13 research outputs found

    Masih ada bintang di Halmahera : bacaan untuk remaja tingkat SMP

    Get PDF
    Buku ini berkisah tentang kondisi masyarakat di dua kampung di Maluku Utara, Halmahera Tengah, yakni Yeke dan Messa. Hubungan di antara kedua warga kampung ini kerap dipicu prasangka yang tidak jelas. Kadang-kadang rasa saling curiga di antara mereka menimbulkan keteganga

    Sengketa Lahan Akibat Usaha Pertambangan Nikel: Sebingkai Potret dari Maluku Utara

    Get PDF
    Permasalahan lahan akibat usaha pertambangan nikel di Provinsi Maluku Utara, merupakanpermasalahan yang tidak kunjung selesai. Ini disebabkan oleh hubungan erat antarapertambangan dan lahan sebagai dua hal yang tidak terpisahkan. Tuntutan ganti rugi lahanoleh masyarakat kepada perusahaan yang tidak dapat terpenuhi mengakibatkan munculnyasengketa lahan. Pihak-pihak yang terlibat dalam sengketa tersebut adalah pelaku usahapertambangan dengan masyarakat, masyarakat dengan masyarakat dan masyarakat denganpemerintah. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara.Selanjutnya, data yang diperoleh akan diinterpretasikan dan dianalisis secara deskriptifanalisitis. Hasil penelitian menunjukkan berbagai macam tanggapan responden, yangmenyebabkan terjadinya sengketa lahan dapat diidentifikasi meliputi: besaran ganti rugilahan yang tidak sesuai menduduki peringkat pertama. Permasalahan tumpang tindihkepemilikan lahan menduduki peringkat kedua. Jumlah ganti rugi tanaman yang tidak sesuaimenduduki peringkat ketiga. Adanya pihak ketiga yang memanfaatkan situasi, mendudukiperingkat keempat. Terakhir, masalah sengketa antar batas wilayah dan kurangnyakomunikasi merupakan masalah yang menduduki peringkat kelima

    MODEL HARMONISASI ORANG TIDORE UNTUK PENGUATAN MASYARAKAT MULTIKULTURAL

    Get PDF
    Artikel ini membahas tentang model harmonisasi masyarakat multikultural berbasis identitas lokal Kesultanan Tidore dalam kerangka integrasi antar etnik di Maluku Utara. Dengan latar kebangkitan identitas masyarakat Tidore dalam konteks masa kini, berbagai praktik budaya telah dikembangkan masyarakat dan kesultanan Tidore dalam menguatkan identitas mereka. Komunitas budaya berperan sebagai agen kebangkitan identitas ke-Tidore-an di Maluku Utara. Tahapan dalam merumuskan model yakni melakukan proses pengumpulan, Focus Group Discussion (FGD) bersama stakeholder (informan, komunitas adat, pemerintah dan tokoh masyarakat/agama/pemuda), dan merumuskan model. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa nilai-nilai multikultural menjadi landasan dalam setiap aktivitas individual dan kolektif orang Tidore. Hal ini berlaku dalam sistem kepemimpinan tradisional (sultan dan perangkat kesultanan) dan modern (wali kota dan struktur pemerintahan paling bawah). Nilai-nilai multikulturalisme dalam aspek politik dan organisasi masyarakat Tidore dapat dilihat dalam hal penghargaan pada perbedaan, kesederajatan, persamaan, penghargaan pada demokrasi, hak azasi, dan solidaritas. Lembaga-lembaga politik lokal (formal/modern dan informal/tradisional) menjalankan fungsi dan tugasnya di atas nilai-nilai multikulturalisme tersebut. Model harmonisasi masyarakat multikultural yang dihasilkan dari penelitian ini diharapkan memberikan dukungan untuk regulasi kebijakan sosial yang selanjutnya disampaikan kepada pemerintah dan stakeholders lainnya. Model ini menjadi dasar perubahan dan perbaikan kebijakan sosial terutama berkaitan dengan harmonisasi masyarakat multikultural. Kata Kunci: Model harmonisasi, Orang Tidore, Multikultu

    Pengelolaan Sumber Daya Laut Antarbatas Negara: Tantangan Bagi Indonesia sebagai Negara Maritim

    No full text
    This aritcle discusses about the phenomenon of globalization involving two fishermencommunities, the Tomalou fishermen in Tidore islands and the Philipines fishermen. Bothof them sail and hunt in the same seawater zone, constructed and formed as a transborderterritory between Indonesia and the Philipines. The natural resources management systemthrough decentralization should ensure the exsistence of local fishermen (Tomalou) to gainmarine (fish) resources, secured by government without interference by the Philipine fishermen.The data in this paper has been analyzed with several transborder theories. As a result, thispaper shows that the state representated by the regional government has failed to protect thelocal fishermen (Tomalou) and ensure in continued presence in achiving welfare from the searesources.Keywords: Globalization, The Tomalou Fishermen, Decentralization, Transborder studie

    PERGESERAN BAHASA PADA MASYARAKAT LOLODA DI DESA SALU KECAMATAN LOLODA KABUPATEN HALMAHERA BARAT

    No full text
     Artikel ini mengkaji tentang fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dan interaksi yang harus dimiliki oleh manusia dan pemakaian bahasa itu sendiri, masyarakat tutur atau pun lingkungannya. Bahasa dapat berubah karena adanya pergeseran menyangkut mengenai bahasa, dimana sesuai dengan sifatnya yang dinamis, dan sebagi akibat persentuhan dengan kode-kode bahasa lain. Perubahan bahasa menyangkut masalah mobilitas penutur dimana sebagai akibat dari perpindahan penutur atau para penutur itu sendiri yang menyebabkan terjadinya pergeseran itu. Sedangkan pemertahanan bahasa lebih kepada orang tua-tua. Hasil penelitian menunjukan bahwa pandangan masyarakat tentang bahasa Loloda sangat menurun dalam bahasa Loloda..Kata kunci: pergeseran bahasa, Lolod

    MODEL PENDIDIKAN MULTIKULTURAL BERBASIS BUDAYA LOKAL MELALUI PRAKTIK PENGAJARAN MATA PELAJARAN AGAMA TINGKAT SEKOLAH DASAR DI KOTA TERNATE

    No full text
    Penelitian ini bertujuan mengungkapkan model pendidikan multikultural di Kota Ternate berbasis budaya lokal. Dengan menelusuri persiapan dan praktik pengajaran di sekolah dasar umum/negeri dan swasta (agama Islam dan kristen), nilai-nilai multikultural yang mendukung tumbuhnya sikap toleransi, kebersamaan, dan harmonisasi, menuju masyarakat kosmopolitan, dapat diidentifikasi dan dipahami. Budaya lokal yang berasal dari kebudayaan dan masyarakat Ternate juga diungkapkan dan diuraikan keterkaitannya dengan pendidikan agama di sekolah dan praktiknya di dalam masyarakat pada siswa sekolah dasar. Penelitian ini dilakukan di Kota Ternate dengan menggunakan metode kualitatif. Lokasi penelitian mencakup sekolah dasar (SD) di Kota Ternate. Masing-masing sebanyak satu SD Negeri (Umum), dan masing-masing satu sekolah swasta yang menyelenggarakan pendidikan agama Islam dan agama Kristen. Informan sebanyak 16 orang meliputi kalangan guru agama/kepala sekolah, siswa, tokoh masyarakat, dan tokoh agama Islam dan Kristen. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan (observation), wawancara mendalam (indepth interview), dan studi dokumen (literature study). Secara akademik, upaya mengungkap dan menjelaskan faktor sosiobudaya dalam proses pengajaran agama di sekolah diharapkan dapat berkontribusi bagi pengembangan keilmuan bidang sosiobudaya. Secara praktis, pengungkapan dan pemahaman terhadap gejala yang diteliti ini berkontribusi bagi pengelolaan masyarakat multikultural dan pelestarian budaya berdasarkan kearifan lokal masyarakat Ternate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan pengajaran mata pelajaran agama pada SD di Kota Ternate dilakukan berdasarkan kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Dalam praktiknya, guru agama atau pihak sekolah, selain mengacu kepada kurikulum nasional, guru atau pihak sekolah juga menambahkan mata pelajaran lain dalam bentuk ekstrakurikuler. Interaksi antara guru dan siswa, baik di dalam maupun di luar ruangan kelas, berlangsung intensif. Nilai-nilai budaya lokal dari kebudayaan masyarakat Ternate tampaknya telah dipraktikkan, meski masih perlu digalakkan lagi dan secara formal diintroduksi melalui pelajaran Muatan Lokal. Kata Kunci :Islam, Toleransi, Eksklusivisme Agama, Multikultural, Kearifan Loka

    RESPONS MASYARAKAT TIDORE TERHADAP KEBERADAAN OBJEK WISATA

    No full text
    Objek Wisata Ake Sahu adalah jenis wisata alam, dan terdapat air panas yang tersedia secara alami di bibir pantai. Sejak tahun 2006 Pemerintah kota Tidore bersama masyarakat Kelurahan Tosa memulai mengembangkan potensi wisata Ake Sahu. Adapun aktivitas wisatawan seperti berenang di laut, berendam air panas, piknik keluarga, duduk bersama teman-teman sambil menikmati kopi.Selain dari itu tempat tersebut juga sering di gunakan oleh mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan wisata ilmiah. Studi yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui 1). aktivitas kepariwisatawan di Objek Wisata Ake Sahu, 2). Respons masyarakat lokal terhadap keberadaan Objek Wisata Ake Sahu. Diharapkan studi ini secara teoritis dapat memperkaya studi dalam kajian-kajian antropologi terkait dengan pariwisata. Secara praktis diharapakan dapat bermanfaat bagi peneliti-peneliti yang berkeinginan untuk melakukan studi dengan kajian serupa. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat beberapa aktivitas yang dilakukan oleh wisatawan di Objek Wisata Ake Sahu, yang diantaranya berupa Batobo pante (mandi air laut), Batobo Ake Sahu (mandi air panas), makan-makan, memotret (foto-foto), ikat tali di pohon beringin, kumpul bersama keluarga dan pasangan. Masyarakat setempat merespons kehadiran pariwisata terlihat pada partisipasi mereka dalam kerja sama dalam membersihkan lokasi wisata, menyediakan barang-barang untuk kebutuhan wisatawan yang untuk di sewakan dan untuk dijual. Kata kunci: Pariwisata, Respons, Masyarakat Lokal, Ake Sahu, Tidore

    �TORANG MANGAEL SAMPE JAOH�: STRATEGI ADAPTASI EKOLOGI NELAYAN TOMALOU, KOTA TIDORE KEPULAUAN

    No full text
    In a phenomenological perspective, Tomalou fishermen that have wrestled with fish capturing activities (mangael) for recent centuries have surely been able to understand their own environment well. However, they did not have awareness and knowledge on the function of coastal ecosystem and damage the coastal and marine environment. For a more comprehensive picture of life among Tomalou fishermen, the objectives of this study are (1) to describe the fishermen community in Tomalou related to the conditions of coastal and marine environment and its resource

    “TOKUWELA” PERMAINAN RAKYAT PADA ORANG GALELA

    No full text
    Tokuwela merupakan satu permainan orang Galela yang biasanya dimainkan  dengan jumlah pemain yang banyak dari 20 sampai 40 0rang dan berpasang-pasangan antar laki-laki dan perempuan yang saling berpegangan tangan sehingga bisa menopang seorang anak dan berjalan diatasnya, permainan tokuwela adalah permainan  yang diwariskan secara turun temurun yang mengandung nilai-nilai peradaban. Tujuan dan manfaat penelitian ini adalah 1). Untuk mengetahui eksistensi seni tradisi permainanTokuwela pada orang Galela Desa Igobula, 2). Untuk menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan Tokuwela pada orang Galela di Desa Igobula Kecamatan Galela selatan. Sedangkan manfaat dari penelitian ini yaitu secara teoritis diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pemikiran dalam dunia akademik dan menambah khazanah keilmuan kita di bidang karya tulis ilmiah dan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara sehingga lebih menekankan kepada masyarakat Desa Igobula tentang pentingnya merawat tradisi Permainan Tokuwela. Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa tradisi Permainan Tokuwela yang ada pada orang Galela khususnya di desa Igobula mengandung  makna  tentang  semangat  kebersamaan,  persaudaraan, tanpa membeda-bedakan kelompok dan golongan dalam setiap kegiatan yang dilakukan pada orang Galela. Saat ini permainan Tokuwelasudah jarang di pertunjukan oleh masyarakat Galela lebih khususnya masyarakat Desa Igobula yang merupakan tempat asal lahirnya Permainan Tokuwela ini.Eksistensi Tokuwela saat ini pada orang Galela telah hilang mereka sudah tidak menampilkan lagi pada setiap acara-acara adat seperti pelantikan kepala Desa dan penyambutan tamu. Kedua faktor yang mempengaruhi kepunahan permainan tokuwela pada orang Galela adalah kurangnya respon masyarakat untuk melestarikan permainan ini khususnya generasi muda saat ini disebabkan karena pengaruh sosial budaya yang terjadi saat ini. Kata Kunci :Permainan, Tokuwela, Orang Galel
    corecore