had not motivated and actuated participation of communities; 3) midwives had not fully utilised villagers’ organisation to increase participation of community; 4) midwives had not empowered cadres to investigate PD for finding role model as a basis of making menu and providing health messages; 5) there was lack of resources mobilisation particularly in terms of self-funding or ADD and activeness of all cadres; 6) partnerships between midwives, village officials, and cadres had not been supported by decree of PD and mutual agreements; and 7) midwives had not empowered cadres in evaluating PD and visiting a house. In addition, there were no regular supervisions and feedback of PD implementation from nutritionists. In conclusion, the implementation of PD had not complied expectation. Therefore, cooperation with other sectors needs to be done to realise its program. District Health Office needs to conduct training of PD for midwives and cadres and place nutritionists in accordance with their competencies. Health centres need to improve commitment of village officials and provide incentive for cadres. Key Words : Community Empowerment, Positive Deviance, Improvement of Nutrition of Children under Five Years Bibliography : 63 (1983-2013

    Analisis Determinan Kualitas PelayananAntenatal Trimester I (Satu) Kehamilan Oleh Bidan Desa Di Kabupaten Temanggung

    Get PDF
    Universitas Diponegoro Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Manajemen Kesehatan Ibu dan Anak 2017 ABSTRAK Retno Wulandari Analisis Determinan Kualitas PelayananAntenatal Trimester I (Satu) Kehamilan Oleh Bidan Desa Di Kabupaten Temanggung xvi+ 115 halaman + 27 tabel + 4 gambar + 13 lampiran Tingginya capaian cakupanprogram pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) belum berpengaruh terhadap penurunan jumlah kasus kematian ibu di Kabupaten Temanggung. Penyebab kematian ibu terbanyak adalah karena penyakit penyerta yang seharusnya dapat terdeteksi pada pemeriksaan antenatal trimester pertama yang dilakukan oleh bidan desa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas pelayanan antenatal trimester 1 kehamilan oleh bidan desa di Kabupaten Temanggung. Metode penelitian adalah survey analitik dengan design cross sectional. Subjek penelitian adalah 60 orang bidan desa yang dipilih secara systematic random sampling dari 14 Puskesmas terpilih kasus kematian ibu. Pengumpulan data dilakukan dengan angket dan observasi langsung menggunakan kuesioner terstruktur, kualitas pelayanan ANC dinilai dengan ketepatan pelayanan bidan dalam pemberian pelayanan ANC sesuai standar asuhan kebidanan dan standar operasional 10 T ANC, dan analisis data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berhubungan dengan kualitas pelayanan antenatal trimester I kehamilan oleh bidan desa adalah beban kerja(p = 0,002), pengetahuan tentang asuhan pelayanan ANC(p = 0,006) dan persepsi supervisipelayanan KIA (p = 0,002). Faktor yang tidak berhubungan adalah dana (p = 0,570), ketersediaan dan pelaksanaan SOP(p = 0,164), dan ketersediaan peralatan(p = 0,251). Ada hubungan bersama-sama variabel beban kerja(p = 0,002)pengetahuan responden(p = 0,006) dansupervisi(p = 0,002)dengan kualitas pelayanan Antenatal Trimester I Kehamilan. Hasil uji analisis regresi logistik berganda menunjukkan bahwa beban kerja, pengetahuan dan supervisi secara bersama – sama mempunyai hubungan signifikan terhadap kualitas pelayanan antenatal trimester I Kehamilan. Disimpulkan bahwa determinan kualitas pelayanan antenatal trimester I kehamilan oleh bidan desa di Kabupaten Temanggung adalah beban kerja, pengetahuan, dan supervisi. Disarankan kepada Dinas Kesehatanuntuk mengatur kembali tugas pokok dan fungsi utama bidan, meningkatkan kemampuan bidan dalam mendeteksi penyakit penyerta pada ibu hamil serta meningkatkan kualitas supervisi fasilitatif dengan melakukan umpan balik terhadap permasalahan yang ditemukan. Kata Kunci Pustaka : Kualitas Pelayanan, Antenatal, Bidan Desa : 50 (1992-2015)Diponegoro University Faculty of Public Health Master’s Study Program in Public Health Majoring in Maternal and Child Health Management 2017 ABSTRACT Retno Wulandari Determinant Analysis of Antenatal Care Services Quality at the First Trimester of Pregnancy provided by Village Midwives in Temanggung Regency xvi + 115 pages +27 tables + 4 figures + 13 appendices High coverage of a maternal and child health (MCH) service program did not influence to the decrease of maternal mortality rate in Temanggung Regency. The most maternal mortality was due to an accompanying disease that was supposed to be detected in antenatal care (ANC)at the first trimester undertaken by village midwives. This study aimed at analysing a quality of antenatal care at the first trimester of pregnancy provided by village midwives in Temanggung Regency. This was an analytical survey using a cross-sectional approach. Number of respondents were 60 village midwives selected using a technique of systematic random sampling from selected 14 health centres with maternal mortality cases. Data were collected using a questionnaire and direct observation using a structured questionnaire. A quality of ANCservices was assessed by accurateness of ANC services provided by midwives in accordance with a standard of midwifery care and an operational standard of 10 T ANC. Data were analysed using a Chi-Square test. The results of this research showed that factors statistically significantly related to the quality of ANC services at the first trimester of pregnancy provided by village midwives were work burden(p=0.002), knowledge of ANC services (p=0.006)and perception of MCH service supervision (p=0.002). In contrast, factors that were statistically insignificant were funding (p=0.570), availability and implementation of SOP(p=0.164), and availability of equipment (p=0.251). The factors of work burden(p=0.002), knowledge(p=0.006), and supervision(p=0.002)jointly influenced to the quality of ANC services at the first trimester of pregnancy. The results of a logistic regression test demonstrated that work burden, knowledge, and supervision jointly influenced to the quality of ANC services at the first trimester of pregnancy. To sum up, determinants of the quality of ANC services at the first trimester of pregnancy provided by village midwives in Temanggung Regency consisted of work burden, knowledge, and supervision. Health office needs to rearrange main tasks and main functions of midwives, improve midwives’ skills in detecting a companying disease on pregnant women, and improve a quality of facilitative supervision by providing feedback to identified problems. Keywords: Quality of Service, Antenatal, Village Midwife Bibliography: 50 (1992-2015

    Pengembangan Sistem Informasi sebagai Pendukung Asuhan Gizi Rawat Inap di Instalasi Gizi RSU PKU Muhammadiyah Bantul DIY

    Get PDF
    Universitas Diponegoro Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen Kesehatan 2014 ABSTRAK Rinda Nurul Karimah Pengembangan Sistem Informasi sebagai Pendukung Asuhan Gizi Rawat Inap di Instalasi Gizi RSU PKU Muhammadiyah Bantul DIY xv + 103 halaman + 7 tabel + 12 lampiran Berdasarkan pedoman gizi rumah sakit, asuhan gizi rawat inap harus disesuaikan dengan kondisi pasien yaitu keadaan klinis, status gizi dan metabolisme. Beban kerja ahli gizi di RSU PKU Muhammadiyah Bantul besar karena penghitungan kebutuhan gizi masih dilakukan secara manual. Selain itu data yang dibutuhkan tersebar di beberapa ruang. Penelitian ini bertujuan mengembangkan sistem informasi agar pengelolaan data untuk asuhan gizi rawat inap dilakukan secara sistematis dan berdasarkan kebutuhan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif digunakan untuk proses identifikasi pada setiap tahap dalam pengembangan sistem informasi. Metode kuantitatif digunakan untuk menilai kualitas informasi sebelum dan sesudah pengembangan sistem informasi dengan desain penelitian pra experimental. Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam, sedangkan pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan memberikan kuesioner. Objek penelitian adalah sistem informasi pada instalasi gizi RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Subjek penelitian adalah 4 orang ahli gizi sebagai informan utama serta kepala SIMRS dan kepala instalasi rekam medis sebagai informan triangulasi. Penelitian ini menghasilkan basis data dalam sistem informasi instalasi gizi yang meliputi : data kajian keperawatan, data ahli gizi, data laboratorium, radiologi, info diet, dan data rekam medis pasien. Proses yang terjadi adalah pengintegrasian data dari berbagai sumber menjadi suatu basis data. Output yang dihasilkan berupa laporan status gizi pasien dan kebutuhan gizinya. Setelah pengembangan sistem informasi, kualitas informasi meningkat dalam aspek kemudahan akses dari 65% menjadi 80%, keakuratan dari 52,5% menjadi 80%, ketepatan waktu dari 50% menjadi 80%, kelengkapan dari 57,5% menjadi 76,25%, fleksibilitas dari 50% menjadi 66,25%, dan kejelasan dari 45% menjadi 75%. Disarankan mengembangkan sistem informasi gizi lebih lanjut untuk menghasilkan formulir lembar asuhan gizi beserta saran diet. Selain itu penambahan kapasitas server dan pengembangan sistem lebih mengacu pada kebutuhan pengguna. Kata kunci : asuhan gizi, pengembangan, sistem informasi, pedoman gizi rumah sakit. Referensi : 43(1991-2014) Diponegoro University Faculty of Public Health Master’s Program in Public Health Majoring in Health Management Information System 2014 ABSTRACT Rinda Nurul Karimah Development of Information System to Support Nutritional Care of Inpatient at Nutrition Installation at PKU Muhammadiyah Hospital in Bantul in Yogyakarta xv + 103 pages + 7 tables + 12 enclosures Based on nutritional guidelines for hospital, nutritional care of inpatient must be adjusted with condition of a patient, namely clinical condition, nutritional status, and metabolism. Nutritionists at PKU Muhammadiyah Hospital in Bantul had a big workload because they had to calculate the need of nutrition manually and collected data in some rooms. This research aimed to develop information system in order to manage data of nutritional care of inpatient systematically based on necessities. This was qualitative and quantitative research. A qualitative method was used to identify a process of each step in developing information system. In contrast, a quantitative method was used to assess a quality of information between before and after development of information system with pre-experimental design. Qualitative data were collected using in-depth interview. Meanwhile, quantitative data were collected using a questionnaire. The object of this research was information system at nutrition installation of PKU Muhammadiyah in Bantul. The subject of this research was 4 nutritionists as main informants. In addition, informants for triangulation purpose consisted of head of SIMRS and head of medical record installation. This research resulted data basis in information system at nutrition installation encompassed: data of a nursing study, data of nutritionist, data of laboratory, radiology, dietary info, and data of patient’s medical record. As a process, data were integrated from various sources and resulted data basis. Furthermore, resulted output was a report of nutritional status of a patient and nutritional needs. After developing the information system, the quality of information had been improved in terms of the aspects of: easiness to access from 65% to 80%, accuracy from 52.5% to 80%, timeliness from 50% to 80%, completeness from 57.5% to 76.25%, flexibility from 50% to 66.25%, and clarity from 45% to 75%. As suggestions, the information system needs to be further developed to result a form of nutritional care and dietary suggestions. In addition, server capacity needs to be added and development of the system needs to refer to user’s necessity. . Key Words : Nutritional Care, Development, Information System, Nutritional Guidelines for a Hospital Bibliography : 43 (1991-2014) l DI

    Hubungan Persepsi Ibu Hamil tentang Peran Bidan dalam Pencegahan Anemia dengan Kepatuhan Jumlah dan Cara Minum Tablet Besi di Kota Kediri Tahun 2014

    Get PDF
    Universitas Diponegoro Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Kesehatan Ibu dan Anak 2014 ABSTRAK Erma Retnaningtyas Hubungan Persepsi Ibu Hamil tentang Peran Bidan dalam Pencegahan Anemia dengan Kepatuhan Jumlah dan Cara Minum Tablet Besi di Kota Kediri Tahun 2014 xiv + 144 halaman + 45 tabel + 12 lampiran Cakupan distribusi tablet besi Fe1 dan Fe3 sudah melebihi dari target yang ditentukan namun kasus-kasus anemia kehamilan yang menyebabkan AKI dan AKB masih tinggi di Kota Kediri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan persepsi ibu hamil tentang peran bidan dalam pencegahan anemia dengan kepatuhan konsumsi tablet besi meliputi kepatuhan jumlah minum dan kepatuhan cara minum tablet besi di Kota Kediri tahun 2014 Jenis penelitian ini survey analitik menggunakan pendekatan prospektif longitudinal dengan sampel 59 ibu hamil baru. Pengumpulan data peran bidan dan cara minum tablet besi dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Kepatuhan jumlah minum tablet besi dikumpulkan menggunakan kartu monitoring saat kunjungan ke rumah. Uji hipotesis menggunakan Chi Square danregresi binari logistik. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata umur responden 29 tahun dengan standar deviasi 6,08.44,1% berpendidikan SMA, 71,2% ibu rumah tangga, 59,3% kehamilan multigrafida. Sebanyak 45,8% responden tergolong patuh dalam jumlah tablet besi yang diminum 47,5% tergolong patuh berdasarkan cara minum. Sebanyak 47,5% responden memiliki persepsi baik terhadap peran bidan sebagai provider, 50,8% sebagai edukator, 52,5% sebagai komunikator, 52,5% sebagai motivator, 27,1% sebagai fasilitator dan 54,5% sebagai konselor. Peran bidan sebagai provider (p=0,010), edukator (p=0,001), komunikator (p=0,002), motivator (p=0,000), dan fasilitator (p=0,001) memiliki hubungan kepatuhan jumlah tablet yang diminum. Peran sebagai konselor (p=0,078) tidak berhubungan dengan kepatuhan jumlah tablet besi yang diminum. Peran bidan sebagai motivator dan fasilitator mempunyai peranyang paling dominan terhadap kepatuhan jumlah tablet yang diminum. Peran bidansebagai komunikator paling dominan berpengaruh terhadap cara minum tablet besi. Kata kunci : Anemia Kehamilan, Peran Bidan, Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi Referensi : 59 (1990-2013) Diponegoro University Faculty of Public Health Master’s Program in Public Health Majoring in Maternal and Child Health 2014 ABSTRACT Erma Retnaningtyas Association between Perception of Pregnant Woman regarding a Role of Midwife in Preventing Anaemia and the Obedience of Number and Ways to Drink Iron Tablets in Kediri City in 2014 xiv + 144 pages + 45 tables + 12 enclosures Coverage of Iron tablets (Fe1 and Fe3) distribution had exceeded the target. However, anaemia cases during pregnancy which caused Maternal and Infant Mortality Rate were high in Kediri City. The aim of this study was to analyse association between perception of pregnant woman regarding a role of midwife in preventing anaemia and the obedience of iron tablets consumption encompassed number of drinking Fe and the obedience of ways to drink iron tablets in Kediri City in 2014. This was analytical research with prospective-longitudinal approach. Data collection used structured questionnaires interviewed to 59 pregnant women. Measurement of the obedience of number of drinking Fe used a monitoring card when visiting their houses. Furthermore, test of hypotheses used Chi-Square test and Binary Logistic Regression test. The result of this research showed that most of the research participants had lack of obedience (54.3%). In addition, most of them had age ranging from 18 to 40 years old (77%), graduated from DIII Midwifery (100%), and had working period more than five years (66%). Furthermore, most of the respondents had good knowledge about postpartum family planning (82.9%), low motivation (51.4%), positive attitude (62.9%), lack of supervision by coordinator midwives (54.3%), lack of skill in providing postpartum family planning (60%), and complete means (65.7%). The variables of motivation (p=0.0001), supervision (p=0.005), and skill (p=0.021) had significant relationship with the obedience of village midwives in providing counselling of postpartum family planning. On the other hand, the variables of knowledge (p=1.000), attitude (p=0.491), and means (p=0.812) were not significant. Furthermore, the factors of motivation (Exp(B)=8.534), supervision (Exp(B)=5.587), and skill (Exp(B)=3.382) jointly significantly influenced the obedience of village midwives. As suggestions, District Health Office and health centers need to improve motivation, supervision, and skills of village midwives in providing counselling of postpartum family planning among mothers after childbirth. Key Words : Factors Influencing Village Midwife, Counselling of Postpartum Family Planning Bibliography : 63 (1997-2013

    Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keikutsertaan Bidan Praktek Swasta dalam Program Jaminan Persalinan di Surabaya

    Get PDF
    Universitas Diponegoro Program Pascasarjana Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Minat Manajemen Kesehatan Ibu dan Anak 2013 ABSTRAK Sefisa Andri Ratama Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keikutsertaan Bidan Praktek Swasta dalam Program Jaminan Persalinan di Surabaya 128 halaman + 26 tabel + 6 gambar + 7 lampiran\ud Hampir semua Bidan Praktek Swasta di Surabaya sudah memenuhi persyaratan untuk mengikuti program Jampersal namun kenyataannya keikutsertaan Bidan Praktek Swasta masih rendah. Hal ini dapat berdampak pada terlambatnya penurunan AKI dan AKB. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor yang mempengaruhi keikutsertaan Bidan Praktek Swasta dalam program Jampersal di Surabaya. Jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Jumlah responden yang diteliti 74 Bidan Praktek Swasta yang dipilih secara clustered random sampling berdasarkan wilayah kerja Puskesma. Pengumpulan data dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi keikutsertaan Bidan Praktek Swasta dan wawancara mendalam untuk mendapatkan informasi mendalam tentang kebijakan lokal, proses klaim Jampersal dan dukungan profesi terhadap program Jampersal. Data kuantitatif dianalisis menggunakan chi square dan regresi logistik, data kualitatif dianalisis dengan content analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 66,2% responden tidak mengikuti program Jampersal, 50% responden memiliki pengetahuan baik, 75,7% responden memiliki sikap baik, 68,9% responden memiliki motivasi tinggi, 77% responden menyatakan imbalan Jampersal kurang, 62,2% responden menyatakan persaingan antar BPS rendah, 71,6% responden memiliki persepsi klaim Jampersal sulit dan 67,6% responden menyatakan adanya dukungan profesi. Faktor yang berhubungan dengan keikutsertaan Bidan Praktek Swasta dalam program Jampersal adalah motivasi (p = 0,01), imbalan (p = 0,000), konflik/persaingan (p=0,000) dan persepsi terhadap klaim Jampersal (p = 0,007). Faktor yang bersama-sama berpengaruh terhadap keikutsertaan Bidan Praktek Swasta dalam program Jampersal adalah motivasi, imbalan, persaingan dan persepsi klaim Jampersal. DKK tidak mewajibkan Bidan Praktek Swasta mengikuti program Jampersal. Proses klaim Jampersal dipengaruhi oleh kelengkapan dan kesesuaian pengisian format serta banyaknya klaim yang diajukan. IBI sangat mendukung keikutsertaan Bidan Praktek Swasta dalam program Jampersal, tetapi teman seprofesi tidak mendukung Saran yang dapat diberikan untuk meningkatkan keikutsertaan Bidan Praktek Swasta dalam program Jampersal adalah meningkatkan sosialisasi Jampersal dan memberikan kemudahan dalam proses klaim. Kata Kunci : Bidan Praktek Swasta, Jaminan Persalinan, Keikutsertaan, motivasi Kepustakaan : 37 (1994-2012) Diponegoro University Postgraduate Program Master’s Program in Public Health Majoring in Health Policy Administration Sub Majoring in Maternal and Child Health Management 2013 ABSTRACT Sefisa Andri Ratama Analysis on Factors Related to Private Practice Midwives Participation in Delivery Assurance Program in Surabaya, 2012 128 pages + 26 tables + 6 features + 7 enclosures Almost all private practice midwives (BPS) in Surabaya were eligible to participate in the delivery assurance (Jampersal) program; however, in reality, participation of private practice midwives was low. This condition could delay the decrease of maternal mortality rate (AKI) and infant mortality rate (AKB). Objective of this study was to analyze factors affecting participation of private practice midwives in Jampersal program in Surabaya. This was an observational analytical study with cross sectional approach. In addition, the study was also applying qualitative and quantitative method. The number of respondents was 74 private practice midwives selected using clustered random sampling method based on primary healthcare center (puskesmas) work area. Data were collected through interview guided by structured questionnaire to obtain information on factors affecting participation of private practice midwives; in-depth interview was done to obtain information on the local policy, process of Jampersal claim, and support on Jampersal program from midwifery profession. Chi square test and logistic regression were applied to analyze quantitative data; content analysis was applied in the analysis of qualitative data. Results of study showed that 66.2% of respondents did not participate in the Jampersal program, 50% of respondents had good knowledge; 75.7% of respondents had good attitude; 68.9% of respondents had high motivation; 77% of respondents stated that Jampersal incentive was insufficient; 62.2% of respondents stated that competition among BPS was minimal; 71.6% of respondents’ perception on Jampersal claim were difficult; 67.6% of respondents stated that they obtain support from midwifery profession. Factors related to participation of BPS in the Jampersal program were motivation (p= 0.01), incentive (p= 0.000), conflict or competition (p= 0.000), and perception on the Jampersal claim (p= 0.007). Factors, in common, affecting participation of private practice midwives in the Jampersal program were motivation, incentive, competition, and perception on Jampersal claim. District health office stated that participatory in the Jampersal program was not compulsory. Jampersal claim process was influenced by completeness and appropriateness of fulfilling forms and the number of proposed claims. IBI supported participation of BPS in the Jampersal program; however, BPS colleagues did not support. Suggestions for improving participation of private practice midwives are to improve Jampersal socialization, and to give dispensation in the process of claiming. Key words : private practice midwives, delivery assurance, participation, motivation Bibliography : 37 (1994-2012

    Analisis Perbedaan Upaya Pencegahan Infeksi antara Bidan Delima dan Non Delima dalam Asuhan Persalinan di Kabupaten Kulon Progo

    Get PDF
    Universitas Diponegoro Program Pascasarjana Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Minat Manajemen Kesehatan Ibu dan Anak 2012 ABSTRAK Munica Rita Hernayanti Analisis Perbedaan Upaya Pencegahan Infeksi antara Bidan Delima dan Non Delima dalam Asuhan Persalinan di Kabupaten Kulon Progo xiv + 121 halaman + 21 tabel + 6 gambar + 5 lampiran Praktik pencegahan infeksi oleh tenaga kesehatan masih bersifat selektif. Di Kabupaten Kulon Progo 44,4 % kematian bayi disebabkan oleh sepsis, 9 % kematian ibu disebabkan komplikasi demam nifas. Pertolongan persalinan 59 % dilakukan Bidan Praktik Swasta (BPS), dengan 47,8 % BPS telah berpredikat Bidan Delima yang seharusnya melayani dengan service of excellence. Studi pendahuluan menunjukkan Bidan Delima mengangap sepele dan merasa repot dengan pencegahan infeksi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan upaya pencegahan infeksi antara Bidan Delima dan non delima dalam asuhan persalinan. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik komparatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah semua BPS di Kabupaten Kulon Progo sejumlah 90 BPS. Subjek terdiri dari 34 Bidan Delima dan 34 BPS non delima yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Pengumpulan data dengan metode angket menggunakan kuesioner dan observasi dengan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan dari 8 (delapan) variabel yang diteliti Bidan Delima mempunyai nilai yang lebih baik dibanding BPS non delima. Hasil uji beda menunjukkan ada perbedaan bermakna dalam pelaksanaan pencegahan infeksi (p = 0,003), ada perbedaan bermakna dalam hal pengetahuan (p = 0,037), sikap (p = 0,03), persepsi kepuasan pasien (p = 0,016), persepsi beban kerja (p = 0,027), dukungan organisasi profesi (p = 0,012). Tidak ada perbedaan yang bermakna dalam pelatihan pencegahan infeksi (p = 0,169) dan motivasi bidan (p = 0,325). Uji bivariat dengan stratifikasi umur menunjukkan ada 2 (dua) variabel yaitu pelaksaaan pencegahan infeksi dan persepsi kepuasan pasien yang tidak mempunyai perbedaan bermakna baik pada kelompok umur tua maupun umur muda. Direkomendasikan agar IBI menetapkan prosedur tetap pencegahan infeksi pada asuhan persalinan yang harus dipatuhi anggotanya dan melakukan pembinaan program Bidan Delima sebagai program unggulan untuk meningkatkan pelayanan BPS. Direkomendasikan kepada dinas kesehatan agar memfasilitasi penyelenggaraan pelatihan manajemen pencegahan infeksi dan bekerjasama dengan IBI melakukan pembinaan terhadap BPS tentang pentingnya pencegahan infeksi khususnya pada asuhan persalinan. Kata Kunci : Pencegahan Infeksi, Persalinan, Bidan Delima Kepustakaan : 42 (1996 – 2012) Diponegoro University Postgraduate Program Master’s Program in Public Health Majoring in Health Policy Administration Sub Majoring in Maternal and Child Health Management 2012 ABSTRACT Munica Rita Hernayanti Analysis on the Differences between the Infection Prevention Practice by Delima and Non Delima Midwives in Delivery Cares in Kulon Progo District xiv + 121 pages + 21 tables + 6 figures + 5 enclosures Infection preventive practice by health workers was still selectively done. In Kulon Progo district 44.4% of infant mortality was caused by sepsis, 9% by post-delivery fever complication. The majority of delivery assistance was done by private practice midwives (BPS). Almost a half (47.8%) of BPS had Delima midwives predicate. They should do their work with service of excellence. A preliminary study showed that Delima midwives did not take into account infection prevention and they felt that infection prevention was annoying. The study objective was to identify the infection preventive action difference between Delima and non Delima midwives in the delivery care. This was an observational analytic and comparative study with cross sectional approach. Study population was all 90 BPS in Kulon Progo district. Study subjects consisted of 34 Delima midwives and 34 BPS non Delima who fulfilled inclusion and exclusion criteria. Data were collected through survey using questionnaire and observation using observation sheet. Results of the study showed that Delima midwives had higher value on eight examined variables than non Delima BPS. Results of a difference test showed that there was a significant difference in the implementation of infection prevention (p= 0.003), knowledge (p= 0.037), attitude (p= 0.03), patient satisfaction perception (p= 0.016), perception on workload (p= 0.027), support from organizational profession (p= 0.012). There was no significant difference in infection preventive training (p= 0.169), and midwives motivation (p= 0.325). Results of bivariate test with age stratification showed that two variables namely implementation of infection prevention and patient satisfaction perception were not significantly different in both elder age group and young age group. Recommendation for IBI is to establish standard procedure of infection prevention in the delivery care. All members of IBI should obey this standard procedure. IBI should develop Delima midwives program as a superior program to improve BPS service. Recommendations for district health office are to facilitate training implementation on the management of infection prevention, to collaborate with IBI to do supervision to BPS focusing on the important of infection prevention especially in the delivery care. Key words : Infection prevention, delivery, Delima midwives Bibliography : 42 (1996-2012

    Hubungan Persepsi Ibu Hamil tentang Peran Bidan dalam Pencegahan Anemia dengan Kepatuhan Jumlah dan Cara Minum Tablet Besi di Kota Kediri Tahun 2014

    Get PDF
    Universitas Diponegoro Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Kesehatan Ibu dan Anak 2014 ABSTRAK Erma Retnaningtyas Hubungan Persepsi Ibu Hamil tentang Peran Bidan dalam Pencegahan Anemia dengan Kepatuhan Jumlah dan Cara Minum Tablet Besi di Kota Kediri Tahun 2014 xiv + 144 halaman + 45 tabel + 12 lampiran Cakupan distribusi tablet besi Fe1 dan Fe3 sudah melebihi dari target yang ditentukan namun kasus-kasus anemia kehamilan yang menyebabkan AKI dan AKB masih tinggi di Kota Kediri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan persepsi ibu hamil tentang peran bidan dalam pencegahan anemia dengan kepatuhan konsumsi tablet besi meliputi kepatuhan jumlah minum dan kepatuhan cara minum tablet besi di Kota Kediri tahun 2014 Jenis penelitian ini survey analitik menggunakan pendekatan prospektif longitudinal dengan sampel 59 ibu hamil baru. Pengumpulan data peran bidan dan cara minum tablet besi dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Kepatuhan jumlah minum tablet besi dikumpulkan menggunakan kartu monitoring saat kunjungan ke rumah. Uji hipotesis menggunakan Chi Square danregresi binari logistik. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata umur responden 29 tahun dengan standar deviasi 6,08.44,1% berpendidikan SMA, 71,2% ibu rumah tangga, 59,3% kehamilan multigrafida. Sebanyak 45,8% responden tergolong patuh dalam jumlah tablet besi yang diminum 47,5% tergolong patuh berdasarkan cara minum. Sebanyak 47,5% responden memiliki persepsi baik terhadap peran bidan sebagai provider, 50,8% sebagai edukator, 52,5% sebagai komunikator, 52,5% sebagai motivator, 27,1% sebagai fasilitator dan 54,5% sebagai konselor. Peran bidan sebagai provider (p=0,010), edukator (p=0,001), komunikator (p=0,002), motivator (p=0,000), dan fasilitator (p=0,001) memiliki hubungan kepatuhan jumlah tablet yang diminum. Peran sebagai konselor (p=0,078) tidak berhubungan dengan kepatuhan jumlah tablet besi yang diminum. Peran bidan sebagai motivator dan fasilitator mempunyai peranyang paling dominan terhadap kepatuhan jumlah tablet yang diminum. Peran bidansebagai komunikator paling dominan berpengaruh terhadap cara minum tablet besi. Kata kunci : Anemia Kehamilan, Peran Bidan, Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi Referensi : 59 (1990-2013) Diponegoro University Faculty of Public Health Master’s Program in Public Health Majoring in Maternal and Child Health 2014 ABSTRACT Erma Retnaningtyas Association between Perception of Pregnant Woman regarding a Role of Midwife in Preventing Anaemia and the Obedience of Number and Ways to Drink Iron Tablets in Kediri City in 2014 xiv + 144 pages + 45 tables + 12 enclosures Coverage of Iron tablets (Fe1 and Fe3) distribution had exceeded the target. However, anaemia cases during pregnancy which caused Maternal and Infant Mortality Rate were high in Kediri City. The aim of this study was to analyse association between perception of pregnant woman regarding a role of midwife in preventing anaemia and the obedience of iron tablets consumption encompassed number of drinking Fe and the obedience of ways to drink iron tablets in Kediri City in 2014. This was analytical research with prospective-longitudinal approach. Data collection used structured questionnaires interviewed to 59 pregnant women. Measurement of the obedience of number of drinking Fe used a monitoring card when visiting their houses. Furthermore, test of hypotheses used Chi-Square test and Binary Logistic Regression test. The result of this research showed that most of the research participants had lack of obedience (54.3%). In addition, most of them had age ranging from 18 to 40 years old (77%), graduated from DIII Midwifery (100%), and had working period more than five years (66%). Furthermore, most of the respondents had good knowledge about postpartum family planning (82.9%), low motivation (51.4%), positive attitude (62.9%), lack of supervision by coordinator midwives (54.3%), lack of skill in providing postpartum family planning (60%), and complete means (65.7%). The variables of motivation (p=0.0001), supervision (p=0.005), and skill (p=0.021) had significant relationship with the obedience of village midwives in providing counselling of postpartum family planning. On the other hand, the variables of knowledge (p=1.000), attitude (p=0.491), and means (p=0.812) were not significant. Furthermore, the factors of motivation (Exp(B)=8.534), supervision (Exp(B)=5.587), and skill (Exp(B)=3.382) jointly significantly influenced the obedience of village midwives. As suggestions, District Health Office and health centers need to improve motivation, supervision, and skills of village midwives in providing counselling of postpartum family planning among mothers after childbirth. Key Words : Factors Influencing Village Midwife, Counselling of Postpartum Family Planning Bibliography : 63 (1997-2013
    • …
    corecore