4 research outputs found

    Kontribusi Ibu Rumah Tangga Sebagai Pemulung Sampah Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga ( Di Tpa Kelurahan Sumompo Kecamatan Tuminting)

    Full text link
    Metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Dengan memanfaatkan informan sebagai sumber data penelitian. Lokasi penelitian ini adalah tempat pembuangan akhir Kelurahan Sumompo Kecamatan Tuminting Kota Manado. Hasil Penelitian adalah: (1) Latar belakang kehidupan sosial pemulung di kelurahan sumompo lingkungan III adalah yang paling banyak menjadi pemulung adalah kaum perempuan atau para ibu-ibu rumah tangga yang kodisi ekonominya dalam keluarganya lemah sehingga membuat mereka menjadi seorang pemulung. Pekerjaan sebagai pemulung bukan menjadi pilihan utama bagi mereka, dan hampir setiap hari waktu mereka hanya dihabiskan ditempat pembuangan sampah. (2)Faktor yang menyebabkan mereka ibu rumah tangga berprofesi sebagai pemulung di TPA dikelurahan sumompo yaitu karena faktor ekonomi yang pada umunya karena pekerjaan suami mereka yang tidak tetap dan pendapatan suami tidak dapat mencukupi kebutuhan dalam keluarga karena sebagian besar dari mereka suaminya hanya bekerja sebaga buruh sampah, sehingga tingkat ekonomi mereka lemah dan menyebakan mereka bekerja sehingga mereka mampu untuk memenuhi kebutuhan dan kehidupan mereka dan salah satu pekerjaan yang dapat mereka lakukan adalah menjadi pemulung, hal ini juga didukung oleh adanya TPA yang dekat dengan tempat tinggal mereka. Faktor keterbatasan sumber daya manusia (SDM) yang sangat diperlukan karena salah satu yang dihadapi oleh masyrakat pemulung adalah SDM yang rendah karena tingkat pendidikan mereka pada umumnya hanya sampai sekolah dasar sehingga para ibu-ibu rumah tangga terpaksa menjadi seorang pemulung agar dapat memberi kontribusi didalam keluarga mereka dengan bekerja menjadi pemulung sampah agar dapat membantu meningkatkan ekonomi dalam keluarga mereka

    Kehidupan Waria Di Kota Manado

    Full text link
    Waria dalam menjalani kehidupannya di Kota besar sering kali mendapat penolakan dari masyarakat, hal itu dikarenakan belum terbukanya masyarakat terhadap hal-hal yang dipandang tidak normal. Masyarakat Indonesia yang cenderung memiliki pikiran yang masih tradisional membuat kaum waria semakin terpojokan. Karena itu, penelitian inipun dilakukan untuk memahami serta mengkaji bagaimana waria dalam menjalani kehidupan mereka di Kota Manado. Penelitian ini menggunakan metode peneltian kualitatif dengan melibatkan 10 (sepuluh) informan waria. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa kaum waria di Manado dalam menjalani kehidupan mereka tidak jarang mengalami penolakan dari masyarakat. Belum semua masyarakat yang ada di Manado boleh menerima waria disekitar mereka, ada masyarakat yang bisa menerima mereka namun tak sedikit pun yang menolak mereka. Hal itu dikarenakan stigma yang muncul dalam masyarakat dimana kalau kaum waria yaitu mereka yang bekerja sebagai seks komersial, padahal tidak semua waria bekerja seperti itu. Kurang mengertinya masyarakat tentang alasan atau latar belakang seorang laki-laki menjadi waria atau kenapa mereka memilih menjadi waria meruapakan salah satu penyebab mereka mendapat penolakan. Penolakan yang dialami kaum waria bukan hanya dari masyarakat saja, tetapi justru penolakan datang pertama kali dari keluarga, khususnya orangtua. Tidak ada orangtua yang menginginkan anggota keluarganya berperilaku yang tidak normal, untuk itulah waria mendapat tolakan keras dari keluarga. Padahal faktor keluarga jugalah yang menyebabkan perilaku mereka terbentuk, dimana perlakuan orangtua terhadap anak ketika mereka kecil dengan memperlakukan mereka (anak laki-laki) seperti perempuan. Sulitnya mencari pekerjaan di Kota Manado menjadi salah satu faktor seorang laki-laki mengubah atau memilih menjadi waria dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. para waria ingin menjalani kehidupan layaknya masyarakat normal pada umumnya, mereka hanya ingin berharga dimata masyarakat dan keluarga serta diterimanya mereka diantara masyarakat, agar supaya mereka dapat berinteraksi dengan baik bersama masyarakat

    Peranan Pendidikan Dalam Meningkatkan Kehidupan Ekonomi Keluarga Didesa Buhias Mantehage

    Full text link
    Pendidikan adalah merupakan salah satu tonggak keberhasilan suatu banga, diamana pendidikan merupkan kunci seseorang agar bisa mendapatakan pengetahuan yang terarah. Sejarah mencatat bahwa perkembangan suatau masyarakat, keluarga dan negara lebih banyak ditentukan dengan meningkatnya pendidikan.Antara pendidikan dan perkembangan masyarakat di dalamnya keluarga tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Kemajuan suatu masyarakat di dalamnya keluarga dan juga suatu bangsa sangat ditentukan peningkatan sektor pendidikan dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang harus sesuai dengan perkembagan zaman.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu sesuai dengan pendapat Milles dan Hubertman dalam Sugiyono (2009) bahwa penelitiann kualitatif ditekankan pada pemberian gambaran secara objektif yang sebenarnya, berkaitan dengan objek penelitian dan berdasarkan pada data yang muncul berwujud kata-kata dan bukan angka-angka.Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sengat pokok bagi masyarakat apalagi keluarga, yang harus di lakukan bukan hanya di menjadi wacana belaka bagi setiap makhluk sosial, karena pendidikan akan membawa suatu keluarga menjadi diterpandang dalam suatu masyarakat, menjadi berbeda dengan masyarakat yang lain. Dimana pendidikan sangatlah mempunyai peran besar dan penting dalam meningkatkan kehidupan ekonomi keluarga

    Peran Pengasuh Dalam Meningkatkan Kemandirian Anak Disabilitas Netra Di Panti Sosial Bartemeus Manado

    Full text link
    Penyandang disabilitas ialah mereka yang memiliki kekurangan dalam segi fisik, keterbatasan saat beraktivitas merupakan masalah bagi mereka apabila harus melakukan aktivitas secara peribadi, dalam hal kemandirian penyandang disabilitas ini membutukan perhatian penuh, sesuai dengan sendi-sendi kehidupan bangsa Indonesia yang berjiwa gotong royong sehingga mengundang para pekerja sosial dalam suatu wadah penampungan yang disebut Panti. Para jiwa-jiwa sosial itu biasa kita sebut pengasuh yang dimana mereka bertugas untuk mengajarkan kemandirian terhadap para penyandang disabilitas, di dalam wadah penampungan ini. Peran pengasuh sangatlah membantu ketika para orang tua tidak lagi menghiraukan/ memperhatikan lagi kehidupan bahagia anak-anaknya nanti, atau menelantarkannya, ataupun keterbatasan pengetahuan orang tua yang tidak tahu harus melakukan apa terhadap anak mereka. Di sinilah peran dari setiap panti cacat dengan kategori masing-masing kecacatan yang ditangani, menyadari akan banyak golongan penyandang disabilitas maka penulis hanya fokus pada anak disabilitas netra yang biasa di sebut Tunanetra.Upaya-upaya yang dilakukan dalam bentuk pendidikan kepada anak-anak panti untuk memberikan mereka kemandirian dalam segi formal. Selain dari pada pendidikan yang diberikan pada setiap anak asuh baik secara formal maupun secara nonformal yang telah didapat setiap anak.Anak disabilitas juga menjadi tugas dan tangung jawab kita semua baik masyarakat maupun pemerintah. Demikian pula pendidikan yang dilakukan panti sosial cacat netra Bartemeus Manado mengasuh dan mendidik anak-anak yang memiliki keterbatasan pada penglihatan yang sekarang kita kenal sebagai anak Disabilitas Netra, panti asuhan ini memberikan pembinaan pengasuhan untuk meningkatkan kemandirian pada anak asuhnya berupa pelatihan kemandirian kehidupan sehari-hari seperti yang sering diajarkan orang tua kepada anaknya mulai dari merapikan tempat tidur, mencuci pakain sendiri, menyapu dan mengepel dan sebagainya yang tak bisa disebutkan satu-persatu, demikian pula yang di terapkan di panti Bartemeus Manado tetapi tidak seperti yang dilakukan oleh orang tua pada anak-anaknya yang memiliki keterbatasan seperti anak-anak yang berada di Panti Sosial Cacat Netra Bartemeus, panti ini mengasuh anak-anak yang butuh bimbingan khusus yang tidak perlu dilakukan pada anak normal umumnya, Disabilitas Netra memiliki keterbatasan beraktivitas oleh karena kurangnya indra penglihatan. Pengasuhan yang di berikan kepada anak Disabilitas Cacat Netra dengan tujuan memandirikan untuk dijadikan modal hidup selayaknya anak normal yang bisa melakukan aktifitasnya sendiri, Panti Bartemeus Manado adalah lembaga yang didirikan sebagai tempat penampungan anak disabilitas cacat netra, panti sebagai tempat penampungan dan pengasuhan anak disabilitas cacat netra merupakan infestasi berharga yang akan menentukan nasib dan masa depan para anak disabilitas netra
    corecore