5 research outputs found

    Karakteristik Fisiko-kimia Radiofarmaka 99mtc-human Serum Albumin (Hsa)-nanosfer

    Full text link
    Metode lymphoscintigraphy (limfosintigrafi) adalah metode diagnosis yang dilakukan dengan menyuntikkan sediaan radiofarmasi yang berbentuk nanokoloid dengan ukuran ideal 100-200 nm, bertanda radionuklida teknesium-99m (99mTc) secara intradermal, subkutan atau peritumoral. Pergerakan radiofarmaka tersebut dideteksi dari luar tubuh dengan kamera gamma atau probe khusus untuk limfosintigrafi yang dilakukan secara paralel dengan pembedahan tumor/kanker terutama kanker payudara (breast cancer). Tahun 2006 dan 2007 telah berhasil diteliti pembuatan sediaan 99mTc-HSA-nanosfer yang merupakan salah satu sediaan nanokoloid yang bersifat biodegredable dan bioavailable. Pada tahun 2008 dipelajari karakteristik fisiko-kimianya, meliputi: kemurnian radiokimia, pH sediaan, lipofilisitas, besarnya ikatan dengan protein plasma, muatan listrik, kestabilan pada penyimpanan pada suhu tertentu dan kestabilan plasmatiknya. Hasilnya menunjukkan bahwa radiofarmaka 99mTc-HSA-nanosfer mempunyai kemurnian radiokimia 92,1± 2,6%, pH sediaan 6,5–7, angka lipofilisitasnya 0,127±0,03, ikatan dengan protein plasma 89,6 ± 1,2% dan mempunyai muatan listrik netral. Setelah 30 menit disimpan pada temperatur kamar kemurnian radiokimianya turun menjadi 71%, sedangkan apabila disimpan pada temperatur 4oC (lemari es) sampai satu jam kemurnian radiokimianya masih > 90%. Kestabilan plasmatik yang ditentukan secara in-vitro menunjukkan bahwa kemurnian radiokimia turun secara drastis, dimulai dari 30 menit kemudian 1 jam, yaitu sebesar 61,8 % dan 55,9%, tetapi pada 2, 3 dan sampai 4 jam berikutnya angka ini tidak berubah signifikan yaitu 57,8%, 51,2%, 52% dan setelah 24 jam menjadi 8,2%

    Karakteristik Fisiko-kimia Dan Bioafinitas 99mtc-glukosa-6-fosfat Terhadap Jaringan Tumor Dalam Hewan Model

    Get PDF
    KARAKTERISTIK FISIKO-KIMIA DAN BIOAFINITAS 99mTc-GLUKOSA-6-FOSFATTERHADAP JARINGAN TUMOR DALAM HEWAN MODEL. Senyawa bertanda 99mTc-glukosa-6-fosfat apabila disuntikkan ke dalam tubuh manusia akan terakumulasi di dalam jaringan atauorgan yang tingkat metabolismenya relatif lebih cepat atau lebih tinggi seperti halnya sel-selkanker atau tumor Maligna dari pada organ atau jaringan lainnya yang normal, sehingga dapatdigunakan untuk mendeteksi keberadaan dan viabilitas sel-sel Maligna di dalam tubuh manusia.Telah dikembangkan metode baku preparasi kit-kering glukosa-6-fosfat yang akanmenghasilkan kit-diagnostik yang memenuhi persyaratan. Karakteristik fisiko-kimia 99mTcglukosa-6-fosfat yang ditentukan meliputi kemurnian radiokimia menggunakan metodekromatografi kertas dan lapis tipis, lipofilisitas menggunakan metode partisi n-oktanol/air,besarnya ikatan dengan protein plasma ditentukan dengan metode pengendapanmenggunakan larutan TCA 20 %, muatan listrik menggunakan metode elektroforesis kertas.Stabilitas sediaan baik berupa kit-kering maupun senyawa bertanda ditentukan dengan metodekromatografi. Adapun tingginya afinitas terhadap sel kanker dibuktikan dengan menyuntikkansenyawa tersebut ke dalam tubuh hewan model yang mempunyai jaringan tumor artifisial didalam tubuhnya. Hasilnya menunjukkan bahwa kit kering glukosa-6-fosfat stabil sampai 20minggu pada penyimpanan di lemari es (4 oC), sedangkan senyawa bertanda 99mTc-glukosa-6-fosfat stabil pada temperatur kamar sampai 2 jam setelah penandaan dengan kemurnianradiokimia yang diperoleh sebesar 94,4 ± 2,25 %. Radioaktivitas dari 99mTc-perteknetat yangdapat ditambahkan ke dalam kit-kering tersebut sekitar 5-30 mCi dengan volume tidak lebih dari3 mL. Senyawa bertanda 99mTc-glukosa-6-fosfat mempunyai sifat hidrofilik dengan koefisienpartisi octanol/air (P) sebesar 1,09 ± 0,45 dan tingginya ikatan dengan protein plasma sebesar81,26 ± 12,74 %. Rasio akumulasi pada jaringan tumor (target) terhadap jaringan normal (nontarget)otot dan hati masing-masing sebesar 4 kali (400 %) pada 60 menit pasca injeksi (p.i)dan 2,5 kali (250%) pada 45 menit p.i. Diharapkan senyawa bertanda tersebut dapatmengsubstitusi kebutuhan akan 18FDG-(flouro dioxy glucose bertanda F-18) bagi kedokterannuklir yang tidak memiliki fasilitas cyclotron dan PET yang harganya sangat mahal, untuk dapatmendeteksi adanya tumor

    Pembuatan Dan Karakterisasl Fisikokimia Kit Radiofarmaka 99mtc-hida Untuk Penyidik Sistem Hepatobiliar

    Full text link
    PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI FISIKOKIMIA KIT RADIOFARMAKA 99mTc-HIDA UNTUK PENYIDIK SISTEM HEPATOBILIAR. Senyawa HIDA atau [N­(2,6-dietil asetanilid)-iminodiasetat] setetah ditandai dengan radionuklida teknesium-99m mempunyai kemampuan farmakodinamik untuk mempelajari sistem hepatobiliar. Penelitian terdahulu baru sampai pada tahap pembuatan kit cair radiofarmaka HIDA, maka pada penelitian ini dilakukan pembuatan kit kering HIDA dan penentuan sifat fisikokimianya yang meliputi: kestabilan kit kering dalam penyimpanan, lipofilisitas (P) datam oktanol-air, ikatan dengan protein plasma, dan kestabilan radiofarmaka 99mTC-HIDA setelah disimpan pada temperatur kamar. Kemumian radiokimia ditentukan secara kromatografi kertas menggunakan kertas Whatman l dengan dua macam pelarut yaitu aseton kering dan natdum klorida fisiologis. Lipofitisitas (P) 99m Tc-HIDA ditetapkan melalui penentuan koefisien partisinya dalam pelarut oktanol-air. Ikatan protein plasma sediaan ditentukan secara in-vitro dengan metode pengendapan menggunakan larutan asam trikloro asetat (TCA) 5% Uji stabilitas kit kering HIDA menunjukkan bahwa kit tetap stabil sampai 4 bulan penyimpanan pada temperatur + 4°C dengan kemurnian radiokimia 85,58 ± 0,78%, lipofilisitas (P) sebesar 0,833 ± 0,14, ikatan protein plasma manusia sebesar 40,42 ± 2,85 %. Demikian pula sediaan 99mTC-HIDA masih stabil setelah disimpan pada ternperatur kamar selama 6 jam dengan kemurnian radiokimia sebesar 94,40 ± 0,92 %

    Pengembangan Pembuatan Teknesium-99m Nitridopentana-2,4-dion Bis(n-metiltiosemikarbazon) sebagai Sediaan Radiofarmasi

    Full text link
    PENGEMBANGAN PEMBUATAN TEKNESIUM-99m NITRIDOPENTANA-2,4-DION BIS(N-METILTIOSEMIKARBAZON) SEBAGAI SEDIAAN RADIOFARMASI. Pembuatan senyawa teknesium-99m nitrido pentana-2,4-dion bis(N-metiltiosemikarbazon) (99mTcNPETS) telah dilakukan menggunakan donor nitrogen natrium azida. Akan tetapi metode ini mempunyai beberapa keterbatasan untuk penggunaan dalam kedokteran nuklir, khususnya mengenal sterilitas dan apirogenitas dan radiofarmaka. Pada penelitian ini telah dikembangkan alternatif lain dalam pembuatan senyawa 99mTcPETS teras nitrido melalui reaksi substitusi antara senyawa 99mTc≡N perantara berupa senyawa 99mTcNCI2(PPh3)2 dengan ligan PETS. Kondisi pembentukan senyawa perantara 99mTcNCl2(PPh3)2 dengan efisiensi penandaan 90% dicapai pada pemakaian 0,976 mg S-metilditiokarbazat, 1,050 mg PPh3, 10 µL HCI 10M, dengan waktu inkubasi selama 15 hingga 30 menit pada temperatur 80 °C, serta pemakaian 1,026 mg PETS, pH 7 dengan waktu inkubasi selama 15 hingga 45 menit pada temperatur yang sama untuk reaksi substitusi membentuk 99mTcNPETS. Dengan efisiensi penandaan ≥ 90%. Efisiensi penandaan 99mTcNPETS diketahui dari kemurnian radiokimianya yang ditentukan secara kromatografi lapis tipis menaik menggunakan plat silika gel 60 dengan 2 macam pelarut, masing-masing pelarut campuran etanol-kloroform-toluen-amonium asetat 0,5M: pH 7 (6 : 3 : 3 : 1) dan pelarut campuran metanol-asetonitril-THF-amonium asetat 0,5M; pH 7 (3 : 3 : 2 : 2). Uji stabilitas senyawa 99mTcNPETS terhadap waktu penyimpanan menunjukkan bahwa setelah disimpan selama 4 jam pada temperatur kamar, senyawa tersebut masih stabil dengan tingkat kemurnian ≥ 90
    corecore