20 research outputs found

    Resezione endoscopica di un fibroma ossificante interessante il seno etmoidale, l’orbita e il basicranio anteriore: case report e revisione della letteratura

    Get PDF
    Il fibroma ossificante è un tumore fibro-osseo benigno che solo raramente interessa il seno etmoidale e l’orbita. Viene classificato come una lesione fibro-ossea benigna, una dicitura che raggruppa una discreta varietà di lesioni riportate in letteratura. Una tendenza alla recidiva con importanti sequele ha rapresentato la spinta verso una resezione open en bloc nelle forme extramandibolari di questo tipo di lesione. La continua evoluzione delle tecniche di endoscopia endonasale ha reso possibile la resezione delle grandi lesioni benigne nasali e cefalo-nasali. Gli autori descrivono l’asportazione completa di un voluminoso fibroma ossificante interessante seno etmoidale, orbita e basicranio anteriore in una paziente di 65 anni in buone condizioni generali. La paziente non ha avuto complicanze postoperatorie ed è stata dimessa in sesta giornata. La paziente è al momento al quinto anno di follow-up e si presenta libera da malattia. L’asportazione endoscopica del fibroma ossificante endonasale è un’ottima scelta terapeutica nelle mani del chirurgo esperto. I vantaggi della tecnica includono la visualizzazione diretta della neoformazione e la sua maggiore magnificazione, che portano a una riduzione delle complicanze intra e postoperatorie. L’outcome estetico è ovviamente eccellente per l’assenza di cicatrici

    Endonasal endoscopic resection of ossifying fibroma involving the ethmoid sinus, orbit and anterior skull base: Case report and literature review|Resezione endoscopica di un fibroma ossificante interessante il seno etmoidale, l’orbita e il basicranio anteriore: Case report e revisione della letteratura

    No full text
    Ossifying fibroma is a benign fibro-osseous tumour that rarely involves the ethmoid sinuses and orbit. It is classified as a benign fibroosseous lesion, a term that is synonymous with a variety of lesions reported in the literature. Recurrence rate with deleterious effects in cases of extramandibular ossifying fibroma is the impetus for open en bloc resection of the tumour. Continuously evolving techniques in endonasal endoscopic sinus surgery has rendered resection of large benign sinonasal and cephalonasal tumours possible. The authors report a case of ossifying fibroma involving the ethmoid sinus, orbit and anterior skull base in a 65-year-old previously healthy woman completely resected by endonasal endoscopic sinus surgery. The patient was free from postoperative complications and was dismissed from hospital on the sixth postoperative day. At present, the patient is disease-free at a regular five-year postoperative follow-up. Endonasal endoscopic resection of sinonasal ossifying fibromas is an excellent therapeutic option when performed by a surgeon experienced in endoscopic sinonasal surgery. The advantages of an endonasal endoscopic approach include direct visualization, enhanced visibility and magnification resulting in decreased intraoperative and postoperative morbidity. Aesthetic outcome is excellent in the absence of facial scars

    Hubungan Kompetensi Keselamatan Pasien, Iklim Kerja, Kerja Tim dengan Kejadian Tidak Diharapkan.

    No full text
    Keselamatan pasien adalah kondisi pasien bebas dari cedera yang tidak seharusnya terjadi yang masih bisa dihindari atau bebas dari risiko dan cedera yang berpotensial akan terjadi. Keselamatan pasien bertujuan melindungi pasien dari tindakan atau asuhan yang berpotensi menimbulkan dampak negatif. Dengan prinsip keselamatan pasien yang baik diharapkan dapat mencegah kejadian yang tidak diharapkan selama pasien dirawat. Kejadian yang tidak diharapkan (KTD) pada suatu pelayanan kesehatan akan sangat merugikan konsumen. KTD merupakan kerugian pada pasien akibat asuhan klinis yang salah dan beresiko menimbulkan kekhawatiran dalam dunia kesehatan baik berupa materi, keuangan maupun dalam bentuk yang lain. Kompetensi keselamatan pasien mengacu pada pengetahuan, keterampilan dan sikap tentang keselamatan pasien yang diperlukan dalam pelayanan perawatan kesehatan yang aman. Perawat adalah salah satu profesi yang sangat berperan penting dalam penyembuhan pasien. Perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan kompetensi yang baik, kehadiran profesi perawat sangat membantu memberikan perawatan yang lebih holistik kepada pasien sehingga perawat sangat berperan penting dalam meminimalkan kejadian tidak diharapkan. Penelitian ini dilakukan di RSUD dr H Jusuf SK Tarakan Kalimantan Utara dengan tujuan untuk mengetahui hubungan kompetensi keselamatan pasien, iklim kerja, Kerja tim dengan kejadian yang tidak diharapkan oleh perawat rawat inap. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional pada perawat di ruang rawat inap rsud dr H Jusuf SK. Populasi dari penelitian ini berjumlah 350 perawat ruang rawat inap dan sampel penelitian sebanyak 190 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Pengambilan data penelitian berlangsung pada bulan Mei 2022. Peneliti menggunakan empat kuesioner, kompetensi keselamatan pasien menggunakan instrumen yang bersumber dari Health professional education in patient safety survey (H-PEPSS) yang berjumlah 14 pertanyaan, sedangkan iklim kerja dan kerja tim menggunakan instrumen safety attitudes questionnaire (SAQ) dimana iklim kerja terdiri dari 4 pertanyaan dan kerja tim 6 pertanyaan sedangkan KTD menggunakan instrumen KTD diukur dengan laporan perawat tentang frekuensi terjadinya 4 jenis insiden dalam satu tahun terakhir yang terdiri dari 4 pertanyaan. Penilaian jawaban pertanyaan menggunakan skala likert 5 poin dan untuk KTD menggunakan 4 poin.Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan karakteristik demografi responden dan analisis tiap variabel berdasarkan nilai mean, median, nilai tertinggi dan terendah tiap variabel. Hasil analisis bivariat ditemukan ada hubungan yang signifikan antara kompetensi keselamatan pasien dengan KTD, ada hubungan iklim kerja, kerja tim dengan KTD. Uji statistic ditemukan nilai r square sebesar 0.930 (93%) sehingga dapat diartikan bahwa seluruh variabel independen secara bersama-sama dapat mempengaruhi kejadian tidak diharapkan sebesar 93% dan sisanya sebanyak 7% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian. Kompetensi keselamatan pasien dan iklim kerja memiliki hubungan yang paling dominan terhadap kejadian yang tidak diharapkan dengan nilai koefisien regresi (B) sebesar 4.260 dan 3.371. Semakin baik kompetensi perawat terkait keselamatan pasien maka kejadian tidak diharapkan semakin berkurang. Pendidikan perawat sangat mendukung kompetensi perawat dimana semakin tinggi Pendidikan seorang perawat maka kompetensi keselamatan pasien akan semakin baik. Semakin baik iklim kerja maka kejadian tidak diharapkan semakin berkurang ini dikarenakan rata-rata perawat yang bekerja memiliki pengalaman kerja diatas lima tahun sehingga dengan pengalaman perawat dapat menunjang pengetahuan dan menurunkan kejadian tidak diharapkan. Harapan bahwa penelitian ini menjadi gambaran bagi manajemen keperawatan mengenai kejadian tidak diharapkan di ruang rawat inap sehingga bisa jadi dasar untuk mengambil kebijakan dalam mengurangi kejadian tidak diharapka

    A Tet-Inducible CRISPR Platform for High-Fidelity Editing of Human Pluripotent Stem Cells

    No full text
    Pluripotent stem cells (PSCs) offer an exciting resource for probing human biology; however, gene-editing efficiency remains relatively low in many cell types, including stem cells. Gene-editing using the CRISPR-Cas9 system offers an attractive solution that improves upon previous gene-editing approaches; however, like other technologies, off-target mutagenesis remains a concern. High-fidelity Cas9 variants greatly reduce off-target mutagenesis and offer a solution to this problem. To evaluate their utility as part of a cell-based gene-editing platform, human PSC lines were generated with a high-fidelity (HF) tetracycline-inducible engineered Streptococcus pyogenes SpCas9 (HF-iCas9) integrated into the AAVS1 safe harbor locus. By engineering cells with controllable expression of Cas9, we eliminated the need to include a large Cas9-expressing plasmid during cell transfection. Delivery of genetic cargo was further optimized by packaging DNA targeting guide RNAs (gRNAs) and donor fragments into a single plasmid backbone. The potential of homology-directed repair (HDR) based gene knock-in at the CLYBL safe harbor site and endogenous SOX2 and SIX6 genes were demonstrated. Moreover, we used non-homologous end-joining (NHEJ) for gene knockout of disease-relevant alleles. These high-fidelity CRISPR tools and the resulting HF-iCas9 cell lines will facilitate the production of cell-type reporters and mutants across different genetic backgrounds
    corecore