11 research outputs found

    Hubungan Faktor – Faktor Risiko Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut Pada Balita Di Desa Banda Baru Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2020

    Get PDF
    Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang paling banyak diderita oleh anak – anak, baik di negara maju mapun negara berkembang. WHO (World Health Organization) pada tahun 2007 juga mengatakan, bahwa sekitar 13 juta balita di seluruh dunia meninggal setiap tahunnya dan sebagian besar kematian tersebut terdapat di Negara berkembang seperti di Asia dan Afrika. ISPA disebabkan oleh berbagai jenis virus dan bakteri. Bakteri penyebabnya yaitu dari genus Streptokokus, Stafilokokus, Pnemokokus, Hemofilus, Bordetella, dan Korinebakterium. Virus penyebabnya yaitu golongan Mikrovirus, Adenovirus, Koronavirus, Pikonaviru dan Mikoplasma, Herpesvirus. ISPA juga dapat ditularkan lewat air liur, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman berupa bakteri dan virus yang terhirup ke dalam saluran pernapasan serta polusi udara seperti PM10, CO, dan sebagainya. Tujuan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan faktor-faktor risiko dengan kejadian ISPA pada balita di Desa Banda Baru, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2020. Metode. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling diman semua populasi menjadi sampel dengan syarat memenuhi kriteria inklusi. Hasil. Hasil yang didapatkan dengan persentase yang besar yakni faktor jenis lantai yang masih menggunakan semi permanen didapatkan sebanyak (81,4%) dan yang menderita ISPA sebanyak (53,5%). Presentase lainnya yatu dari variabel bahan bakar memasak dimana responden yang masih menggunakan kayu untuk memasak sebanyak (46.5%) serta yang menderita ISPA sebanyak (34,9%). Kesimpulan. Warga Desa Banda Baru diharapkan dapat meminimalkan faktor yang mempengaruhi ISPA

    FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN MELAKSANAKAN ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAIHAONG AMBON 2018

    Get PDF
    This study aims to know what factors that related to compliance with implementing the ANC in Puskesmas Waihaong Ambon 2018. This research is an analytic cross sectional with sample of 80 respondents use a technique stratified random sampling with the approach consecutive sampling. The analysis used is Chi-Square test, with the variables studied are age, parity, education, knowledge, attitudes, support of her husband, family economy and distance of antenatal service. The results showed the percentage of respondents who dutifully implement the ANC amounted to 66.25%. There was correlation between age (p=0.04), education (p=0.001), knowledge (p<0.001), attitude (p <0.001), the husband support (p<0.001) and family economy (p=0.006) with compliance implement ANC, whereas there was no correlation between the parity (p=0.193) and the distance of antenatal service (p=0.456) with compliance to implement the ANC.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan melaksanakan ANC di wilayah kerja Puskesmas Waihaong Ambon 2018. Jenis penelitian ini adalah analitik cross sectional dengan sampel sebanyak 80 responden menggunakan teknik stratified random sampling dengan pendekatan consecutive sampling. Analisis yang digunakan adalah uji Chi-Square, dengan variabel yang diteliti adalah usia, paritas, pendidikan, pengetahuan, sikap, dukungan suami, ekonomi keluarga dan jarak tempat tinggal dengan tempat pelayanan antenatal. Hasil penelitian menunjukkan presentase responden yang patuh melaksanakan ANC sebesar 66,25%. Terdapat hubungan antara usia (p=0,04), pendidikan (p=0,001), pengetahuan (p<0,001), sikap (p<0,001), dukungan suami (p<0,001) dan ekonomi keluarga (p=0,006) dengan kepatuhan melaksanakan ANC, sedangkan tidak terdapat hubungan antara paritas (p=0,193) dan jarak tempat tinggal (p=0,456) dengan kepatuhan melaksanakan ANC

    Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kematian Neonatal di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon Periode Januari 2017-April 2019

    Get PDF
    Kematian neonatal adalah kematian yang terjadi selama 28 hari pertama kehidupan setelah bayi dilahirkan. Kondisi bayi diluar kandungan sangat bergantung pada keadaan bayi sebelum dilahirkan. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kematian neonatal seperti faktor ibu maupun faktor bayi itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian kematian neonatal di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon periode Januari 2017- April 2019. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan case control.Sampel yang terkumpul berjumlah 348 orang dengan menggunakan tekniktotal samplingpada kelompok kasus dan simple random sampling pada kelompok kontrol. Pengambilan data menggunakan rekam medis. Analisis yang digunakan adalah uji Chi-Square, dengan variabel yang diteliti yaitu usia ibu, paritas, komplikasi kehamilan, jarak ke RSUD dr. M Haulussy, asfikisia dan bayi berat lahir rendah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kematian neonatal berhubungan dengan usia ibu (p=0,001), paritas (p=0,006), komplikasi kehamilan (p=0,000), jarak ke RSUD dr. M Haulussy (p=0,037), asfiksia (p=0,000) dan bayi berat lahir rendah (p=0,000).Neonatal mortality occursduring the first 28 days of life after the baby was born. The condition of the baby outside the womb is very dependent on the state of the baby before birth. There are factorsthat influence neonatal mortality such as maternal and infant factors. This study aims to determine the factor associated with the incidence of neonatal mortality in Dr. M. Haulussy Ambon from January 2017-April 2019. This research is an observational analytic study with case control approach. Thereare 348 samples collectedusing total sampling techniques on the case group and simple random sampling on the control group. All data is taken from medical records. Chi-Square test is used to analyze the variables,which are maternal age, parity, pregnancy complications, distance to RSUD Dr. M. Haulussy,asphyxia and low birth weight. The results of this study indicate that neonatal mortality is related to maternal age (p = 0.001), parity (p = 0.006), pregnancy complications (p = 0,000),distance to RSUD Dr. M. Haulussy (p = 0.037), asphyxia (p = 0,000) and low birth weight (p = 0,000)

    HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN POLA PENYAKIT PADA NELAYAN TRADISIONAL DI DESA LATUHALAT KECAMATAN NUSANIWE KOTA AMBON TAHUN 2023

    Get PDF
    Indonesia merupakan salah satu negara maritim yang Sebagian besar luas wilayahnya adalah perairan. Dengan demikian Sebagian besar masyarakat yang tinggal di pesisir pantai bekerja sebagai nelayan. Pekerjaan sebagai nelayan memiliki berbagai macam risiko mulai dari kecelakan akibat kerja hingga terpapar suatu penyakit akibat bekerja. penggunaan alat pelindung diri (APD) masih kurang digunakan oleh nelayan saat bekerja yang menjadi salah satu faktor utama sehingga terjadinya kecelakaan maupun terpapar suatu penyakit. Pola penyakit yang dihadapi oleh nelayan tradisional mulai dari gangguan mata, gangguan pendengaran hingga gangguan kulit, gigitan hewan atau biota yang ada di laut, lamanya bekerja di lautan dang kurangnya kesadaran penggunaan alat pelindung diri (APD) saat bekerja. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui distribusi frekuensi penggunaan alat pelindung diri dan hubungan penggunaan alat pelindung diri dengan pola penyakit pada nelayan tradisional di Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon tahun 2023, dengan desain penelitian cross sectional dan metode analitik observasional. Penelitian ini dilakukan pada nelayan tradisional di pesisir Pulau Ambon Kecamatan Nusaniwe, pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling dengan total sampel 90 responden. Data diambil menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner yang terdiri dari 14 pertanyaan. Hasil yang didapatkan menunjukan persentase pada nelayan tradisional kota Ambon Kecamatan Nusaniwe pola penyakit yang sering menyerang nelayan adalah dermatitis kontak dan vulnus/luka (85,6%) Persentase lainnya yaitu  dari variabel penggunaan alat pelindung diri (APD), nelayan sering memakai APD kepala berupa topi (64,4%), diikuti oleh kacamata (46,7%). Ada hubungan antara penggunaan alat pelindung diri dengan pola penyakit pada nelayan tradisional. Disarankan nelayan harus patuh menggunakan alat pelindung diri guna unutk mencegah dari paparan penyakit,kecacatan hingga kematian

    TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA DI SMK NEGERI 3 AMBON TAHUN 2019

    Get PDF
    Merokok adalah suatu kegiatan menghisap gulungan tembakau yang berbalut daun nipah atau kertas yang dibakar kemudian asapnya dimasukan ke dalam tubuh dan menghembuskannya kembali keluar. Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menemukan orang-orang yang merokok di tempat-tempat umum bahkan di sekitar lingkungan rumah kita sendiri. Penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku merokok pada  remaja di SMK Negeri 3 Ambon. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan Cross sectional yang dilakukan pada SMK Negeri 3 Ambon, dengan jumlah sampel dalam penelitian sebanyak 160 pelajar yang diperoleh dengan teknik Stratified random sampling. Data diolah dengan menggunakan SPSS versi 24.0. Tingkat pengetahuan,sikap dan perilaku responden diketahui dengan melakukan pengukuran menggunakan kuesioner. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat. Hasil penelitian menunjukan sebanyak 145 pelajar dengan tingkat pengetahuan baik (90,6%), sebanyak 172 pelajar sudah memiliki sikap yang baik (79,4%). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelajar SMK Negeri 3 Ambon memiliki pengetahuan baik, sikap baik, dan perilaku baik terhadap merokok. Jadi untuk SMK Negeri 3 Ambon memberdayakan guru-guru mata pelajaran maupun bekerja sama dengan pihak pelayanan kesehatan dan instansi terkait, dalam hal mencakup penyuluhan merokok, mengingat tidak semua pelajar memiliki pengetahuan merokok yang baik

    PENANGANAN AWAL DARI SENGATAN HEWAN LAUT DI MALUKU TENGAH

    Get PDF
    Abstrak: Sengatan hewan laut merupakan proses racun disuntikkan melalui gigitan, tusukan atau sengatan. Sengatan dapat terjadi karena kontak langsung dengan hewan seperti tentakel ubur-ubur, atau dapat pula berupa hewan yang dapat mengeluarkan racun. Seiring dengan peningkatan minat masyarakat terhadap aktivitas air, baik pada bidang komersial maupun bidang rekreasional seperti permainan water sport, snorkeling dan diving, timbulah beberapa masalah medis baru. Oleh karena itu dibutuhkan upaya penanganan awal yang dapat meringankan dampak dari sengatan hewan laut tersebut. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa tentang cara penanganan awal sengatan hewan laut yang berbahaya. Peserta kegiatan terdiri dari anak sekolah menengah pertama sederajat dari MTsN Maluku Tengah berjumlah 52 peserta. Tahapan pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah persiapan dengan melakukan koordinasi dengan MTsN, pelaksanaan penyuluhan dengan memberikan materi dan demonstrasi pembuatan larutan penanganan awal sengatan hewan laut yang didampingi tim pengabdi dan mahasiswa. Hasil evaluasi menggunakan prepost test yang menunjukkan peningkatan pengetahuan. Pretest menunjukkan bahwa hanya 10%-20% peserta yang mengetahui penanganan awal sengatan hewan laut. Postest menunjukkan terjadi peningkatan sebanyak 80% peserta telah mengetahui tentang penanganan awal sengatan hewan laut berbahaya setelah diberikan materi. Abstract: Sea animal sting is a process where poison is injected through a bite, puncture or sting. Stings can occur due to direct contact with animals such as jellyfish tentacles, or it can also be animals that can secrete poison. Along with the increasing public interest in water activities, both in the commercial and recreational fields such as playing water sports, snorkeling and diving, several new medical problems have arisen. Therefore, initial handling efforts are needed that can mitigate the impact of these marine animal stings. The purpose of this community service activity is to increase students' knowledge and skills on how to handle dangerous sea animal stings early. The participants in the activity consisted of 52 junior high school students from MTsN Maluku Tengah, totaling 52 participants. The stages of implementing this community service activity are preparation by coordinating with the MTsN, carrying out counseling by providing materials and demonstrations on making a solution for initial handling of sea animal stings accompanied by a team of volunteers and students. The results of the evaluation used the prepost test which showed an increase in knowledge. The pretest shows that only 10%-20% of participants know the initial handling of marine animal stings. Posttest showed that there was an increase of 80% of participants who knew about the initial handling of dangerous marine animal stings. 

    Prevalensi Dan Karakteristik Penderita Hipertensi Pada Penduduk Desa Banda Baru Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2020

    Get PDF
    Pendahuluan. Hipertensi mencapai sekitar 1,13 miliar kasus di dunia. Karena jarang menimbulkan gejala, kondisi hipertensi umumnya sering tidak disadari, sehingga morbiditas lain yang dapat ditimbulkan adalah gagal jantung kongesti, hipertrofi ventrikel kiri, stroke, gagal ginjal stadium akhir, atau bahkan kematian. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi hipertensi di Desa Banda Baru, Kabupaten Maluku Tengah pada tahun 2020. Metode. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan dengan wawancara, kuesioner dan pengukuran variabel penelitian. Hasil. Dari 168 responden, jumlah kasus hipertensi sebanyak 52 responden (30,9%) dan sebanyak 116 responden (69,1%) tidak mengalami hipertensi. Kelompok usia 36-45 yang terbanyak mengalami hipertensi sejumlah 17 kasus (38,6%), tetapi kasus hipertensi terbesar berdasarkan persentase, yaitu pada kelompok usia 56-65 sebesar 63,2%. Responden dengan hipertensi paling banyak diderita oleh perempuan sejumlah 36 kasus (36,4%). Prevalensi hipertensi berdasarkan riwayat keluarga sejumlah 28 kasus (37,8%). Prevalensi hipertensi berdasarkan perilaku konsumsi alkohol sejumlah 4 kasus (12,5%). Prevalensi hipertensi berdasarkan perilaku merokok sejumlah 14 kasus (24,1%). Prevalensi hipertensi berdasarkan status gizi dengan IMT ≥25 sejumlah 29 kasus (53,7%). Kesimpulan. Kasus hipertensi banyak ditemukan pada usia lanjut, perempuan, responden dengan riwayat hipertensi dalam keluarga, dan obesitas

    HUBUNGAN DIABETES MELITUS TIPE II DENGAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN STROKE DI POLIKLINIK SARAF RSUD Dr. M. HAULUSSY AMBON TAHUN 2016

    Get PDF
    Pendahuluan: Di Maluku khususnya di RSUD dr. M. Haulussy stroke menempati urutan pertama penyakit rawat jalan dan rawat inap pada tahun 2015. Diabetes melitus merupakan salah satu faktor risiko stroke, namun diabetes melitus bukan faktor risiko tunggal untuk terjadinya stroke. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara diabetes melitus tipe II dengan kejadian stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr.M. Haulussy Ambon Tahun 2016. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik cross sectional. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa rekam medik pasien stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr. M. Haulussy Ambon Tahun 2016 dari 130 sampel dengan menggunakan teknik consecutive sampling (non-probability sampling). Analisis dilakukan dengan menggunakan uji Chi-square. Hasil: Hasil penelitian didapatkan stroke hemoragik sebanyak 15 orang (11,54%) sedangkan pasien stroke non hemoragik sebanyak 115 orang (88,46%), pada pasien stroke hemoragik dengan diabetes melitus tipe II sebanyak 0 orang (0%) sedangkan  pasien stroke non hemoragik dengan Diabetes melitus Tipe II sebanyak 46 orang (100%). Kesimpulan: Pada uji Chi-square, didapatkan nilai signifikan atau nilai probabilitas = 0.002 (p < α = 0.05) dengan nilai = 9.826, hasil analisis ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara diabetes melitus tipe II dengan kejadian stroke.  Kata Kunci : Diabetes Melitus Tipe II, Stroke.&nbsp

    Gambaran Abnormalitas Elektrokardiogram Pada Pasien Gagal Jantung Dewasa di RSUD DR. M. HAULUSSY Kota Ambon Tahun 2019-2021

    Get PDF
    Abstrak Gagal jantung merupakan salah satu spektrum kardiovaskular dan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Elektrokardiogram (EKG) merupakan pemeriksaan penunjang dalam mendiagnosis gagal jantung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran abnormalitas EKG pada pasien gagal jantung dewasa di RSUD DR. M. Haulussy Kota Ambon tahun 2019-2021. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional dan 126 sampel dipilih dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan gambaran abnormalitas EKG terbanyak yaitu T inverted 37,3%, Q patologis 31%, prolonged QT interval 25,4%, LVH 23,8%, fibrilasi atrium 19,8%, poor R wave 13,5%, ST depresi 12,7%, AV block grade 1 10, 3%, ventricular extra systole/premature ventricular contraction 9,5%, ST elevasi 8,7%, sinus takikardia 6,3%, left atrial enlargement 5,6%, sinus bradikardia 4%, complete RBBB 4%, atrial extra systole/premature atrial contraction 3,2, complete LBBB 2,4%, incomplete LBBB 2,4%, AV block grade 2 type 1 1,6%, mikrovoltase 1,6%, RVH 0,8%, dan supraventricular tachycardy 0,8%.     Abstract Heart failure is one of the cardiovascular spectrum and a major cause of morbidity and mortality worldwide. Electrocardiogram (ECG) is a supporting examination in diagnosing heart failure. This study aims to determine the description of ECG abnormalities in adult heart failure patients in RSUD DR. M. Haulussy Ambon City in 2019-2021. This research is a descriptive study with a cross sectional design and 126 samples were selected using a simple random sampling technique. The results showed that the most ECG abnormalities were T inverted 37.3%, pathological Q 31%, prolonged QT interval 25.4%, LVH 23.8%, atrial fibrillation 19.8%, poor R wave 13.5%. , ST depression 12.7%, AV block grade 1 10.3%, ventricular extra systole/premature ventricular contraction 9.5%, ST elevation 8.7%, sinus tachycardia 6.3%, left atrial enlargement 5.6% , sinus bradycardia 4%, complete RBBB 4%, atrial extra systole/premature atrial contraction 3.2, complete LBBB 2.4%, incomplete LBBB 2.4%, AV block grade 2 type 1 1.6%, microvoltage 1, 6%, RVH 0.8%, and supraventricular tachycardy 0.8%. &nbsp

    HUBUNGAN DURASI BELAJAR DARING SELAMA PANDEMI COVID-19 DENGAN JENIS NYERI KEPALA PRIMER PADA MAHASISWA PREKLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON

    Get PDF
    Nyeri kepala merupakan penyakit yang sering dialami oleh masyarakat. Nyeri kepala disebabkan oleh banyak faktor salah satunya paparan radiasi elektromagnetik dari media elektronik. Berbagai hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan penggunaan media elektronik yang memengaruhi nyeri kepala. Pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini memaksa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menginstruksikan semua aktivitas belajar mengajar dilaksanakan melalui daring. Mahasiswa terpaksa belajar dengan menggunakan media elektronik sebagai perantara. Hal ini dapat menyebabkan mahasiswa menerima paparan elektromagetik berlebihan yang berujung nyeri kepala. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan durasi belajar daring selama pandemi COVID-19 dengan jenis nyeri kepala primer pada mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura Ambon. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang terkumpul berjumlah 137 mahasiswa dengan menggunakan total sampling dan didapati durasi belajar daring lebih dari 6 jam per hari sering mengalami nyeri kepala jenis migraine. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara durasi belajar daring selama pandemi COVID-19 dengan jenis nyeri kepala primer pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura, dengan nilai p = 0,545. Kata kunci : Nyeri Kepala, Belajar Daring, Pandemi COVID-1
    corecore