6 research outputs found

    Spatial Variability of Fruit and Seedling Growth of Mindi (Melia Azedarach L.) in Community Forest, West Java, Indonesia

    Full text link
    Mindi (Melia azedarach L.) is mostly found in community forests of West Java. One of the important factors affecting productivity of community forests is the use of quality seed. Due to scarcity of seed sources, however, seed quality is not easily available. Currently, community forests serve also as ad hoc seed sources that are usually without appropriate quality assessment. This research was aimed to determine baseline information on spatial variability of mindi fruits collected from five seed sources, and seedling growths treated in seven different growing media consisting mixtures of soil, rice husk, sand and cattle manure. Five mindi populations were selected in the following villages: Nagrak (Bogor), Babakan Rema (Kuningan), Padasari (Sumedang), Sukakarya (Bogor) and Gambung (Bandung). The results showed that variability of seed dimension (CV=4.82-14.37%) and seedling growth (11.79-21.77%) were moderate. The mindi fruits from Nagrak were found to be the biggest in terms of size (1.22 ± 0.17 cm), weight (0.40 ± 0.04 g), and seed set (85.47 ± 15.09%). In addition, the seedling growth from Nagrak was also better than those of other villages showing its potential for future seed sources. Growing media containing cattle manure were observed consistently to be the best for seedling growth. The findings are useful in supporting scientifically the selection of seed sources from community forests

    DNA Barcoding of Rattan (Arecaceae) From Gunung Walat Education Forest, Sukabumi-West Java

    Full text link
    Rattan is a forest plant that has high economic and ecological value. This species grows in various habitats because of its good adaptability. Gunung Walat education forest (GWEF) is an ex-situ conservation location owned by IPB University and rattan conservation potential. In 2005 rattan were planted in this area from some material source in Indonesia, but the information regarding its identity was still limited. Therefore, this study aims to identify rattan in GWEF using barcode methods. Four barcoding those were rbcL, matk K, psbA-trnH, and ITS 1 was used for this purpose. Molecular analysis was conducted through DNA extraction using the CTAB method, DNA quality and quantity observation using electrophoresis and Polymerase Chain Reaction (PCR) amplification. The result of this research showed that DNA barcodes show a differen

    Sifat Kimia dan Proksimat Kayu Tekan Pinus Merkusii

    Full text link
    Kayu memiliki sifat dasar bervariasi berdasarkan jenis dan dalam satu jenis dipengaruhi oleh faktor genetic dan lingkungan. Pembentukan kayu reaksi selama pertumbuhan pohon diikuti oleh perbedaan sifat dasar kayu. Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan kadar komponen kimia kayu tekan dan oposit Pinus merkusii Jungh et de Vriese dan pengaruhnya terhadap sifat kayu sebagai bahanenergi. Sampel kayu tekan dan oppsit yang diambil dari potongan kayu berbentuk disk dibuat serbuk berukuran 40-60 mesh. Kadar komponen kimia kayu tekan dan oposit diuji denganmerujuk pada standar TAPPI-1990 dan analisis prosimat merujuk pada standar ASTM-1983. Hasil penelitian menunjukan kayu tekan memiliki kadar selulosa dan hemiselulosa lebih rendah dibandingkan dengan kayu oposit, sedangkan kadar lignin kayu tekan lebih tinggi dibandingkan kayu oposit. Kelarutan kayu dalam air dari kayu tekan tekan lebih rendah, sedangkan kelarutan dalam NaOH 1% lebih tinggi dibandingkan kayu oposit.  Kayu tekan memiliki kadar zat terbang lebih rendah dan karbon terikat lebih tinggi dibandingkan dengan kayu oposit sehingga nilai kalor kayu tekan lebih tinggi dibandingkan kayu opositnya.  Karakteristik kayu tekan tersebut dipengaruhi oleh tingginya kadar lignin dan lebih rendahnya kadar holoselulosa dibandingkan dengan kayu oposit. Kata kunci: kayu tekan, kayu oposit, Pinus merkusii, komponen kimia, analisis proksimat, nilai kalor

    Pengaruh Lama Perendaman Zpt Alami Ekstrak Bawang Merah Pada Pertumbuhan Setek Batang Sukun (Artocarpus Altilis Parkinson Ex F.a.zorn)

    Full text link
    Sukun (Artocarpus altilis Parkinson ex F.A.Zorn) yang ada di Indonesia umumnya adalah tanpa biji. Sehingga sangat sulit untuk dikembangkan secara generatif dengan biji. Alternatifnya adalah dengan perkembangbiakan secara vegetatif dengan setek. Faktor penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu setek adalah pembentukan tunas dan akar yang dapat dirangsang dengan zat pengatur tumbuh (ZPT). Salah satu ZPT alami yang dapat digunakan utuk merangsang pertumbuhan akar dan setek adalah ekstrak bawang merah. Penelitian ini adalah untuk mengetahui lama perendaman ekstrak bawang merah terhadap pertumbuhan akar dan tunas setek batang sukun Pengambilan bahan setek sukun dilakukan di kawasan Desa Madapolo, Kecamatan Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. Perlakuan yang diterapkan adalah perbedaan lama perendaman bahan setek batang sukun ke dalam larutan ekstrak bawang merah. Lama perendaman yang diterapkan sebanyak 4 perlakuan, yaitu: 0 menit (kontrol), 10 menit, 20 menit, dan 30 menit. Pengamatan pertumbuhan tunas setek dilakukan selama 12 minggu dan pengamatan akar dilakukan pada akhir pengamatan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa lama perendaman ZPT alami ekstrak bawang merah berpengaruh terhadap pertumbuhan tunas dan akar setek. Jumlah tunas terbanyak pada perlakuan tanpa perendaman ekstrak bawang merah, sedangkan panjang tunas yang tertinggi adalah pada perlakuan perendaman ekstrak bawang merah selama 30 menit, demikian pula untuk jumlah dan panjang akar
    corecore