3,428 research outputs found

    Dampak Rehabilitasi Jaringan Irigasi Perdesaan Terhadap Adopsi Teknologi Budi Daya Padi

    Full text link
    The rehabilitation of irrigation canal on the rural area is very important to rice farmers because the use of water is becoming more eficient and rice production and farmer's income is increasing. Increasing the rice productivity would be considered as an indication of farmer's participation on the adoption of technology. The present study was aimed to evaluate the technology adoption on rice farming in relation with the irrigation canal rehabilitation. The study was carried out in Majalengka district of West Java, during 2012 using survey method. The data were collected through the interview techniques to 44 farmer respondents using structured questionnaires. The data were cross tabulated and to measure the advantage of adopting the technology, Gross R/C ratio was calculated along with the break even point/BEP. Result of the analyses showed that after rehabilitation of the rural irrigation infrastructure the water supply was becoming more available and farmers were motivated to adopt the rice farming technology and the management of rice cultivation. The degree of technology adoption was considered as optimum and economically was feasible, as indicated by the value of R/C between 1.98 and 2.15, with the profitability of 49.6 percent to 53.5 percent. The partial budgetting analysis showed the B/C marginal of 2.59 and growing Ciherang rice variety is considered to be profitable

    Penanggulangan Kemiskinan pada Petani Berlahan Sempit di Agroekosistem Lahan Kering Dataran Tinggi Berbasis Sayuran

    Full text link
    Poverty Alleviation for Small Scale Farmers in Horticulture Based Upland. The strategyof Agricultural development is directed to improve the income of farmers and ruralsociety, especially small scale farmers. This study was conducted in upland area of AgamDistrict, West Sumatera. The dominant crops cultivated in this area were horticulture,mainly vegetables. The results of the study showed that agricultural sector contributedabout 89.2 percent of household income for the good access area and about 67.8 percentfor the poor access area. Based on the status and stability of income, the results showedthat the medium income level had a high stability

    Dampak Penerapan Teknologi Usahatani Kedelai di Agrosistem Lahan Kering terhadap Pendapatan Petani

    Get PDF
    Soybean is one of the strategic food commodities in Indonesia. The domestic production of soybean decreases continuously in line with the sharp decline of the planted area. ´lo fulfrll the domestic demand for soybean, impor was conducted. From ther farmers´ side, the decrease in the planted area shows the low participation of farmers in planting the crop. Efforts to increase soybean production toward self-reliance area not only related with the technical aspects, but also strategies to strengthen farmer´s parlicipation is soybean production increasing. The study was conducted in Garut District, West Java Province in May 2009 with using survey methods. The data was collected with interview toward 64 of farmer´s sample. The result of study showed aboutthe level of farmer´s o1´ technology adoption is still under recommendation by government. In other hand, the activities of soybean farming in the farmer´s level are shows feasibilities with R/C value is more one. Key words farmers participation, upland, soybean farming, lechnology adoptio

    Kebijakan Antisipatif Dan Strategi Penggalangan Petani Menuju Swasembada Jagung Nasional

    Full text link
    Jagung merupakan komoditas strategis bagi perekonomian nasional, karena selain sebagai bahan pangan juga menjadi bahan baku utama pakan ternak. Dengan meningkatnya kebutuhan jagung nasional, maka pengembangan produksi jagung menuju swasembada harus tetap dilakukan secara konsisten. Swasembada jagung yang telah dicapai pada tahun 2009 terus dipertahankan dan ditingkatkan untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka pengembangan pertanaman jagung hibrida dan komposit produksi tinggi perlu terus diperluas. Dengan melaksanakan program SLPTT, BLBU dan CBN yang didukung partisipasi petani di wilayah pengembangan menjadi syarat mutlak menuju swasembada berkelanjutan

    Kebijakan Pengembangan Budi Daya Kedelai Menuju Swasembada Melalui Partisipasi Petani

    Full text link
    Kedelai merupakan salah satu komoditas pangan yang strategis di Indonesia. Dengan kedudukan kedelai sebagai komoditas palawija yang kaya akan kandungan protein nabati yang dalam pemanfaatannya memiliki kegunaan yang beragam, terutama sebagai bahan baku industri makanan (tempe, tahu, tauco dan susu kedelai) dan bahan baku industri pakan ternak. Berdasar kondisi tersebut, kebutuhan kedelai terus meningkat dari tahun ke tahun namun produksi kedelai domestik tidak dapat mengimbanginya, sehingga untuk mencukupinya harus impor. Produksi kedelai dalam negeri terus menurun secara tajam sejalan dengan penurunan areal tanam. Menurunnya areal tanam kedelai sebagai akibat rendahnya partisipasi petani dalam menanam kedelai, karena budidaya kedelai yang diusahakan tidak memberi keuntungan yang layak kepada petani. Hal tersebut, karena terbatasnya ketersediaan teknologi dan rendahnya adopsi teknologi di tingkat petani serta rendahnya tingkat harga yang diterima, sehingga menurunnya nilai tukar petani. Program kebijakan insentif dengan kegiatan penguatan kelembagaan dan pembiayaan yang dilaksanakan melalui penggalangan partisipasi petani dalam wadah kelompok tani yang disertai pembinaan melalui sekolah lapang merupakan strategi untuk meningkatkan produksi serta mengurangi impor kedelai dan menuju swasembada kedelai. Penerapan teknologi budidaya perlu didukung dengan memperkuat kebijakan pemerintah dalam agribisnis kedelai, seperti penyediaan benih unggul bermutu dan pupuk bersubsidi, pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman), manajemen pasca panen, penetapan harga dasar, kegiatan penyuluhan melalui kelompok tani serta kemudahan teknologi dan rangsangan insentif lainnya bagi petani. Dengan kondisi, tersebut dapat memperkuat tingkat partisipasi dan minat petani untuk memproduksi kedelai dengan penerapan teknologi yang disediakan, khususnya pengembangan program SLPTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu) dan BLBU (Bantuan Langsung Benih Unggul) yang berkesinambungan di tingkat USAhatani
    corecore