3 research outputs found

    Kriteria Kebutuhan Hard dan Soft Skill pada Perusahaan Jasa di Makassar

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sumber daya manusia yang menjadikebutuhan bank dan non bank dalam merekrut karyawan. Penelitian dilakukan dengan caramengedarkan kuisioner pada Perusahaan jasa (bank dan non bank) sebanyak 15 Perusahaan jasayang terdiri dari 10 bank baik konvensional maupun syariah dan 5 Perusahaan non bank. Hasilkuisioner kemudian diolah dengan alat analisis Cochran Q test, untuk mengetahui kesamaanpendapat diantara responden. Hasil analisis menunjukkan bahwa untuk komponen hard skill, ratarataperusahaan menginginkan semua strata pendidikan mulai dari D3 hingga S2, jugamemperhatikan keterampilan yang dimiliki terutama bahasa asing dan komputer, kemampuanberkomunikasi lisan dan tulisan, serta pengalaman kerja. Untuk kebutuhan soft skill berupa:karakter fisik juga diutamakan, yaitu tinggi badan antara 156-160 untuk wanita dan 170 untuk pria,wajah yang menarik dan penampilan yang menarik. Sehat fisik dan mental, serta kemampuanbertanggungjawab dan memiliki jiwa kepemimpinan juga menjadi keinginan Perusahaan dalammenerima karyawa

    Pelatihan Pemasaran Relasional Berbasis Teknologi Informasi Android pada Pedagang Kue Jajanan Tradisional di Kecamatan Tamalanrea, Makassar

    Full text link
    Wilayah kelurahan Tamamlanrea Jaya, Makassar, merupakan wilayah dengan penduduk terbanyak bekerja sebagai dosen, pegawai negeri sipil, pegawai swasta, dan wirasusahan. Kondisi ini membuat banyak usaha kecil bermunculan di sekitar Perumahan, salah satunya adalah usaha penjualan kue-kue tradisional. Namun dalam perkembangannya usaha ini hanya berjalan seadanya, bahkan banyak yang bangkrut terutama di masa pandemi Covid 19, diakibatkan konsumen membatasi diri untuk keluar rumah. Pedagang kue tradisional tidak mampu bersaing dengan toko-toko kue yang besar dan menjual secara secara online, akibat kemampuan mereka dalam teknologi yang sangat minim. Feomena yang terlihat rata-rata pedagang kue tersebut memiliki handphone (HP) Android, namun pemanfaatannya hanya sebatas mengirim pesan dan membagi hasil swa foto melalui facebook dan whatsApp. Permasalahan tersebut, memberi sinyal bahwa pelaku usaha masih memiliki pengetahuan dan kemampuan yang rendah dalam hal pengelolan produk dan pemasaran relasional dengan memanfaatkan teknologi informasi.melalui HP. Dengan demikian, dari program PKM ini bertujuan: (1) membantu memperbaiki kehidupan masyarakat melalui literasi kemampuan mengakses pasar dan pemasaran relasional berbasis Android (2) Mengedukasi melalui pelatihan cara melakukan periklanan dan penjualan secara online melalui HP berbasis Android. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka metode pembelajaran kepada peserta dilakukan melalui ceramah, diskusi, dan pelatihan, agar peserta mampu memahami maksud dan tujuan mengenai pentingnya teknologi informasi dalam mendukung pemasaran, dan mampu mempraktekkan secara mandiri cara memasarkan lewat media HP Android. Luaran yang dihasilkan adalah pertambahnya pengetahuan dan kemampuan memanfaatkan HP Android untuk merancang iklan, menyebarkan informasi pemasaran, dan kemampuan memasarkan berbasis relasional, dan terbentuk grup pemasaran online dan dibina oleh lembaga penggiat masyarakat

    Edukasi Standardisasi Mutu Produk Bagi Pelaku UMKM pada Masa New Normal Covid 19 di Desa Paddinging, Kabupaten Takalar

    Full text link
    Pemasaran produk masih menjadi kendala bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang ada di Sulawesi Selatan, khususnya di desa Paddinging, Takalar. Kegiatan produksi pada desa ini masih dilakukan secara rumahan dan belum memiliki pengetahuan terkait kemampuan menciptakan produk yang bermutu sesuai standar nasional, sebagai salah satu cara dalam memperluas pasar secara nasional dan Internasional. Standardisasi memiliki peran penting dan strategis, serta teramat diperlukan dalam meningkatkan daya saing dan pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai cara menghasilkan produk yang bermutu dengan memperhatikan permintaan pasar secara global, yang mengharuskan adanya produk yang berstandar Nasional Indonesia (SNI). Metode kegiatan dilakukan melalui ceramah dan diskusi serta memperlihatkan contoh-contoh produk yang telah memiliki label SNI.  Hasil dari edukasi yang dilakukan memperlihatkan bahwa berdasarkan hasil diskusi dan tanya jawab saat kegiatan dapat disimpulkan yakni pelaku UMKM di desa Paddinging, Kabupaten Takalar mulai memahami keuntungan bagi pengusaha jika menciptakan produk yang sesuai standar mutu, peserta sudah memahami proses dalam memproduksi produk yang sesuai standar meski dalam tahap yang masih sederhana yang dimulai dari proses pencatatan mengenai apa yang akan dilakukan, serta melakukan apa yang telah dituliskan. Peningkatan pengetahuan peserta terlihat dari kemampuannya ketika diminta mengulang kembali apa yang telah diajarkan. Agar edukasi ini dapat berlanjut ke banyak orang, maka pengabdi mengharapkan pemerintah setempat dapat memberikan pendampingan lanjutan, agar mamahami proses  mendapatkan sertifikat SNI
    corecore