7 research outputs found

    DAYA DUKUNG WILAYAH PESISIR BERDASARKAN KEMAMPUAN LAHAN DI KECAMATAN KOTO XI TARUSAN, KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATERA BARAT

    Get PDF
    ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di daerah Kecamatan Koto XI Tarusan dengan tujuan; mengetahui tipologi pantai, memetakan kelas kemampuan lahan daerah penelitian dan mengetahui daya dukung lahan berdasarkan kemampuan lahan daerah penelitian. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan satuan bentuklahan sebagai satuan pemetaan. Peta satuan bentuklahan diperoleh dari overlay peta satuan litologi dan peta lereng, sedangkan untuk menentukan batas yang sesungguhnya di lapangan di peta tersebut dioverlaykan dengan citra satelit yang diterbitkan oleh Bing Map. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  daerah penelitian memiliki tipologi pantai berupa pantai bergisik (sand beach), pantai berlumpur (mud beach), pantai cliff, dan rataan terumbu karang (coral reef). Perbedaan tipologi pantai disebabkan karena proses pembentukan yang berbeda dan perbedaan resisten batuan. Kelas kemampuan lahan antara I, III,V, dan VI. Kelas kemampuan lahan I dan III masih dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian, sedangkan kelas kemampuan lahan V dan VI merupakan lahan yang tidak potensial untuk pengembangan lahan pertanian karena banyaknya faktor pembatas lahan sepertai tekstur pasir, erosi yang tinggi, masih mendapat pengaruh pasang surut air laut. Daya dukung lahan daerah penelitian sebesar 2,20 hal ini berarti bahwa daerah penelitian masih dapat dikembangkan sebagai lahan pertanian, namun dengan keterbatasan morfologi daerahnya menyebabkan daerah penelitian ini hanya dapat dikembangkan sebagai lahan pertanian tanaman tahunan

    STUDI KARAKTERISTIK FISIK KAWASAN KONSERVASI PENYU KOTA PARIAMAN

    Get PDF
    ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisik kawasan   konservasi penyu pada habitat alami penyu di Pulau Kasiak dan pada habitat buatan di Pusat Penangkaran Penyu. Penelitian berlangsung pada bulan Januari-April 2014. Hasil Penelitian yaitu: (1) Pulau Kasiak memiliki topografi yang landai disukai penyu untuk naik dan bertelur. Material sedimen yang bertekstur kasar baik untuk penetasan telur. Temperatur pasir sarang yang bernilai rata-rata 28,2ºC sudah mendekati suhu yang sesuai untuk menghasilkan jenis kelamin tukik yang seimbang. Kondisi perairan Pulau Kasiak tergolong baik sebagai habitat penyu. (2) Pusat Penangkaran Penyu memiliki karakteristik yang hampir mendekati habitat alami penyu. Temperatur pasir pada media inkubasi tidak semuanya sesuai dengan temperatur di habitat alami penyu dan temperatur yang baik untuk penetasan penyu. Media yang baik untuk inkubasi telur adalah drum plastik dan stereofoam dengan temperatur rata-rata 28,8°C dan 29,2°C. Kondisi air yang digunakan untuk perawatan tukik dan penyu dewasa berbeda dengan Perairan di Pulau Kasiak karena memiliki salinitas yang lebih rendah

    BAHAYA ABRASI PANTAI SURANTIH KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN, SUMATERA BARAT

    Get PDF
    Abstrak Penelitian bahaya abrasi Pantai Surantih dilakukan di Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan dengan tujuan mengetahui tipologi pantai daerah penelitian dan menganalisis bahaya abrasi pantai daerah penelitian. Metode yang digunakan adalah metode survei dan metode pengharkatan pada setiap veriabel yang mempengaruhi bahaya abrasi pantai. Metode survei dilakukan untuk pengamatan langsung di lapangan serta melakukan pengukuran terhadap karakteristik karakteristik gelombang dan pengambilan sampel untuk dianalisis di laboratoium. Hasil analisis data lapangan dan data laboratorium ditabulasikan untuk menentukan tingkat bahaya abrasi. Hasil tabulasi data lapangan dan data laboratorium ini dimasukan ke dalam perangkat lunak komputer dalam bentuk software Arc GIS 10.23, hasil keluaran berupa peta bahaya abrasi daerah penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah penelitian memiliki tipologi pantai yang seragam yaitu tipologi pantai berpasir (pantai bergisik). Tipologi pantai ini disebabkan oleh material penyusun pantainya berupa pasir kasar hingga pasir halus yang bersumber dari daratan dan sebagian kecil berasal dari lautan yaitu berupa rombakan karang. Sebagian besar material penyusun tipologi pantai berpasir berupa material yang merupakan hasil erosi pada bagian hulu (upper lands) yang dibawa oleh Batang Surantih ke pantai kemudian diendapan pada lingkungan pantai. Bahaya abrasi Pantai Surantih pada saat ini tergolong tinggi karena material penyusun pantainya berupa pasir yang berasal dari daratan ataupun hasil rombakan karang di laut. Pada saat penelitian dilakukan Pantai Surantih sedang mengalami akresi atau daerah pantainya sedang mengalami penambahan dan dalam kondisi equilibrium dynamic atau pantai dalam kondisi seimbang yaitu material yang terabrasi dan proses sedimentasi pada lingkungan pantai hampir sama, sehingga menyebabkan pantai tidak bertambah dan tidak berkurang (pantai dalam kondisi stabil)

    TRANSPORTASI SEDIMEN PANTAI PULAU KARAM DI KECAMATAN KOTO XI TARUSAN, KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATERA BARAT

    Get PDF
    Abstrak Penelitian transportasi sedimen pantai daerah Pulau Karam dilakukan di Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan dengan tujuan mengetahui karakteristik gelombang dan transportasi sedimen pantai pada daerah penelitian. Metode yang digunakan adalah metode survei pada setiap veriabel yang mempengaruhi transportasi sedimen pantai. Metode survei dilakukan untuk pengamatan langsung di lapangan serta melakukan pengukuran terhadap karakteristik gelombang dan pengambilan sampel sedimen untuk dianalisis di laboratoium. Hasil analisis data lapangan dan data laboratorium ditabulasikan untuk menentukan transportasi sedimen pantai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karateristik gelombang pada daerah penelitian berupa tinggi gelombang, panjang gelombang, periode gelombang, kecepatan gelombang, energi gelombang, dan tinggi hempasan gelombang.  Tinggi gelombang pada daerah penelitian berkisar antara 0,13 – 0,92 m, periode gelombang berkisar antara 5 dt– 15 dt, panjang gelombang berkisar antaa 39 m -  156 m, kecepatan gelombang berkisar antara 7,80 m/dt – 23,40 m/dt, energi gelombang antara 0,038 kg/s2 – 1,6 kg/s2, dan tinggi hempasan gelombang ke pantai antara 0,03 m – 1, 86 m. Transportasi sedimen pantai pada daerah penelitian menunjukkan penyebaran yang tidak merata, umumnya sedimen pantai yang memiliki ukuran lebih besar akan diendapkan dekat muara sungai dan material sedimenyang berukuran halus akan diendapkan lebih jauh dari muara sungai. Material sedimen pantai pada daerah penelitan mulai dai pasir halus, pasir kasar dan kerikil. Transportasi sedimen pantai daerah penelitian dapat dilihat dari nilai d50 sedimen pantai yaitu0,222 mm – 0,753 mm, dan transportasi sedimen pantai berkisar 0,1 m3/hr – 603,98 m3/hr. Transportasi sedimen pantai dipengaruhi oleh arus sejajar pantai (longshore current) aitu 0,02 m/dt – 6,79 m/dt

    Geografi budaya dalam wilayah pembangunan daerah Sumatera Barat

    Get PDF
    Sebagaimana diketahui, lingkungan alami mencakup tanah, iklim, sungai, dataran, pegunungan, flora, fauna, geologi, dan hidrologi dengan seluk beluknya. Selanjutnya, aspek sosial budaya antara lain mencakup agama/kepercayaan, teknologi, material, ekonomi, organisasi sosial, dan bahasa. lnformasi tentang unsur-unsur tersebut tidak dihimpun seluruhnya, tetapi terbatas pada unsur-unsur agama/kepercayaan, teknologi, ekonomi, peternakan, perikanan, pertam bangan, perindustrian, dan perdagangan. Daerah penelitian untuk menghimpun informasi tersebut di atas adalah setiap wilayah pembangunan yang ada di Propinsi Sumatera Barat, melalui wilayah sampelnya masing-masing

    prediksi, abrasi PREDIKSI KERUGIAN BENCANA ALAM ABRASI PANTAI SASAK KABUPATEN PASAMAN BARAT SUMATERA BARAT

    No full text
    Penelitian prediksi kerugian bencana alam abrasi Pantai Sasak ini bertujuan untuk memprediksikan kerugian korban jiwa dan kerugian ekonomi yang disebabkan oleh bencana alam abrasi pantai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan pendekatan kualitatif. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode overlay peta untuk menentukan bahaya abrasi pantai dan survey lapangan untuk mengetahui jumlah bangunan dan infrastruktur yang terdapat pada daerah penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prediksi kerugian jiwa akibat bencana alam abrasi pantai Sasak adalah berkisar 144 jiwa yang terdiri atas 36 kepala keluarga. Kerugian ekonomi akibat bencana alam abrasi pantai Sasak dapat dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu bangunan tidak permanen sebanyak 36 unit dengan kerugian berkisar Rp. 180.000.000, musholla 1 unit dengan kerugian ditaksir sekitar Rp. 15.000.000, dan 1 uni Sekolah Dasar dengan kerugian ditaksir sekitar Rp. 2.500.000.000. total kerugian akibat bencana alam abrasi pantai pada daerah penelitian ditaksir sekitar Rp. 2.695.000.000Penelitian prediksi kerugian bencana alam abrasi Pantai Sasak ini bertujuan untuk memprediksikan kerugian korban jiwa dan kerugian ekonomi yang disebabkan oleh bencana alam abrasi pantai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan pendekatan kualitatif. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode overlay peta untuk menentukan bahaya abrasi pantai dan survey lapangan untuk mengetahui jumlah bangunan dan infrastruktur yang terdapat pada daerah penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prediksi kerugian jiwa akibat bencana alam abrasi pantai Sasak adalah berkisar 144 jiwa yang terdiri atas 36 kepala keluarga. Kerugian ekonomi akibat bencana alam abrasi pantai Sasak dapat dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu bangunan tidak permanen sebanyak 36 unit dengan kerugian berkisar Rp. 180.000.000, musholla 1 unit dengan kerugian ditaksir sekitar Rp. 15.000.000, dan 1 uni Sekolah Dasar dengan kerugian ditaksir sekitar Rp. 2.500.000.000. total kerugian akibat bencana alam abrasi pantai pada daerah penelitian ditaksir sekitar Rp. 2.695.000.00

    Evaluasi medan untuk permukiman di Kotamadya Padang Propinsi Sumatera Barat

    No full text
    corecore