19 research outputs found

    Produktifitas Penggunaan Waktu Kerja Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Ahmad Yani Pekanbaru

    Full text link
    Performance has an important position in management and organization. One dimension in the performance benchmark is the use of time in work. The work time of the nurse is the pattern of working time utilization for the nursing activity in accordance with the main task and its function in accordance with the job description that is 80 percent. The purpose of this study is to describe the productivity of the nurses working time in the hospital. The method in this reseach is qualitative approach which conducted by observation participation to create a description of the working time USAge. Data collection techniques use observation sheets and interview guides and document tracking. In this research, there are 6 informants namely Head of Nursing, Nursing Coordinator and 4 nurses. Data analysis using triangulation. Result, The forms of nurse activity consist of: productive nursing (direct and indirect), personal and non-productive activities. Show that the use of productive work time of nurse is 42,4 percent (that is direct activity 19,6 percent and indirect nursing activity 22,8 percent) and non productive 57,6 percent. Conclusion the productivity of nurse work time is not optimal and more dominated by non productive activities such as: talking outside the main task, watching TV, using gadgets or outdoors for other activities. Keyword: Hospital, Nurse, Productivity, Working tim

    Leadership and Communication Effectiveness on Patient Safety Teamwork Ibnu Sina Islamic Hospital Pekanbaru Riau

    Full text link
    Patient safety is a priority in hospitals services. Implementation of patient safety are expected to minimize the risk of adverse event. Committee of Patient Safety in Hospitals invite all stakeholders to be more attention on patient safety issues. However, in the process, teamwork seems not effective. Leadership is one of the characteristics that an teamwork should have. Various patient safety studies have been done and the result is communication also affects the efficiency of teamwork. This study was aimed to evaluate leadership and communication effectiveness  of patient safety teamwork in Ibnu Sina Islamic Hospital, Pekanbaru, Riau. This study  used a mixed method exploratory sequential design. In-depth interview and observation were used to explore  perception and behavior that describe leadership and communication effectiveness on patient safety teamwork. A Survey using questionnaires were used to categorize  perception of both aspects into YAKKUM competency level. Data were analyzed qualitatively using open code 3.6 and quantitatively through frequency distribution. All member of patient safety team participated in the study. The results of study, Of the 42 cases reported incidents, there were 45.22% medication error cases, in which 2.38% result in death and 50% were not analyzed. There were no reports of internal and external work done by  team. The effectiveness of leadership and communication still at level 2nd and 3rd. The Conclusion of the research was leadership and communication effectiveness on this team is not optimal and predominantly used passive leadership. Round of Patient Safety (RPS), The SBAR Tools, reward and punishment are recommended in this study.&nbsp

    Family Planning Unmet Need; Determinant Factors and Strategy Design Through Health Management Approach and Fishbone Analysis in Riau Province, Indonesia

    Full text link
    The high number of unmet needs for Family Planning (FP) in Indonesia has an effect on birth spacing and the number of parities so that there is a high risk of maternal and infant mortality. Based on data from the Family-Program Performance and Accountability Survey (PPAS) from the National Population and Family Planning Board (NPFPB) in 2019, 51% of Fertile Age Women (FAW) were not willing to use FP. This study aims to describe the determinant factors and strategies to reduce the incidence of unmet needs for FP. The method used was a quantitative descriptive study conducted in July-September 2021. The data collection technique analyzed the program performance and accountability survey report data from NPFPB in 2019 (secondary data). The result was that the determinant factors of the unmet need for FP include: age 30-49 years (60.1%), parity having 6 or more children (73.6%), reasons for fertility (32.89%), being against using (7.9%), lack of knowledge about 8 modern FP tools/methods (15.5%), reasons for FP tools/methods (34.65%). Meanwhile, the majority of information on FP was obtained through television (91.9%), direct information through midwives/nurses (77.5%). The strategy to reduce the number of unmet need for FP was through a health management approach with five stages, namely: 1. Assessment to identify the number of Fertile Age Couple (FAC) unmet need for FP, demographic characteristics, and reasons for not using contraceptive tools/methods: 2. Mapping step, case mapping per region, 3. Planning, service planning process, 4. action, service delivery based on planning, 5. Evaluation monitoring stage, monitoring process, and activity evaluation. Six management elements are used for fishbone analysis, namely: man, money, method, material, machine, and market. It requires a high commitment to all stakeholders so that the implementation of the strategy can be realized

    Phenomenology Study: Pregnancy Women Myth in Malay Community Dumai City, Indonesia

    Full text link
    This study aims to analyze the pregnant women myths in the Malay community of Dumai City, Indonesia. The qualitative research: Phenomenology Study. The total informants were 11 participants (Pregnant women, shaman, midwife, and Primary Health Care Heads). Data collection through in-depth interviews and non-participant observation. Data analysis uses content analysis. The results showed that three things were during pregnancy, namely: cultural tradition in pregnant, food consumption, and activities. That even for pregnant women in “Lenggang Perut” (seven months pregnant ceremony). Use porcupines, scissors, and needles in the body to avoid the devil. Cannot consume sugar water from “Tebu” (a kind of sweet plant), pineapple, and “Tape” (food from cassava fermentation) because it will cause bleeding or abortion. Prohibited activities, bathing at night, sitting in front of the door, for early gestation may not leave their homes and still visit shamans. Until now, this myth is still practiced by pregnant women in the Malay community, although there is no empirical research that proves the real impact of the myth

    COLLECTIVE LEADERSHIP ERA POSTMODERN

    Full text link
    Dalam perkembangannya, praktek pemimpin dan kepemimpinan akan selalu mengikuti dinamika zaman dan perkembangan peradaban manusia, termasuk didalamnya mengikuti dinamika dan perkembangan ilmu dan teknologi, akan tetapi meskipun demikian prinsip dasar dari kepemimpinan tentu tidak pernah berubah. Secara filosofis kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang berorientasi kepada dua arah sekaligus, yakni mengacu kepada tujuan organisasi (goal oriented), dan bersamaan juga memperhatikan kebutuhan anggota yang dipimpinnya (member oriented) Sedangkan dinamika dan eksistensi Kepemimpinan di era postmodern adalah sebuah konsep kepemimpinan yang harus senantiasa dituntut untuk megedepankan pencapiaan visi bersama yang telah disepakati. Kepemimpinan ini menaruh perhatian pada budaya dan lambang-lambang makna yang dibentuk individu atau kelompok. Model ini juga fokus pada intrepretasi dari setiap individu di dalam organisasi. Konsep kepemimpinan postmodern juga tidak bisa dilepaskan dari sebuah wacana atau diskursus yang terjadi diruang publik, seperti media masa, internet dan media sosial, bahkan tidak jarang kepemimpinan di postmodern ini lahir dari ruang diskurus tersebut yang meungkinkan siapapun bisa lahir menjadi seorang pemimpinan tanpa harus memandang kasta, ras, agama dan identitas primordialisme lainnya. Betapa kontras apabila dibandingkan dengan konsep ideal kepemimpinan dimasa lalu, seperti yang dapat kita dilacak dari pemimpin-pemimpin atau raja-raja pada abad Pertengahan di Barat yang cenderung oligarki dan terbatas pada kalangan tertentu saja, sehingga menutup peluang bagi calon-calon pemimpin diluar lingkaran kekuasaan. Tentu akan lebih menarik apabila membahas konsep dan implementasi kepemimpinan kolektif postmodern pada sejumlah organisasi strategi seperti institusi pendidikan, Insitusi pemerintahan, Instsitusi Agama dan Insititusi bisnis. karena sejatinya keempat institusi tersebut merupakan role model sekaligus subjek strategis yang mampu berperan sebagai faktor penentu perubahan sebuah bangsa dan negara

    KONSEP DASAR MANAJEMEN KESEHATAN

    Full text link
    Istilah Manajemen kesehatan sering disebut sebagai suatu proses kegiatan atau suatu seni untuk mengatur dan menggerakkan para petugas sumber daya manusia dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengawasi semua kegiatan pelayanan kesehatan dalam organisasi dalam upaya untuk: (1) Mengetahui adanya persoalan pelayanan kesehatan (2) Mendefinisikan persoalan pelayanan kesehatan (3) Mengumpulkan fakta-fakta yang terkait dengan pelayanan kesehatan (4) Data dan informasi yang timbul dalam pelayanan kesehatan (5) Menyusun alternatif penyelesaian persoalan pelayanan kesehatan (6) Mengambil keputusan pelayanan kesehatan dengan memilih salah satu alternatif penyelesaian dan melaksanakan keputusan serta tidak lanjut untuk mencapai tujuan yang harus di capai. Maka dari itu Dalam kegiatan atau pelayanan kesehatan masyarakat memerlukan pengaturan yang baik, agar tujuan tiap kegiatan atau program itu tercapai dengan baik. Proses pengaturan kegiatan ilmiah atau ilmu seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien dan efektif serta rasional untuk mencapai tujuan. Buku ini menyajikan pembahasan mengenai perencanaan kesehatan secara teoritis dan praktis untuk memudahkan mahasiswa dan para pembaca memahami dan mempraktikkan perencanaan kesehatan dalam kehidupan nyata. Mulai dari konsep dasar, membaca peluang kesehatan, step by step perencanaan, studi kelayakan kesehatan, hingga perencanaan kesehatan model kesehatan yang efektif dan efisien. Oleh karena itu buku ini hadir kehadapan sidang pembaca sebagai bagian dari upaya diskusi sekaligus dalam rangka melengkapi khazanah keilmuan dibidang manajemen kesehatan, sehingga buku ini sangat cocok untuk dijadikan bahan acuan bagi kalangan intelektual dilingkungan perguruan tinggi ataupun praktisi yang berkecimpung langsung dibidang kesehatan

    PRILAKU KONSUMEN (RUANG LINGKUP DAN KONSEP DASAR)

    Full text link
    Perilaku konsumen bisa diartikan sebagai studi tentang individu-individu, kelompok maupun organisasi mengenai segala kegiatan yang berkaitan dengan pembelian, penggunaan atau pun pembuangan barang atau jasa. Perilaku konsumen ini bisa berupa respon emosional, mental atau pun segala hal yang menjadi faktor dasar dalam melakukan tindakan konsumtif. Perilaku dapat diartikan sebagai tindakan, aktivitas, atau kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mencapai atau mendapatkan sesuatu. Perilaku ini dapat dipengaruhi oleh diri sendiri (internal) maupun disebabkan oleh pengaruh dari luar (eksternal). Perilaku internal bisa menjadi bagian dari karakter atau hasrat yang dimiliki orang tersebut. Sedangkan perilaku eksternal adalah hal-hal persuasif yang membuat seseorang tersebut tergiur terhadap sesuatu. Makna Konsumen sendiri adalah orang-orang yang menggunakan, mengonsumsi atau bisa saja memberdayakan produk-produk tertentu. Konsumen dalam bisnis merupakan bagian dari segmentasi pasar yang selalu menjadi perhatian agar pangsa pasar dapat tepat sasaran. Jadi konsumen adalah bagian penting dalam kegiatan bisnis karena akan berpengaruh terhadap jumlah jual dan profit yang ingin dicapai. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bersama bahwa Perilaku Konsumen adalah sifat-sifat abstrak yang dimiliki individu maupun kelompok dalam melakukan pencarian, penilaian dan pengaturan barang atau jasa. Proses ini berkaitan dengan unsur waktu, biaya dan usaha yang dimiliki setiap orang sehingga tujuan yang hendak dicapai utamanya adalah agar konsumen dapat melakukan pembelian. Ruang lingkup perilaku konsumen juga mendeskripsikan beberapa bagian atau hal penting berkaitan dengan tindakan atau sikap konsumen terhadap sebuah produk atau jasa. Ruang lingkup ini bisa terdiri dari beberapa unit atau kelas sehingga jika diteliti satu per satu maka akan membantu dalam memaksimalkan apa maksud dari perilaku konsumen ini
    corecore